Sukabumi Update

Harga Telur dan Ayam Mahal, Pedagang hingga Emak-emak di Sukabumi Mengeluh

Harga telur masih terbilang mahal di Pasar Parungkuda Sukabumi. (Sumber : SU/Ibnu)

SUKABUMIUPDATE.com - Harga telur dan daging ayam di Pasar Parungkuda Kabupaten Sukabumi yang masih terbilang masih mahal dikeluhkan para pedagang dan juga pembeli.

Berdasarkan pantauan sukabumiupdate.com, harga telur masih sekitar Rp 32 ribu per kilogram. Meskipun sudah turun dari harga sebelumnya yakni Rp 34-35 ribu, namun harga telur saat ini disinyalir masih tinggi.

Mahalnya harga telur ayam tersebut, membuat para pedagang mengaku merugi. Salah satunya pedagang telur, Asep (40 tahun) mengatakan, kenaikan harga telur ayam negeri sudah terjadi sejak beberapa waktu lalu. 

"Sebelumnya harga telur ayam paling tinggi hanya Rp 27 ribu perkilogram, kini naik Rp 5 ribu per kilogramnya. Sudah lebaran malah naik tinggi. Sekarang menjadi Rp 32 ribu perkilogram," kata Asep.

Menurutnya, kenaikan harga telur ayam ini berimbas terhadap tingkat penjualan, lantaran sudah hampir sepekan lebih harga telur terus mengalami kenaikan.

Baca Juga: Harga Telur di Sukabumi Naik Terus, Tertinggi Rp 34 Ribu Per Kilogram

Meski stok telur terbilang aman, namun Asep menyebut persediaan jumlah dagangan telur berkurang. Sebab, persediaan barang dibatasi dari distributornya.

"Stok aman sih tapi mengurangi (jumlahnya). Yang beli banyak tapi stok dibatasi dari sananya, mungkin itu yang menjadi harganya naik, sehingga banyak yang ngeluh, apalagi ibu-ibu," ujarnya.

Selain telur, harga daging ayam juga tidak kalah meroket. Di Pasar Parungkuda, harga daging ayam saat ini mencapai Rp 38 ribu per kilogram. Padahal biasanya harga daging ayam hanya Rp 35 ribu. Hal tersebut diungkapkan salah satu pedagang ayam di Pasar Parungkuda, Beni (22 tahun).

"Harga daging ayam bisa dibilang masih cukup tinggi, bahkan naik signifikan. Sekarang harganya Rp 38 ribu satu kilo, biasanya Rp 35 ribu," ujar Beni.

Selain itu, stok daging ayam dari peternak juga berkurang dari dari distributornya, sehingga pendapatan Beni dalam menjual daging ayam mengalami penurunan.

"Stok juga menurun, sekarang dibatasi untuk setiap pedagang di pasar. Kita ordernya sore, sedangkan yang di kandang mau dibelanjain udah dipas, jadi kalau semakin sore, kadang-kadang stok dari sana udah abis," ungkapnya.

Sementara itu, salah satu pembeli telur ayam dan daging ayam Yuni (35 tahun) menuturkan, mahalnya harga kedua komoditas tersebut sudah melampaui batas.

"Harga telur termasuk mahal dari biasanya di bawah Rp 30 ribu sekarang Rp 32 ribu. Sementara daging ayam sekarang Rp 38 ribu. Harusnya setelah lebaran harganya sudah normal lagi,” keluh Yuni.

"Harapannya untuk harganya bisa stabil lagi, ini harganya masih cukup tinggi," tandasnya.

Editor : Denis Febrian

Tags :
BERITA TERKAIT