Sukabumi Update

Demi Selamatkan Bumi, Jenazah Manusia Dijadikan Kompos?

SUKABUMIUPDATE.com - Beberapa negara bagian di Amerika Serikat (AS) telah melegalkan pengomposan jenazah. Metode tersebut baru berlaku pada 2027 mendatang dan dianggap lebih ramah lingkungan karena bisa menangani perubahan iklim dan menyelamatkan lingkungan hidup.

California menjadi negara bagian Amerika Serikat kelima yang melegalkan praktik tersebut setelah Washington, Colorado, Vermont dan Oregon yang telah lebih dulu melegalkannya.

Mengutip dari The Guardian, Anggota parlemen California, Gavin Newsom menandatangani undang-undang yang memungkinkan pengomposan manusia.

RUU Majelis 351, dirancang oleh anggota majelis, Cristina Garcia. Metode ini memungkinkan pengurangan organik alami dari sisa-sisa manusia ke tanah, sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan untuk metode penguburan tradisional.

“Dengan perubahan iklim dan kenaikan permukaan laut sebagai ancaman yang sangat nyata bagi lingkungan kita, ini adalah metode alternatif disposisi akhir yang tidak akan menyumbangkan emisi ke atmosfer kita,” kata Garcia dalam sebuah pernyataan.

Bagaimana Proses Pengomposan Jenazah?

Melansir dari The Natural Funeral, sebuah rumah duka holistik yang menyediakan jasa Body Composting di Colorado, Amerika Serikat menyebut metode Body Composting (Pengomposan Jenazah) akan mengubah sisa-sisa manusia menjadi tanah.

Prosesnya dilakukan di sebuah kotak tertutup yang terlindung dengan aman di fasilitas yang dikendalikan lingkungan dengan menempatkan jenazah dengan bahan yang dapat terurai secara hayati seperti serpihan kayu dan bunga.

Selama beberapa bulan, aktivitas mikroba alami mengubah tubuh menjadi tanah yang kaya, organik, dan memberi kehidupan. Suhu di dalam kotak naik secara alami selama proses Body Composting. Ini mensterilkan dan menstabilkan isi saat konversi berlangsung. Setelah proses reduksi selesai dan jenazah menjadi tanah maka akan dikembalikan kepada keluarganya.

Tidak semua orang setuju dengan metode baru tersebut, namun orang yang memilih metode itu menganggap lebih ramah lingkungan daripada kremasi yang dapat menghasilkan emisi karbon atau penguburan yang memerlukan lahan untuk pemakaman.

“Pengomposan tubuh memiliki keunggulan ekologis yang signifikan dibandingkan bentuk disposisi lainnya. Misalnya, tidak ada emisi karbon yang cukup besar atau pelepasan asap beracun berbeda dengan kremasi api. Juga tidak memakan real estat seperti penguburan konvensional. Kami melihat Body Composting sebagai jalur ekspres bagi tubuh untuk bergabung kembali dengan siklus kehidupan,” kata Seth Viddal, salah satu pemilik The Natural Funeral.

#SHOWRELATEBERITA

Editor : Dede Imran

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI