Sukabumi Update

FKDB Respon Keinginan Presiden Jokowi Terkait Masalah Pertanian, Termasuk Kedelai

SUKABUMIUPDATE.com - Ketua Umum Forum Komunikasi Doa Bangsa (FKDB) Ayep Zaki merespon positif dan mendukung Presiden Jokowi terkait permasalahan impor komoditas pertanian, khususnya kedelai yang menjadi bahan baku utama dalam produksi tempe dan tahu.

Ayep Zaki, atau akrab disapa Aa Zaki menyebut, dalam Rakernas Pembangunan Pertanian 2021 di Istana Negara hari ini, Presiden Jokowi mengatakan bahwa di masa pandemi Covid-19, sektor pertanian menjadi semakin sentral. Sempat disinggung persoalan ketersediaan pangan seperti tahu dan tempe dalam minggu terakhir ini, seiring dengan kenaikan harga kedelai yang menjadi bahan baku tahu dan tempe. 

"Dalam menangani permasalahan kenaikan harga kedelai ini, perlu adanya satu langkah yang tepat yang bisa dijalankan oleh para perajin atau pengusaha tempe tahu di seluruh Indonesia," kata Aa Zaki, Minggu (11/1/2021).

BACA JUGA: FKDB MoU Pengembangan serta Pembelian Kedelai Nasional dengan Kementan

Selaku pembina dari 82 UMKM tempe tahu yang tersebar di seluruh Indonesia, Aa Zaki memberi beberapa arahan.

"Pertama kepada seluruh perajin tempe tahu binaan FKDB agar mengedepankan kebutuhan masyarakat akan ketersediaan tempe tahu di pasar dengan jalan tetap memproduksi tempe tahu meskipun harga kedelai yang masih tinggi dengan tetap memperhatikan faktor ekonominya," katanya.

"Kedua kepada FKDB untuk menjadi offtaker yang akan menyerap hasil produksi kedelai petani melalui kerjasama dengan seluruh stakeholder yang terlibat seperti yang sekarang sedang dalam penjajakan dengan Kementerian Pertanian, Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara dan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) di Jawa Barat," imbuhnya.

Selanjutnya, Aa Zaki juga merespon tanggapan Presiden Jokowi yang menitikberatkan permasalahan terkait komoditas pertanian seperti kedelai, jagung, gula, beras dan bawang putih yang masih impor.

BACA JUGA: FKDB Raih Penghargaan PII Bidang Pertanian

Menyikapi persoalan tersebut, Aa Zaki merumuskan beberapa solusi. Pertama, mengusulkan agar para petani di Indonesia diberikan pelatihan oleh Kementan RI agar menjadi petani-petani yang memiliki karakter yang kuat untuk bisa tetap bertahan dikondisi bagaimanapun.

"Kedua, menurunkan harga pokok produksi dengan memanfaatkan berbagai teknologi yang dimiliki untuk meningkatkan secara maksimal potensi produktifitas kedelai nasional," paparnya.

"Ketiga, mengusulkan untuk melakukan reformasi mengenai kedudukan tanah yang menjadi salah satu faktor terbesar yang mempengaruhi harga pokok produksi kedelai nasional," tandas Aa Zaki.

Ingat pesan ibu: Wajib 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun). Redaksi sukabumiupdate.com mengajak seluruh pembaca untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19 di setiap kegiatan.

Editor : Herlan Heryadie

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI