Sukabumi Update

Bukan Cap Go Meh, Penutup Tahun Baru Imlek di Sukabumi adalah Ji It Meh

SUKABUMIUPDATE.com - Cap Go Meh menjadi kegiatan yang identik dengan tahun baru Imlek. Ini merupakan akhir dari rangkaian perayaan tahun baru yang dilakukan setiap tanggal 15 pada bulan pertama penanggalan Tionghoa. Namun di Sukabumi, perayaan serupa disebut Ji It Meh.

Humas Vihara Widhi Sakti Kota Sukabumi, Arieffin, mengatakan arti kata Cap Go Meh adalah Cap (sepuluh), Go (lima), dan Meh (perayaan). Sehingga Cap Go Meh adalah perayaan hari ke-15 tahun baru Imlek. Sementara Ji It Meh, kata dia, Ji (dua), It (satu), dan Meh (perayaan).

"Mengenai Cap Go Meh, kalau di Sukabumi dikenalnya Ji It Meh. Kami merayakannya di tanggal 21 bulan Imlek," kata Arieffin kepada sukabumiupdate, Senin, 24 Januari 2022.

Arieffin menyebutkan perayaan Ji It Meh berkaitan dengan sejarah Cap Go Meh pada saat pemerintahan kolonial Belanda. Menurut penuturan dia, ketika itu Sukabumi masuk ke Keresidenan Bogor, sehingga jadwal perayaannya diatur berdasarkan kelenteng di masing-masing wilayah.

"Seperti kelenteng Bogor, Cianjur, dan Sukabumi, kalau bersamaan (waktu perayaan), umatnya akan terbagi dan bingung mau hadir ke perayaan Cap Go Meh yang mana," ucap dia. Alhasil, para pendahulu kelenteng bermusyawarah dan bersepakat tidak melaksanakan Cap Go Meh di hari yang sama.

"Kelenteng Bogor yang merupakan klenteng yang lebih tua melaksanakan Cap Go Meh pada tanggal 15. Mulai tanggal 18 perayaanya di Cianjur. Nah tanggal 21 perayaannya di Sukabumi," tutur Arieffin. Cap Go Meh di Sukabumi ini dikenal paling meriah karena menjadi perayaan paling terakhir di Keresidenan Bogor.

photoVihara Widhi Sakti di Kota Sukabumi. - (Sukabumiupdate.com/Oksa Bachtiar Camsyah)

Baca Juga :

Untuk perayaan Cap Go Meh (Ji It Meh di Sukabumi) pada 2022, Vihara Widhi Sakti masih menunggu izin pemerintah, mengingat situasi Covid-19 yang kembali merangkak naik. Arieffin pun menekankan Cap Go Meh adalah acara ritual yang dikemas dalam bentuk festival seperti kesenian lokal dan penampilan pawai yang panjang.

"Tergantung nanti diberikan izinnya seperti apa. Kalau situasinya memburuk, kami gotongnya (pawai) di sekeliling sini saja dan barisannya pun akan lebih pendek," kata dia.

REPORTER: CRP 2

Editor : Oksa Bachtiar Camsyah

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI