Sukabumi Update

10 Tahun Tubuhnya Kena Adonan Gula Panas, Ibu di Surade Sukabumi Ingin Dioperasi

SUKABUMIUPDATE.com - Juansah, seorang ibu berusia 50 tahun warga Kampung Cimareme Desa Sukatani, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi mengalami cacat permanen pada kedua tangan, wajah dan tubuh bagian atasnya. 

BACA JUGA: Kisah Perawat Corona di Sukabumi, Semangat Adithya Muncul Setelah Ingat Pesan Mendiang Istri

Kondisi memilukan itu dialaminya setelah kecelakaan yang menimpa 10 tahun lalu. Hidung, mulut dan telinga bagian kirinya bahkan sudah tak berfungsi akibat kena luka bakar. Juansah dengan suara sengau menceritakan awal mula ia mengalami peristiwa memilukan tersebut.

"Saat itu saya sedang hamil tua, mengandung anak keempat. Karena kami keluarga miskin saat itu saya masih membantu suami untuk membuat gula merah," kata Juansah yang saat itu disambangi para relawan komunitas Jampang Peduli (Jampe), Senin (18/5/2020).

BACA JUGA: Muslim Asmi, Warga Purabaya Sukabumi Sedang Berdakwah di AKSI Indosiar

"Saat saya mau memindahkan wajan besar berisi adonan gula mendidih untuk dicetak, tubuh saya yang lagi hamil tua tak mampu angkat wajan besar berisi adonan gula panas itu. Badan tak seimbang, akhirnya wajah dan tangan saya tersungkur dan masuk ke wajan berisi adonan gula panas," lanjutnya dengan air mata yang tak terbendung.

"Saya waktu itu dihadapkan pada dua pilihan. Mau selamatkan tangan dan wajah saya atau perut saya yang kena siram. Saya pilih membungkukan badan ke depan untuk menyelamatkan anak yang ada dalam perut saya," sambung Juansah dengan suara terbata-bata.

Juansah (50 tahun) warga Kampung Cimareme Desa Sukatani, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi saat disambangi relawan komunitas Jampang Peduli (Jampe). | Sumber Foto: Istimewa

Ia mengaku sempat dirawat selama lima hari di sebuah rumah sakit swasta di Kota Sukabumi. Namun lantaran keluarga tak kuat menanggung biaya pengobatan yang semakin membengkak, akhirnya ia lebih memilih untuk pulang.

BACA JUGA: Sedih, Perawat Covid-19 di Kota Sukabumi Curhat Soal Kematian Istri dan Family Distancing

Rangkaian kejadian tak mengenakan belum berhenti. Anak keempatnya lahir secara normal satu minggu setelah ia kejadian, dengan kondisi tubuh Juansah yang masih mengalami luka bakar serius dan belum pulih benar.

"Saat ibu melahirkan, luka ibu masih berdarah. Dan saat ngeden dari luka-luka itu memancar darah," ungkap Rina (26 tahun) anak ketiga Juansah.

BACA JUGA: Mengenal Dayantri, Perawat Asal Palabuhanratu yang Viral saat Jadi Relawan Covid-19 di Wisma Atlet

Ibu dari empat anak ini dalam 10 tahun terakhir kesulitan makan dan bernafas. Ia hanya mengandalkan lubang dari mulutnya yang berdiameter kurang lebih dua sentimeter saja.

10 tahun berlalu, Juansah juga tetap tabah meski ia kembali ditimpa kesedihan saat sang suami meninggalkannya pergi tak lama setelah ia kecelakaan.

BACA JUGA: Cerita Kades Tenjolaut Sukabumi Melarang Kedua Putrinya Mudik

Sayangnya, tiga bulan terakhir kondisi kesehatan Juansah semakin memburuk. Lubang kecil pada hidung sebelah kiri yang ia gunakan untuk bernafas sudah tak dapat lagi ia gunakan karena tertutup gumpalan daging. Dan saat ini mulut sebagai alat makan ia gunakan juga untuk satu-satunya alat pernafasan.

"Saya ingin operasi, karena saya sangat kesulitan bernafas. Namun saya hanya bisa pasrah karena tidak memiliki keuangan yang cukup. Biaya hidup saya mengandalkan anak-anak saya yang juga kesulitan," pungkasnya pasrah.

BACA JUGA: Mali, Kakek 70 Tahun yang Berjasa Seberangkan Warga Perbatasan Sukabumi Cianjur di Sungai Cibuni

Diwawancarai terpisah, Kepala Puskesmas Surade sekaligus dokter yang pernah mengangani Juansah, dr Solitaire E F Ram Mozes menyebut, operasi untuk Juansah tak semudah yang dibayangkan. Ada risiko besar kondisi Juansah menurun apabila dilakukan bedah rekonstruksi besar.

"Sekali operasi bisa berjam-jam, belum tentu fisiknya kuat. Masih ada mekanisme bernafas yang lebih aman tanpa operasi, yaitu lewat mulut. Kalau buat pasien begini kita pakai risk dan benefit jangan sampai kondisi pasien yang walau begini stabil dan sehat bisa panjang usia, gara-gara dibawa ke kamar operasi malah drop di atas meja operasi atau disaat pemulihan kena infeksi. Apalagi kalau kondisinya memburuk, fiks dokter enggak akan berani," kata wanita yang akrab disapa dokter Solly tersebut.

Editor : Herlan Heryadie

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI