Sukabumi Update

Patahan Cugenang Penyebab Gempa Bumi Cianjur, 3 Hal Penting Soal Sesar Aktif

Gempa Merusak Akibat Sesar Aktif | Istimewa | Foto : Daryono/Webinar ITS

SUKABUMIUPDATE.com - Sesar Cugenang disebut sebagai penyebab Gempa Bumi Cianjur M5.6, Senin (21/11/2022), menurut temuan BMKG.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati merekomendasikan kepada pemerintah daerah untuk mengosongkan menggunakan wilayah di zona patahan Cugenang untuk peruntukan lain.

Alasannya berkaitan dengan kejadian perulangan gempa di lokasi yang sama dalam 20 tahun ke depan.

"Bisa digunakan untuk peruntukan lain seperti zona konservasi, resapan atau wilayah terbuka hijau, tapi mohon rumah-rumah tidak dibangun di zona tersebut," kata Dwikorita, Kamis (8/12/2022).

Baca Juga: Pemicu Gempa Cianjur, 1.800 Rumah Berada di Zona Bahaya Patahan Cugenang

Daryono, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, menambahkan ada sekitar 1.800 rumah yang harus direlokasi. Rumah tersebut berada di wilayah Desa Talaga, Sarampad, Nagrak dan Cibulakan, yang berada dalam zona bahaya Patahan Cugenang.

Sebelumnya, Daryono pernah membahas tentang gempa sesar aktif dalam “Webinar Mitigasi Gempa Sesar Aktif“, Teknik Geofisika ITS pada Sabtu, 25 September 2021 silam.

Daryono menerangkan Sesar aktif tergolong sumber gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang berulang kali memicu gempa di masa lalu dengan riwayat kemungkinan akan aktif kembali.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Daryono, Kamis (8/12/2022), bahwa gempa Cianjur merupakan jenis gempa tektonik kerak dangkal. Artinya, Gempa Cianjur dipicu oleh Aktivitas Sesar Aktif yang ditemukan BMKG, Zona Patahan Cugenang.

Baca Juga: Megathrust Ikut Disebut, Kata BMKG Soal Gempa Dangkal Guncang Sukabumi

Jawa Barat sendiri tercatat memiliki 6 sesar aktif meliputi Sesar Cipamingkis, Sesar Cimandiri, Sesar Lembang, Sesar Baribis, Sesar Citarik dan Sesar Garsela.

Lebih lanjut, hingga tahun 2021 saat penyampaian Webinar ITS, Daryono menerangkan sesar aktif telah mengakibatkan lebih dari 45 kali gempa mematikan (deadly earthquake) di Indonesia.

Sementara Gempa Kuat yang dipicu Sesar Aktif belum terpetakan yakni Gempa Tojo Unauna (M6,3) 26 Juli 2021 dan Gempa Labuha (M7,2) 16 Juli 2019.

Baca Juga: Daftar 6 Sesar Aktif Jawa Barat, 3 Diantaranya Ada di Sukabumi

Wilayah Indonesia adalah Kawasan rawan gempabumi dan tsunami dimana ada 295 zona sumber gempa sesar aktif.

Berkaitan dengan gempa sesar aktif, ada tiga hal penting yang perlu diketahui, diantaranya Ground shaking (guncangan), Surface deformation (perubahan permukaan) dan Surface rupture (rekahan permukaan).

Ground shaking (guncangan) memiliki karakteristik dampak paling luas (guncangan luas), menyebabkan paling banyak kerusakan, memicu dampak ikutan lain (longsor, runtuhan batu, likuifaksi, kebakaran dll).

Kemudian karakteristik Surface deformation (perubahan permukaan) meliputi dapat berdampak pada wilayah luas, memicu kerusakan terbatas (critical facilities), dan efek ikutan lain (ketidakstabilan lereng, rekahan sekunder, tsunami).

Terakhir, Surface rupture (rekahan permukaan) menyebabkan dampak tidak luas (bagian tertentu saja pada jalur sesar), memicu kerusakan bangunan dan memicu dampak ikutan lain (kolam pecah, bendungan jebol, jembatan putus, pipa air dan gas putus, dll).

Baca Juga: Berguncang! Gempa Kuat M5.8 Barat Daya Kota Sukabumi, Sesar Cipamingkis?

Seperti diketahui, temuan BMKG pada Kamis (8/12/2022), menyebut zona patahan Cugenang memiliki panjang 8-9 kilometer, terbentang dari Desa Nagrak hingga Ciherang dengan arah tenggara-barat laut.

Radius kanan-kiri Zona Patahan Cugenang terletak sejauh 200-500 meter, sehingga total luasan diperhitungkan 8,09 kilometer persegi.

Sumber : its.ac.id

Editor : Nida Salma

Tags :
BERITA TERKAIT