Sukabumi Update

Soal Pemilihan Ketua STIKESMI di Sukabumi, Mahasiswa: Demokrasi Telah Mati

SUKABUMIUPDATE.com - Sedikitnya 50 mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi atau STIKESMI melakukan unjuk rasa di halaman kampus pada Selasa (5/10/2021) siang. Mahasiswa menyebut demokrasi di kampus yang berada di Jalan Babakansirna Kelurahan Benteng, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi ini telah mati.

Gubernur Himpunan Kebidanan STIKESMI, Tesa Yasmin mengatakan aksi tersebut sebagai bentuk kecintaan mahasiswa terhadap almamaternya. Dalam pernyataan sikap yang disampaikan massa aksi kepada awak media, mahasiswa mempertanyakan proses pemilihan Ketua STIKESMI 2021-2025 yang dianggap "sembunyi-sembunyi".

Kekecewaan mahasiswa ini berawal dari Pimpinan KEMA (Keluarga Mahasiswa) STIKESMI yang mengadakan pertemuan dengan pihak Yayasan Pendidikan Tinggi Kusuma Bangsa pada tanggal 15 september 2021.

Dalam pertemuan tersebut membahas sejumlah hal, diantaranya belum adanya informasi lanjut dari pihak SENAT kepada pihak Yayasan terhitung dari tanggal 12 juli 2021 terkait penugasan untuk proses pemilihan Ketua STIKESMI yang baru sesuai peraturan ketua Pengurus Yayasan Pendidikan Tinggi Kusumah Bangsa NO: 45/YPTKB/VII/2021 tentang berakhirnya masa jabatan Ketua STIKESMI periode 2017-2021 pada tanggal 5 Oktober 2021 yang perlu diadakan proses pemilihan untuk mengisi bangku kekosongan.

Pada forum audiensi, mahasiswa diperlihatkan rangkaian kegiatan pemilihan KETUA STIKESMI periode 2021-2025 yang telah dilangsungkan pada 15 Juli hingga 05 oktober 2021. Mulai dari pembuatan aturan Senat hingga persiapan dan pelaksanaan sertijab. 

"Namun pada pelaksanaannya kami tidak menerima informasi atau bukti kegiatan secara signifikan yang dirasakan mengenai dilaksanakanya rangkaian kegiatan tersebut," jelas Tesa yang menjadi juru bicara aksi tersebut.

"Kami menanyakan rangkaian penyampaian visi misi dari calon KETUA STIKESMI, apakah jadi diselenggarakan pada tgl 15-16 September? Sekretaris Senat STIKESMI mengungkapkan ada pengunduran jadwal penyampaian ke tanggal 21 September 2021," bebernya.

photoSpanduk yang dipasang mahasiswa di Kampus STIKESMI Kota Sukabumi - (istimewa)</span

Karena tidak mendapatkan respon dari senat, mahasiswa kemudian mengirimkan surat pada tanggal 23 september 2021 perihal kepada pihak Yayasan Pendidikan Tinggi Kusumah Bangsa. 

"Pada tanggal 29 September 2021 Yayasan Pendidikan Tinggi Kusumah Bangsa memberikan balasan melalui surat resmi yang ditandatangani Ketua. Intinya yayasan menanyakan terkait pengunduran jadwal tersebut, dan alasan Senat karena kesibukan persiapan akademis yang sebagian besar anggota Senat merupakan tenaga akademis dan pejabat struktural," ungkap Tesa.

Mahasiswa Stikesmi makin terkejut, karena pada 01 Oktober 2021 mereka menerima surat dari Panitia Pengambilan Sumpah Jabatan Dan Pelantikan Ketua STIKESMI Dan Direktur Politeknik Sukabumi pada tanggal 5 Oktober 2021. 

"Namun ada kejanggalan, karena surat undangan itu dibuat tanggal 29 September, sedangkan pada tanggal 29 September itu kami telah menerima surat balasan dari yayasan dan kami sempat bertemu dengan Sekretaris Jenderal Yayasan, namun sama sekali tidak ada informasi tentang itu," jelasnya.

Baca Juga :

Dengan "kekacauan" proses pemilihan Senat STIKESMI ini, mahasiswa menilai ada upaya mengekang demokrasi yang seharusnya bersama-sama. Isu ini disuarakan mahasiswa dalam unjung rasa tersebut, diungkap dalam orasi, ditulis pada spanduk dan banner besar yang dipasang di Kampus STIKESMI.

Atas hal ini, KEMA STIKESMI atas nama MAHASISWA menyatakan SIKAP dengan tegas kepada Pihak Yayasan Pendidikan Tinggi Kusumah Bangsa dan Senat STIKESMI, bahwa Demokrasi yang berada di lembaga tersebut telah mati karena tidak adanya transparansi proses pemilihan Ketua STIKESMI.

"Padahal kami hanya ingin mengetahui bagaimana proses yang di tempuh oleh Calon Ketua LEMBAGA STIKESMI, akan tetapi proses tersebut ditutup-tutupi. Kami mengharapkan proses pemilihan Ketua STIKESMI menjalankan amanat sesuai dengan STATUTA (pasal 60 ayat 4), sehingga aturan tersebut mutlak dilakukan agar amanat STATUTA atau aturan yang telah dibuat tidak di lecehkan," tegasnya.

Redaksi sukabumiupdate.com, masih berusaha mengkonfirmasi tuntutan mahasiswa ini kepada yayasan dan senat.

Editor : Fitriansyah

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI