Sukabumi Update

Lumbung Padinya Sukabumi, Jampang Kulon Menuju Industri Pertanian

SUKABUMIUPDATE.com - Jampang Kulon menjadi kawasan di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat yang akan tetap mempertahankan pertanian sebagai lokomotif pembangunannya. Walaupun banyak potensi wisata alam yang eksotis, kecamatan dengan luas 7285,79 hektar ini fokus meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari sektor cocok tanam, menuju industri pertanian modern.

Dalam angka; Jampang Kulon memiliki jumlah penduduk 44851 orang pada akhir Maret 2021, sebanyak laki - laki 22392 orang dan perempuan 22459. Tersebar di 10 desa, 1 Kelurahan, yakni Desa Tanjung, Desa Padajaya, Desa Mekarjaya, Desa Nagraksari, Desa Cikarang, Desa Ciparay, Desa Bojongsari, Desa Cikaranggeusan, Desa Karanganyar, Desa Bojonggenteng, serta Kelurahan Jampang Kulon. 

Jampang Kulon sebelah utara berbatasan dengan Lengkong,  timur Kecamatan Cimanggu, Selatan Kecamatan Cibitung dan Surade, bagian barat Kecamatan Surade dan Kecamatan Waluran. Jarak 60 kilometer ke ibu kota Kabupaten Sukabumi (Palabuhanratu), jarak ke Bandung 200 kilometer dan jarak ke ibu kota negara 186 kilometer. 

Kecamatan Jampang Kulon dengan luas  7285,79 hektar,  terdiri dari lahan pertanian berupa sawah 3695,05 hektar, dan  daratan 3590,74 hektar. Tak heran jika kemudian pertanian menjadi andalan bagi masyarakat di wilayah ini sejak dulu kala.

Baca Juga :

Camat Jampang Kulon, Yayan Mulia Suryana menuturkan potensi terbesar yang dimiliki di wilayah Jampang Kulon berupa sektor pertanian. "Mayoritas penduduk di desa - desa Kecamatan Jampang Kulon, sebagai petani," jelasnya kepada sukabumiupdate.com, Jumat (23/4/2021). 

Menurut Yayan, selain padi, sebagian warga juga mengembangkan komoditas hortikultura dan perkebunan. Cabe rawit dan pisang tanduk menjadi potensi lainnya, "bahkan di Desa Bojongsari sedang dikembangkan beras hitam dan beras merah, yang akan menjadi ciri khas Jampang Kulon," paparnya. 

photoPeta Jampang Kulon Kabupaten Sukabumi - (google maps)</span
Mengembangkan potensi pertanian bahkan menjadi konsensus bersama pemerintah daerah, kecamatan hingga desa di Jampang Kulon. Bersama kepala desa dan lurah tengah menjalankan sejumlah program pengembangan sektor industri pertanian dengan beberapa inovasi dan terobosan. 

"Sudah berjalan, tetapi Pandemi COVID-19 menghentikan sementara pengembangan sektor pertanian. Bahkan infrastruktur pendukung yang digagas pun terpaksa ditunda, karena anggaran kena refocusing. Tahun 2020 ada dana P3K, di realisasikan infrastruktur berupa dua unit  jembatan di Desa Padajaya,  akses pertanian, ekonomi, pendidikan dan sosial," jelasnya. 

Baca Juga :

Yayan berharap pandemi segera berlalu, karena sarana infrastruktur kembali tertunda tahun ini. Seperti penataan objek wisata Curug Banteng di Desa Bojongsari, pembangunan lapang sepakbola di Desa Nagraksari, pengembangan beras hitam dan beras merah, serta infrastruktur lainnya di desa-desa.

Walaupun tidak banyak seperti daerah lainnya di kawasan Pajampangan, Jampang Kulon punya sejumlah potensi wisata. Selain Curug Banteng dan  Puncak Heas di Desa Bojongsari, dan Puncak Buluh milik Perhutani dikerjasamakan dengan Karang Taruna Desa Karanganyar. 

"Kami tetap optimis pada tahun 2022, beberapa prioritas pembangunan yang tertunda, Insya Allah bisa diwujudkan. Baik pengembangan industri pertanian, wisata, dan usaha kecil menengah," pungkasnya.. 

Jampang Kulon memang tengah menggarap sejumlah usaha kecil mikro milik warga. Seperti minuman ringan dan teh dari bunga rosella di Desa Ciparaya, cemilan tradisional berupa opak Jampang Kulon di beberapa desa, gula merah kelapa dan pisang tanduk.

Editor : Fitriansyah

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI