Sukabumi Update

23 Orang Diamankan, Kapolres Sukabumi Kota Sebut Pemicu Bentrok Mahasiswa dan Aparat

SUKABUMIUPDATE.com - Kapolres Sukabumi Kota, AKBP Sumarni angkat bicara mengenai aksi tolak Omnibus Law dari Aliansi BEM Sukabumi (ABSI) yang berujung ricuh, Kamis (8/10/2020) sore tadi di depan Gedung DPRD Kota Sukabumi.

AKBP Sumarni menyebut, ketegangan bermula saat ada sekelompok mahasiswa yang datang ke tenga-tengah massa sambil membawa suar. Suar itu dinyalakan di tengah-tengah kerumunan mahasiswa.

"Suar itu hampir dilemparkan ke kerumunan, tapi sudah kami amankan. Terjadi aksi dorong-dorongan, mahasiswa memaksa masuk ke kantor DPRD. Kemudian ada yang melempar batu, (botol) air mineral ke petugas, terjadilah sedikit kericuhan. Akhirnya kami semprot menggunakan water canon," kata Sumarni kepada awak media.

BACA JUGA: Daftar 8 Mahasiswa di RS Bunut, Korban Bentrokan di Depan DPRD Kota Sukabumi

Pasca penyemprotan water canon, lanjut Sumarni, akhirnya massa berhasil dibubarkan. Namun, ia mengaku prihatin aksi demonstrasi berujung ricuh karena dipicu beberapa kelompok mahasiswa.

"Kami juga sudah mempunyai bukti-buktinya. Ada pelemparan batu kepada petugas, ada mobil yang dirusak juga. Kita minta mahasiswa kalau berdemo tolong sampaikan dengan tertib. Jangan anarkis. Saya tidak tahu kenapa mereka hari ini bertindak begitu," imbuhnya.

Sumarni mengaku sudah mengarahkan mahasiswa yang berdemo untuk kembali ke titik kumpulnya di Lapang Merdeka Kota Sukabumi. "Alhamdulillah situasi kamtibmas relatif kondusif lah," lanjutnya.

Masih kata Sumarni, kurang lebih 23 orang diamankan pasca aksi berujung ricuh tersebut. "8 dari teman-teman mahasiswa, 9 dari anak-anak pelajar, 4 dari kelompok salah satu geng motor, 2 dari pihak lainnya," kata Sumarni lagi.

BACA JUGA: Ricuh Lagi! Massa Mahasiswa di DPRD Kota Sukabumi Dibubarkan Water Canon

"6 orang mahasiswa terluka. Sudah kami cek, lukanya tidak terlalu serius, dan masih kami amankan untuk kami minta klarifikasi. Tadi dari petugas sempat ada yang kena lemparan," katanya lagi.

Disinggung soal SOP pengamanan aksi, Sumarni menegaskan hal itu sudah sesuai SOP. "Kita melihat eskalasi. Saya lihat tadi eskalasinya tidak terlalu panas. Tapi kan karena melempar batu dan sebagainya maka kita harus bubarkan. Salah satu tekniknya kita tadi menyemprotkan water canon," pungkasnya.

Ingat pesan ibu: Wajib 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun). Redaksi sukabumiupdate.com mengajak seluruh pembaca untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19 di setiap kegiatan.

Editor : Herlan Heryadie

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI