Sukabumi Update

Tinggalkan Bahan Kimia, Gula Kelapa Organik dari Ciracap Sukabumi Tawarkan Aroma Khas

Gula kelapa organik yang diproduksi perajin di kawasan perkebunan BLA, Kampung Cigebang, Desa Ujunggenteng, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi. | Foto: SU/Ragil Gilang

SUKABUMIUPDATE.com - Para perajin di kawasan perkebunan Bumi Lestari Abadi (BLA), Kampung Cigebang, Desa Ujunggenteng, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, mulai memproduksi gula kelapa organik, tanpa bahan kimia pengawet seperti Natrium metabisulfit.

Duyeh (50 tahun), salah satu perajin, mengatakan sudah puluhan tahun dia dan penyadap lainnya menggunakan Natrium metabisulfit untuk menjaga kesegaran air nira. Namun sejak empat bulan terakhir, sekitar 35 penyadap mulai menggunakan bahan alami seperti kapur sirih dan cairan rebusan kulit kayu nangka sebagai pengawet.

"Ternyata gulanya sehat, aman dikonsumsi, dan nilai jualnya lebih tinggi. Harga gula kelapa organik Rp 16.500 per kilogram, sedangkan gula kelapa dengan Sulfit (Natrium metabisulfit) Rp 14.500 per kilogram," ujar dia kepada sukabumiupdate.com pada Selasa (18/2/2025).

Baca Juga: Sentuhan Tangan Halus Perajin Purabaya, Batu Sungai Sukabumi Disulap Jadi Produk Bernilai

Menurutnya, dalam memproduksi gula organik, kebersihan peralatan seperti jeriken, kuali, dan cetakan, harus dijaga dengan baik. Pemeliharaan pohon kelapa juga wajib bebas pupuk kimia.

"Dulu saat memproduksi gula dengan Sulfit, saya tidak berani menggunakannya sebagai bumbu masak atau pemanis, sehingga sering diganti gula pasir. Sekarang gula non-Sulfit lebih aman untuk dikonsumsi, berwarna kuning kecokelatan, dan beraroma wangi yang khas," kata Duyeh.

"Soal pemasaran, para penyadap tidak mengalami kesulitan. Sebab mereka memproduksi gula di bawah naungan PT BLA, yang juga menjadi pembeli utama. Selain itu, perusahaan menyediakan bahan-bahan alami seperti kapur sirih untuk mendukung produksi gula organik ," tambahnya.

Editor : Oksa Bachtiar Camsyah

Tags :
BERITA TERKAIT