Sukabumi Update

Mengenang Eddie Soekardi dan Pertempurannya di Sukabumi

SUKABUMIUPDATE.com - Penjajahan bangsa asing yang terjadi di Indonesia mendapatkan perlawanan di seluruh tanah air termasuk di Sukabumi bahkan pertempuran pasca kemerdekaan pun masih terjadi di beberapa wilayah. Peristiwa yang paling diingat yaitu pertempuran di Bojongkokosan yang telah membuktikan tekad perlawanan warga Sukabumi yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Eddie Soekardi.

Namun, nampaknya belum banyak yang mengenal sosok pahlawan Sukabumi yang sangat berjasa dalam menjaga kemerdekaan di Sukabumi ini, terutama kaum muda.

Untuk itu disini akan sedikit mengulas mengenai pahlawan Eddie Soekardi dan kisah perjuangannya dalam melawan penjajahan di Sukabumi.

Tentang Eddie Soekardi

Eddie Soekardi lahir di Sukabumi pada 18 Februari 1916. Beliau merupakan putra tertua dari pejuang kemerdekaan Indonesia yang juga berasal dari Sukabumi yakni Raden Haji (RH) Didi Soekardi.

Anak-anak dari RH Didi Soekardi banyak berkiprah baik secara nasional maupun lokal Sukabumi.

Hal itu diketahui jika adik dari Eddie Soekardi pun menjadi salah satu pemimpin perang Bojongkokosan yang bernama bernama Mayor Hary Soekardi.

Letnan Kolonel Eddie Soekardi merupakan pejuang yang terampil dalam menyusun strategi dan pandai dalam memperhitungkan kondisi medan perang serta kondisi prajurit yang menjadi bawahannya. Maka tak mengherankan jika beliau berhasil mengalahkan sekutu dalam peperangan yang terjadi di Bojongkokosan, Sukabumi.

Baca Juga :

Cerita Pertempurannya di Sukabumi

photoMonumen Perjuangan Palagan, Desa Bojongkokosan, Parungkuda, Kabupaten Sukabumi. - ( WIkipedia)</span

Kisah pertempuran pasukan yang dipimpin Letkol Eddie Soekardi melawan tentara sekutu yang terjadi di Bojongkokosan Sukabumi membuktikan betapa tangguhnya tekad para pejuang dalam mempertahankan kemerdekaannya.

Menurut laman Sejarah Bogor, peristiwa pertempuran tersebut terjadi pada 9-12 Desember 1945. Dalam pertempuran itu, Inggris menjadi pihak yang paling dirugikan baik dari segi materi maupun prajuritnya.

Medan perang Bojongkokosan telah menyebabkan banyak kerugian untuk pihak sekutu, saat itu mereka kehilangan ratusan personil dan jumlah luka-luka yang tidak sedikit yakni mencapai ratusan orang.

Tak hanya itu, sekitar 150 kendaraan tempur menjadi korban pertempuran hebat di Bojongkokosan tersebut, termasuk tank Sherman yang merupakan tank canggih pada masa itu  dan menjadi salah satu tulang punggung sekutu dalam Perang Dunia II.

Letnan Eddie Soekardi memiliki strategi cerdik dalam menghalau serangan musuh, yaitu dengan bergerilya (Hit & Run) di sepanjang jalur yang menjadi area pertempuran. Karena akan sulit jika harus langsung melakukan perang terbuka mengingat peralatan musuh yang cukup canggih pada masanya.

Puluhan penembak jitu dipersiapkan dengan sangat matang, termasuk para pejuang yang telah siap bertempur dan menunggu dari balik bukit-bukit di pinggir jalan raya Sukabumi-Cianjur. Dimana jalur tersebut akan dilalui konvoi sekutu.

Bahkan pihak Inggris pun mengakui kehebatan para pejuang yang dipimpin Eddie Soekardi. Dalam buku "The Fighting Cock", sang penulis ( Kolonen A.J.F Doulton) menyebut jalur Bojongkokosan merupakan jalur neraka bagi tentara Inggris saat itu.

Bahkan parlemen Inggris juga menyayangkan kekalahan dan kerugian di pihak mereka dengan jumlah yang cukup banyak.

Setelah Peristiwa Bojongkokosan

photoPalagan Bojongkokosan - (BYRON ALLEN BLACK)</span

Setelah pertempuran Bojongkokosan karir militer Eddie Soekardi pun melesat. Menurut laman Historia beliau diangkat menjadi Kepala Staf Brigade Guntur di Tasikmalaya.

Setelah itu, Eddie Soekardi kembali dipromosikan dan diangkat menjadi Komandan Brigade 14 Divisi Siliwangi. Saat itu Ia berhasil meredam perlawanan Front Demokrasi Rakyat Partai Komunis Indonesia (FDR-PKI) di daerah Kedu, Jawa Tengah.

Namun peristiwa tak terduga terjadi dalam perjalanan kembali ke Jawa Barat. Eddie ditangkap tentara Belanda di sekitar Ciamis pada 1948.

Kabar tersebut pun tentu menggemparkan divisi Siliwangi dan Markas Besar (Mabes) TNI di Yogyakarta. Namun, dalam buku "Siliwangi dari masa ke masa" disebutkan jika Eddie Soekardi tidak ditangkap oleh Belanda, melainkan beliau secara sepihak melakukan gencatan senjata dengan Belanda di Ciamis tanpa lebih dulu berkoordinasi dengan Panglima Divisi dan Pimpinan TNI kala itu.

Pada 1948 setelah Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia, Letkol Eddie sempat menjabat sebagai panglima di Kalimantan.

Karir militernya berakhir pada 1957 dengan pangkat kolonel, setelah pensiun menurut laman Sejarah Bogor beliau berkecimpung dalam usaha pengembangan bunga anggrek di Bandung hingga akhirnya Eddie Soekardi meninggal dunia pada 5 September 2014.

Baru-baru ini nama Eddie Soekardi pun diabadikan menjadi nama sebuah jalan di Sukabumi yakni jalan yang dikenal sebagai jalur lingkar selatan kini diubah namanya menjadi Jl.Eddie Soekardi sebagai bentuk penghormatan kepada salah satu pahlawan Indonesia tersebut.

Editor : Dede Imran

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI