Sukabumi Update

Mengenal Anggrek Ki Aksara, Flora Langka yang Ada di Hutan Gunung Gede Pangrango

Anggrek Ki Aksara menjadi salah satu tanaman langka yang tumbuh di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango | Foto: Instagram/@bbtn_gn_gedepangrango

SUKABUMIUPDATE.com - Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) menjadi salah satu taman nasional yang memiliki keanekaragaman hayati cukup melimpah mulai dari hewan hingga tanaman langka.

Salah satu tanaman langka yang tumbuh di taman nasional ini yaitu Anggrek Ki Aksara yang juga biasa disebut dengan anggrek tanah.

Tanaman ini merupakan salah satu tanaman langka yang dilindungi. Melansir dari laman lindungihutan.com, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 serta Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor: p.106/menlhk/setjen/kum.1/12/2018. Jenis anggrek tersebut juga berstatus Appendix II sehingga harus dijaga kelestariannya.

Baca Juga: Mengenal Burung Julang Emas, Hewan Eksotis Penghuni Margasatwa Cikepuh Sukabumi

Bunga langka satu ini memiliki nama latin Marcodes petola. Alasan disebut anggrek ki aksara, sebab motif urat pada daunnya membentuk aksara atau tulisan, dan diketahui jika urat pada daun tanaman ini akan tampak menyala saat malam hari.

Anggrek Ki Aksara berasal dari wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Anggrek ini terkenal karena keindahan bunganya yang unik dan corak daunnya yang menarik.

Macodes petola memiliki daun-daun yang panjang dan melengkung dengan warna hijau tua yang berkilau.

Bunga-bunganya muncul dari pangkal daun dan memiliki warna kuning atau hijau pucat dengan bintik-bintik merah atau cokelat gelap.

Baca Juga: Sang Garuda Muda, Anak Elang Jawa Lahir di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

Di Indonesia sendiri tanaman langka ini bisa ditemukan di pulau Jawa yaitu di daerah dengan ketinggian 100—800 meter di atas permukaan laut.

Ciri Anggrek Ki Aksara (Macodes petola)

Merangkum dari berbagai sumber, berikut ciri-ciri umum anggrek Ki Aksara.

1. Daun

Macodes petola memiliki daun-daun yang panjang, tipis, dan melengkung. Daun-daun ini seringkali memiliki warna hijau tua yang berkilau dan memiliki pola corak yang menarik. Pola tersebut bisa berupa garis-garis, bintik-bintik, atau urat-urat yang kontras.

Baca Juga: Bahaya! 5 Jalur Ilegal Pendakian Gunung Gede Pangrango di Sukabumi

2. Bunga

Bunga Macodes petola muncul dari pangkal daun, dekat bagian dasar tanaman. Bunga-bunganya relatif kecil dengan warna kuning atau hijau pucat.

Bunga tersebut juga sering memiliki bintik-bintik merah atau cokelat gelap yang kontras di tepi atau bagian tengahnya. Bentuk bunga ini dapat menyerupai lidah mertua, yang memberi nama lain pada tanaman ini.

3. Habitat alami

Macodes petola merupakan anggrek epifit yang berasal dari wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Mereka tumbuh di hutan-hutan lebat, terutama di tempat-tempat yang agak teduh dan lembap.

Baca Juga: Hari Penyu Sedunia, Mari Mengenal Penyu Hijau yang Jadi Ikon Kabupaten Sukabumi

4. Kondisi lingkungan untuk tumbuh

Macodes petola membutuhkan kondisi tumbuh yang mirip dengan habitat alaminya. Mereka memerlukan cahaya yang cukup, tetapi harus dihindari dari sinar matahari langsung yang terlalu terik.

Suhu yang ideal untuk pertumbuhan mereka adalah sekitar 18-25 derajat Celsius. Mereka juga membutuhkan kelembaban udara yang tinggi, dan penyemprotan air secara teratur atau penggunaan pelembab udara dapat membantu memenuhi kebutuhan ini.

Itulah ulasan seputar bunga anggrek Ki Aksara, salah satu tanaman langka yang ada di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

Editor : Dede Imran

Tags :
BERITA TERKAIT