Sukabumi Update

Sukabumi Punya Cimol, Tren Cari Baju Bekas atau Unik Lewat Thrifting

SUKABUMIUPDATE.com - Istilah thrifting mungkin sudah tidak asing bagi para pencinta barang vintage. Bagi sebagian kalangan, thrifting adalah budaya populer yang mengesampingkan faktor higienitas. Namun, di Indonesia termasuk Sukabumi, thrifting telah memiliki kalangan penggemarnya tersendiri.

Banyak kalangan yang mengartikan thrift sebagai barang-barang bekas. Namun, pengertian tersebut tampaknya setengah benar. Merujuk pada kamus urban, thrifting merupakan kegiatan berbelanja demi mendapatkan harga barang yang lebih murah dan barang yang tidak biasa seperti selera pasar saat ini.

Selain itu, arti thrifting juga dapat disebut kegiatan membeli barang bekas pakai, dengan catatan bukan berarti kualitas barang yang dijual tidak begitu bagus. Sebaliknya, barang yang dijual di toko thrift biasanya masih dalam keadaan baik dan berkualitas. Nah, barang-barang yang dijual di toko thrift lebih sering disebut dengan preloved.

Baca Juga :

Di Sukabumi, istilah thrifting dikenal juga dengan cimol. Menurut Rani (51 tahun), salah satu pedagang pakaian bekas di Pasar Pasundan Kota Sukabumi, cimol berasal dari Cibadak Mall di Bandung. Kata ini dibawa para pedagang baju bekas di Sukabumi untuk menunjukkan barang yang mereka jual berasal dari Cibadak Mall.

"Awalnya sih dari pedagang yang menjual baju bekas dari Cimol Bandung, dibawa ke Sukabumi. Nah, kami (para penjual) menyebutnya barang cimol (dari Cibadak Mall) yang di Kota Bandung," kata Rani kepada sukabumiupdate.com, Kamis, 6 Januari 2022. Dia menyebut, istilah ini sudah dipakai sejak 20 tahun lalu.

photoSuasana thrifting atau cimol di Pasar Pasundan Kota Sukabumi, Kamis, 6 Januari 2021. - (Sukabumiupdate.com/Atep Hilmansyah)

Pedagang lain, Sofyan Gunawan (35 tahun) beralasan menjual baju bekas karena banyak dicari kalangan anak muda hingga orang tua. Sejak 2007, Sofyan berjualan di Pasar Pasundan Kota Sukabumi. "Barang kayak gini itu kualitasnya bagus, bermerek, dan disukai anak muda hingga orang tua. Apalagi banyak barang dari brand terkenal."

Sofyan mengaku bisa mendapatkan omzet hingga Rp 2 atau 3 juta per hari dari berjualan pakaian bekas. Karakter konsumen yang datang ke tempatnya pun begaram: mencari barang bermerek hingga model yang unik atau langka.

Seperti Muhammad Aqil (19 tahun), pembeli baju bekas di Pasar Pasundan Kota Sukabumi ini mulai belanja pakaian bekas sejak 2020. Alasannya sederhana, dia mencari pakaian yang langka di pasaran. "Kalau beli di distro-distro suka ada yang sama, jadi mending beli yang bekas," ujarnya.

Dunia thrifting Sukabumi juga sempat dihebohkan dengan seorang pemilik toko pakaian yang berhasil menjual baju bekas bergambar rapper Amerika Serikat, Snoop Dogg, seharga USD 2.500 atau jika dirupiahkan sekitar Rp 36 juta. Dia adalah Zaeenal Muttaqin, pemilik toko pakaian Thrift Shop yang juga mempromosikan produknya di media sosial. 

Pria asal Jalan Siliwangi Gang H Marzuki Nomor 15 Kelurahan Kebonjati, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, ini menyebut, bajunya terjual kepada salah satu warga Amerika Serikat yang menghubunginya via Direct Message atau DM Instagram.

REPORTER: ATEP HILMANSYAH

Editor : Oksa Bachtiar Camsyah

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI