Sukabumi Update

Menjaga Tradisi, Warga Cisuren Sukabumi Lestarikan Kerajinan Anyaman Bambu

Produk anyaman bambu hasil kerajinan warga Desa Jagamukti, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Warga/Dena Irawan

SUKABUMIUPDATE.com - Di tengah perkembangan alat rumah tangga berbahan plastik, warga Kampung Cisuren, Desa Jagamukti, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, tetap teguh menjaga tradisi dengan melestarikan kerajinan anyaman bambu. Cisuren memang dikenal sebagai salah satu sentra anyaman bambu di wilayah Pajampangan.

Kerajinan anyaman bambu di Kampung Cisuren telah dikenal dan diwariskan secara turun-temurun. Sejak kecil, warga setempat sudah akrab dengan teknik menganyam bambu yang menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Tidak hanya sebagai mata pencaharian tambahan, anyaman bambu juga menjadi identitas budaya masyarakat kampung tersebut.

Meski produk-produk modern berbahan plastik semakin mudah dijumpai, hasil kerajinan anyaman bambu dari Cisuren masih bertahan dan tetap diminati. Bahkan, peminatnya tidak hanya berasal dari Pajampangan, melainkan juga dari luar daerah.

Salah satu perajin, Mak Ijah (55 tahun), telah menekuni anyaman bambu sejak gadis. Berbagai produk telah dihasilkannya, mulai boboko, hihid, ayakan, aseupan, nyiru, hingga souvenir. “Sudah saya kerjakan sejak muda. Dulu belajar dari orang tua, sekarang masih buat karena banyak yang butuh,” ujar dia kepada sukabumiupdate.com, Jumat (26/12/2025).

Baca Juga: Menenun Harapan di Anyaman Bambu, Kisah Guru Ngaji Saepul Anwar dari Cibitung Sukabumi

Bahan baku bambu yang digunakan pun beragam, di antaranya bambu tali, bambu hitam, dan bambu gombong. Setiap jenis memiliki karakteristik tersendiri yang memengaruhi hasil dan kualitas anyaman. Harga produk anyaman bambu bervariasi, mulai Rp 15 ribu, Rp 25 ribu, hingga Rp 50 ribu, tergantung ukuran dan tingkat kesulitan pengerjaan.

Selain bertani, selama ini sebagian besar warga Kampung Cisuren telah menggantungkan penghasilan dari kerajinan anyaman. Dena Irawan, warga yang membantu pemasaran produk anyaman bambu mengatakan, selain dijual melalui penjual keliling, pihaknya juga mencoba memanfaatkan media sosial untuk memperluas jangkauan pasar.

“Kami coba membantu pemasaran lewat media sosial seperti Facebook. Sekarang sudah ada juga pesanan yang datang secara online,” katanya.

Dengan upaya itu, warga berharap kerajinan anyaman bambu tetap lestari dan mampu bersaing di tengah perubahan zaman, sekaligus menjadi sumber penghidupan yang berkelanjutan bagi masyarakat Kampung Cisuren.

Editor : Oksa Bachtiar Camsyah

Tags :
BERITA TERKAIT