Sukabumi Update

Update Prakiraan Bibit Siklon, BMKG: Peningkatan Gelombang Tinggi Selat Sunda

Bibit Siklon Tropis BMKG (Sumber : tcwc.bmkg.go.id)

SUKABUMIUPDATE.com - Siklon tropis merupakan sebuah badai dengan kekuatan yang besar. BMKG menyebut radius rata-rata siklon tropis mencapai 150 hingga 200 km.

Siklon tropis terbentuk di atas lautan luas yang umumnya mempunyai suhu permukaan air laut hangat, lebih dari 26.5 °C. Angin kencang yang berputar di dekat pusatnya ini mempunyai kecepatan angin lebih dari 63 km/jam.

Itulah mengapa bibit siklon kerap diwaspadai mengingat bentuknya adalah badai besar.

Baca Juga: 3 Bibit Siklon di Selatan Indonesia, BMKG: Potensi Cuaca Ekstrem Hingga 12 Februari

Kekinian, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau pergerakan dua bibit siklon tropis di sekitar Indonesia, yaitu bibit siklon tropis 94S di Samudra Hindia barat daya Lampung, dan bibit siklon tropis 97S di Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Bibit siklon tropis 94S memiliki kecepatan angin maksimum 30 knot dan tekanan udara minimum 1.002 mb. Sistem ini bergerak ke arah tenggara dengan potensi untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan berada dalam kategori tinggi.

Sistem ini menginduksi peningkatan kecepatan angin lebih dari 25 knot atau low level jet di perairan dan Samudra Hindia barat Bengkulu-Banten dan membentuk daerah perlambatan kecepatan angin memanjang di Samudra Hindia barat Bengkulu-Lampung.

Baca Juga: Kenapa Persib Bandung Dijuluki Pangeran Biru? Ternyata Ini Alasannya

Sementara bibit siklon tropis 97S memiliki kecepatan angin maksimum 30 knot dan tekanan udara minimum 1.001 mb. Sistem ini bergerak ke arah barat daya dengan potensi untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan berada dalam kategori sedang.

Sistem ini menginduksi peningkatan kecepatan angin >25 knot atau low level jet dari Laut Jawa hingga Laut Sawu dan di Samudra Hindia selatan Jawa Tengah-NTT dan membentuk daerah konvergensi dari Selat Makassar bagian selatan hingga Laut Sawu dan dari Samudra Hindia selatan Jawa Tengah-NTT.

Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan gelombang tinggi di sekitar wilayah bibit siklon tropis dan di sepanjang low level jet/konvergensi tersebut.

Hujan intensitas sedang kemungkinan terjadi di Bandung, Ternate dan Mataram. Hujan dengan intensitas ringan kemungkinan terjadi di Denpasar, Serang, Yogyakarta, Gorontalo, Jambi, Surabaya, Banjarmasin, Palangkaraya, Bandar Lampung, Ambon, Kupang, Jayapura, Manokwari, Mamuju, Makassar, Palembang dan Medan.

Suhu udara berkisar 19-33 derajat Celcius dengan suhu terendah di Bandung. Suhu tertinggi di Gorontalo, Palangkaraya dan Palembang.

Prakiraan berbasis dampak hujan lebat dengan status siaga di NTB, NTT, Sulawesi Utara dan Maluku Utara. Sementara banjir pesisir berpeluang terjadi di berbagai wilayah Indonesia pada tanggal 2-10 Februari 2023.

Peringatan Dini Gelombang Tinggi

BMKG juga mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi di beberapa wilayah perairan pada 7-8 Februari 2023.

Baca Juga: Sukabumi Diguncang Gempa Laut Muara Binuangeun, BMKG: Kontak di Zona Megathrust

Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari timur laut ke timur dengan kecepatan angin berkisar 5-20 knot. Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari barat ke barat laut dengan kecepatan angin berkisar 5-30 knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan selatan Jawa Timur, perairan selatan Bali-Lombok-Pulau Sumbawa serta Pulau Sumba.

Kondisi ini menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang setinggi 2.5-4.0 meter di perairan barat Kepulauan Mentawai, perairan Bengkulu-barat Lampung, Samudra Hindia Barat Kepulauan Mentawai-Bengkulu, Selat Sunda bagian barat dan selatan, Samudra Hindia barat Lampung, perairan selatan Banten-Jawa Timur, Samudra Hindia selatan Jawa, perairan selatan Bali-Sumbawa, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, perairan selatan Pulau Sumba, Samudra Pasifik utara Papua Barat-Papua.

Gelombang di kisaran lebih tinggi 4.0-6.0 meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia selatan Bali-Lombok-Sumbawa, Laut Arafuru bagian timur.

Sumber: Tempo.co

Editor : Nida Salma Mardiyyah

Tags :
BERITA TERKAIT