Sukabumi Update

Irigasi Terimbas Proyek Penahan Sungai Badadak Sukabumi, Petani Cemas Gagal Tanam

SUKABUMIUPDATE.com - Pembangunan tembok penahan limpahan air Sungai Babadak di Kampung Sungapan, Desa Bojong, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, berdampak pada irigasi yang mengaliri air ke sawah seluas 250 hektar.

Karena adanya pekerjaan aliran Sungai Babadak pun dibendung sementara waktu, sehingga debit air yang masuk ke irigasi menjadi kecil. Disisi lain, proyek ini dilakukan sebab beberapa bulan sebelumnya aliran sungai tersebut kerap kali meluap.

Baca Juga :

Petani pun meminta solusi terkait hal ini, sebab dapat menyebabkan gagal tanam. "Sawah baru dalam masa tanam, kalau tidak segera diatasi bisa jadi sawah seluas itu bisa gagal tanam," kata Feri Kurniawan, ketua kelompok tani Desa Bojong di sela audiensi bersama kontraktor pelaksana pembangunan tembok penahan limpahan air Sungai Babadak, Selasa (22/3/2022).

Dalam forum musyawarah tersebut juga Feri menuturkan, bahwa keinginan petani saat ini pengairan sungai Babadak untuk irigasi bisa lancar. "Kita hanya ingin sungai mengalir secara lancar, mau seperti apa pembagiannya, saya pikir solusi pasti ada," jelasnya.

Feri menuturkan, hasil dari audiensi ini yaitu dalam seminggu kedepan aliran air irigasi bisa lancar. "Kesepakatan yang diperoleh, dalam waktu seminggu ini, aliran air irigasi bisa lancar kembali semoga saja," tuturnya.

Sementara itu, dari pihak pelaksana Henhen Suhendi menyatakan pembangunan tembok penahan limpahan air Sungai Babadak merupakan proyek dari kementerian PUPR dibawah naungan balai besar sungai Citarum. 

Dia menuturkan, proyek dimulai pada Februari dan estimasi waktu pelaksanaan selama 3 bulan. Terganggunya aliran irigasi ini kata Henhen, dikarenakan aktivitas pembangunan yang harus menyesuaikan debit air. 

"Kita apresiasi para petani karena sudah menyampaikan tanggapan ini, kami memang sudah menyepakati untuk melakukan sosialisasi ulang perihal aliran air yang terganggu akibat aktivitas proyek bendungan Babadak," jelasnya.

"Kendala dari projek ini tentunya adalah debit air yang tidak bisa diprediksi, akibat curah hujan yang cukup besar akhir-akhir ini," tambahnya.

Henhen menyatakan pihak pelaksana akan menampung keinginan dari para petan. "Kita akan selesaikan permohonan-permohonan dari para petani, diantaranya kita antisipasi gimana caranya supaya aliran air bisa lancar kembali," tandasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Bojong Lahudin mengatakan, sudah menyarankan untuk memundurkan jadwal pelaksanaan proyek kepada kontraktor untuk meminimalisir dampak yang terjadi. 

"Dampak yang dirasakan saat ini yaitu terganggunya aliran irigasi sawah, memang kami sudah menyarankan untuk memundurkan jadwal pengerjaan, tidak di bulan-bulan sekarang, namun karena memang mereka juga punya jadwal dan harus kejar target ya apa boleh buat," pungkasnya.

REPORTER: CRP 3

Editor : Andri Somantri

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI