Sukabumi Update

Membedah Covid-19 di Kota Sukabumi: Kasus Aktif, Vaksinasi, Anggaran, dan Tempat Isolasi

SUKABUMIUPDATE.com - Penyebaran Covid-19 di Kota Sukabumi terus mengganas dalam beberapa waktu terakhir. Angka kematian akibat virus mematikan ini juga terus meningkat setiap harinya. Berdasarkan data Rabu, 23 Juni 2021 tercatat ada penambahan empat pasien terkonfirmasi positif Virus Corona yang meninggal dunia.

Tenaga kesehatan tampaknya menjadi pihak yang paling kewalahan menangani lonjakan kasus Covid-19 di Kota Sukabumi. Setidaknya ini terlihat dari unggahan ambulans SIGAP alias Siap, seGera, Ikhlas Antar Jemput Pasien di media sosial Facebook. Selama pandemi ini petugas SIGAP memang disiagakan menjemput pasien Covid-19.

Dalam narasi yang diunggah pada Selasa, 22 Juni 2021, petugas SIGAP harus mengevakuasi 10 pasien terkonfirmasi positif Covid-19 dalam rentang waktu sembilan jam atau mulai pukul 07.00 hingga 18.00 WIB. "Belum lagi dari jam 6 Magrib ke sana. Sedih rasanya," tulis akun tersebut. Unggahan ini seolah menjelaskan bagaimana berjibakunya tenaga petugas SIGAP menangani Covid-19.

Unggahan tersebut kemudian menjelaskan sulitnya menangani enam pasien terakhir. Sebab, keenam pasien itu secara bersamaan menghubungi call center SIGAP. Para tenaga kesehatan yang bertugas pun mengaku bingung harus mendahulukan pasien yang mana. Tak hanya itu, mereka juga bingung harus merujuk pasien tersebut ke mana karena rumah sakit sudah penuh.

Narasi yang diunggah di akun Facebook ambulans SIGAP itu mendapat penjelasan lebih rinci dari Koordinator Tim Pelayanan Kesehatan Lapangan Unit Pelaksana Teknis Penunjang Kesehatan Kota Sukabumi, Erlyn, yang juga admin akun tersebut. "Itu kemarin, banyak yang kita evakuasi. Tapi kendala kapasitas rumah sakit full," kata dia, Rabu, 23 Juni 2021.

Lebih lanjut Erlyn menjelaskan kondisi tenaga kesehatan ambulans SIGAP yang menurutnya masih dalam keadaaan baik. Hanya saja, para petugas harus rela sering menggunakan hazmat karena intensitas telepon yang masuk cukup tinggi untuk penjemputan pasien Covid-19. "Baru selesai buka hazmat, mandi, ada telepon lagi," tutur dia.

Ada 10 perawat, lima sopir, satu dokter, dan satu bidan yang secara bergiliran bertugas menangani pasien Covd-19. Termasuk dua perawat sebagai koordinator. Saat ini, kata Erlyn, terdapat dua mobil ambulans yang sehari-hari digunakan untuk antar jemput pasien Virus Corona. "Kelelahan pasti ada soalnya kita kan pakaiannya beda kalau Covid-19," katanya.

Kondisi ini segendang sepenarian dengan lonjakan kasus Covid-19 di Kota Sukabumi. Total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Sukabumi periode 1 Januari hingga 23 Juni 2021 berjumlah 3.162. Rinciannya, 423 pasien masih menjalani isolasi (isolasi mandiri dan di rumah sakit), 83 orang meninggal dunia, dan 2.656 lainnya telah dinyatakan sembuh.

Angka kematian periode tersebut melampaui total kematian tahun lalu. Tercatat total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Sukabumi periode 1 April hingga 31 Desember 2020 ada 1.888. Rinciannya, 59 orang meninggal dunia dan 1.829 lainnya telah dinyatakan sembuh. Pemerintah Kota Sukabumi pun terus menggencarkan cakupan vaksinasi demi terkejarnya herd immunity atau kekebalan kelompok.

Berdasarkan laporan terbaru yang dirilis Dinas Kesehatan Kota Sukabumi pada 20 Juni 2021, ada 37.626 warga Kota Sukabumi yang telah disuntik vaksin Sinovac dosis pertama dan 26.463 menerima suntikan dosis kedua. Kota Sukabumi sendiri memiliki sasaran vaksinasi sebanyak 234.550 orang yang dikategorikan ke dalam tiga kelompok: tenaga kesehatan dan penunjang; pelayan publik; lanjut usia; dan masyarakat umum.

"Herd immunity di 234.550 semua tervaksin," kata Juru Bicara Satuan Tugas Covid-19 Kota Sukabumi Wahyu Handriana. Angka tersebut diambil dari total penduduk Kota Sukabumi yang menurut data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mencapai 351.459 orang. Vaksinasi Covid-19 sendiri hanya diperuntukkan bagi penduduk di atas 18 tahun.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Dini Maryani turut memberi laporan realisasi anggaran vaksinasi Covid-19 dalam tiga bulan terakhir, yakni Maret, April, dan Mei 2021 yang bersumber dari refocusing biaya tidak terduga Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun 2021. Dari laporan tersebut dijelaskan total anggaran untuk dukungan vaksinasi ini mencapai Rp 4 miliar.

Rinciannya, dukungan operasional untuk pelaksanaan vaksinasi Rp 2.681.250.000; pemantauan dan penanggulangan dampak kesehatan ikutan pasca-vaksinasi Rp 85.000.000; distribusi, pengamanan, dan penyediaan tempat penyimpanan vaksin Rp 90.000.000; insentif tenaga kesehatan daerah dalam rangka pelaksanaan vaksinasi Rp 1.143.750.000.

Dari total anggaran Rp 4 miliar, selama tiga bulan hanya terealisasi Rp 1.925.830.454. Rinciannya, Maret Rp 543.510.685; April Rp 629.322.324; Mei Rp 752.997.445. Sehingga sisa anggaran mencapai Rp 2.074.169.546.

"Realisasi sesuai dengan kebutuhan di lapangan dan vaksinasi masih akan terus dilaksanakan sampai semua sasaran selesai divaksin dua kali," kata Dini menjelaskan sisa anggaran.

Baca Juga :

Saat ini Kota Sukabumi harus terus berjuang mengendalikan lonjakan Covid-19. Pasalnya, hingga Rabu, 23 Juni 2021 pagi keterisian rumah sakit atau Bed Occupancy Rate meningkat hingga 92,82 persen dari 181 ketersediaan tempat tidur untuk isolasi yang tersebar di enam rumah sakit, baik milik pemerintah maupun swasta. Artinya, 168 tempat tidur telah terpakai, baik oleh warga Kota Sukabumi maupun luar Kota Sukabumi.

Berdasarkan jumlah tempat tidur, Rumah Sakit Umum Daerah R Syamsudin SH memiliki kapasitas terbesar, yakni 82 tempat tidur. Disusul Rumah Sakit Islam Assyifa dengan 43 tempat tidur. Rumah Sakit Kartika Kasih 18 tempat tidur, Rumah Sakit Umum Daerah Al-Mulk 16 tempat tidur, Rumah Sakit Bhayangkara Sekolah Pembentukan Perwira Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kepolisian Negara Republik Indonesia 20 tempat tidur, dan Rumah Sakit Ridogalih dengan dua tempat tidur.

Sebagai informasi, Kepala Unit Pelaksana Teknis Pemakaman pada Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kota Sukabumi Cecep Sudarma menyatakan selama pandemi ada kurang lebih 96 jenazah yang meninggal karena Covid-19 dan dimakamkan di lahan yang disediakan Pemerintah Kota Sukabumi, yakni Tempat Pemakaman Umum Taman Rohmat dan Cikundul.

"Itu yang masuk ke area pemakaman Covid-19 yang dikelola Unit Pelaksana Teknis Pemakaman. Selebihnya ada yang dibawa oleh keluarga karena menolak dimakamkan di sana," kata Cecep.

Editor : Oksa Bachtiar Camsyah

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI