Sukabumi Update

Tomat dan Jengkol Lagi Mahal, Harga Sembako di Pasar Parungkuda Sukabumi

SUKABUMIUPDATE.com - Di Sukabumi beberapa komoditas buah dan sayuran terpantau naik harga. Tomat lagi mahal, di warung bisa Rp 1000 per biji, harga jengkol juga menyusul melambung tinggi.


Para pedagang di pasar Parungkuda menjelaskan bahwa harga sayuran mengalami pasang surut dalam beberapa pekan ke belakang. Harga cabai yang awalnya tinggi kini mulai merosot.


Cabai merah keriting turun, sebelumnya Rp 40 ribu per kg sekarang Rp 30 ribu per kg. "Tidak seperti sayuran lain seperti wortel, timun, kentang dan lainnya yang harganya masih stabil," jelas Dede Ulung (67 tahun) pedagang sembako dan sayuran di Pasar Parungkuda kepada sukabumiupdate.com, Kamis (3/11/2022).


"Cabai rawit merah sekarang Rp 28 ribu per kg, cabai rawit hijau Rp 18 ribu per kg. Rata-rata mulai turun Rp 10 ribu per kg untuk seluruh jenis cabai," sambung Dede. 


Sementara bawang merah masih dijual Rp 30 ribu per kg, sama dengan bawang putih yang harganya stabil di Rp 22 ribu per kg. Wortel Rp 16 ribu per kg, mentimun Rp 10 ribu per kg, kentang Rp 17 ribu per kg. 


Sementara tomat dan jengkol, sekarang jadi mahal. Ia jual dengan harga Rp 11 ribu per kg , semula hanya Rp 6 ribu per kilo, 


"Jengkol juga mahal sekarang, dari awalnya Rp 16 ribu per kg jadi Rp 20 ribu per kg," beber Dede.


Itang (54 tahun) pedagang sembako di Pasar Parungkuda mengatakan kenaikan harga lebih dikarenakan stok barang berkurang termasuk suplai. Ia menilai ada kemungkinan kenaikan harga barang saat ini salah satu dampak dari resesi global.


"Daya beli menurun, mungkin dampak ekonomi yang memang berat, banyak phk dan kenaikan harga BBM dan isu resesi global," bebernya. 


Petugas Pencatat harga Sembako Dinas Perdagangan UPTD Pasar Parungkuda, Dian Ardiansyah mengungkapkan secara keseluruhan bahan pokok penting harganya masih stabil, khususnya beras. 


"Minyak sedikit mengalami kenaikan, daging ayam dan daging sapi juga masih di harga yang sama. Cabai, telur dan bawang terbilang tidak stabil, hal ini disebabkan karena faktor cuaca yang mempengaruhi harga. Naik turunnya tidak terlalu signifikan," pungkas Dian.


#SHOWRELATEBERITA


Reporter: Ibnu/Magang


Editor : Fitriansyah

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI