Sukabumi Update

Marrakesh Hancur Akibat Gempa Maroko, Kota Konferensi UGG yang Dihadiri Bupati Sukabumi

Grafis parameter Gempa Marokok Jumat malam, merusak kota tua Marrekesh. Lokasi pertemuan gelegasi UUG dunia termasuk Bupati Sukabumi (Sumber: BMKG)

SUKABUMIUPDATE.com - Marrakesh atau Marrakech dilaporkan sebagai kota di Maroko yang mengalami dampak terparah dari gempa kerak dangkal pada Jumat malam waktu setempat.

Puluhan WNI khususnya kepala daerah, termasuk Bupati Sukabumi Marwan Hamami merupakan delegasi dari pertemuan Internasional ke 10 Unesco Global Geopark tengah berada di kota Marrakesh saat gempa M 6.8 terjadi dan menimbulkan banyak korban jiwa.

Gempa yang terjadi sekitar pukul 11.00 malam waktu Maroko ini membuat delegasi Indonesia di acara tersebut panik. Hotel di Kota Marrakesh tempat para tamu Unesco ini menggelar pertemuan dan menginap bahkan dilaporkan mengalami kerusakan.

Marrakesh sendiri adalah kota dengan banyak bangunan bersejarah termasuk menara kuno Masjid Koutoubia setinggi 69 meter. Masjid yang dibangun abad ke 12 ini dilaporkan ambruk akibat gempa tersebut.

Baca Juga: Pohon Tumbang Timpa Pemotor di Ciracap Sukabumi, Korban Luka dan Pingsan

Ahli gempa BMKG, Dr Daryono dalam siaran persnya menyebut, gempa bumi ini adalah jenis kerak dangkal yang berpotensi besar menimbulkan kerusakan bangunan dan korban jiwa.

Menurut Daryono, gempa tersebut terjadi Sabtu 09 September 2023 pukul 05.10.59 waktu indonesia bagian barat, atau pukul 11.00 Jumat malam waktu Maroko, gempa tektonik membuat daratan maroko berguncang kuat.

Episenter gempa ini ujar Daryono berada pada koordinat 31.01° Lintang Utara dan 8.46° Bujur Barat, tepatnya di darat dengan kedalaman hiposenter sangat dangkal 28 kilometer.

“Gempa 9 ini merupakan gempa utama (mainshock) dan yang terbesar dalam catatan sejarah yang pernah terjadi di Maroko. Laporan terkini menunjukkan bahwa gempa tersebut menimbulkan kerusakan dengan korban jiwa meninggal,” tulisnya dalam rilis yang diterima redaksi sukabumiupdate.com.

Baca Juga: Oplos Gas Melon ke Tabung 12 Kg, Pria di Palabuhanratu Sukabumi Ditangkap

Bupati Sukabumi di depan Masjid Koutoubia di Kota Marrakesh, sebelum gempa kuat melanda Negara Maroko pada Jumat Malam (8/9/2023)Bupati Sukabumi di depan Masjid Koutoubia di Kota Marrakesh, sebelum gempa kuat melanda Negara Maroko pada Jumat Malam (8/9/2023)

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) dipicu aktivitas sesar aktif di Zona Pegunungan Atlas, Maroko. Morfologi jalur pegunungan ini berarah Baratdaya -Timurlaut, dari Agadir hingga Aït Ahmadou Haddou, Maroko.

Hasil analisis mekanisme sumber yang dilakukan BMKG, bebernya menunjukkan gempa ini memiliki mekanisme sumber pergerakan naik (thrust fault), yang mencerminkan adanya gaya tekan (compressional) di zona tektonik sumber gempa. “Gempa ini terjadi di wilayah jalur sumber gempa sesar aktif yang sudah terpetakan, namun demikian zona ini dikenal dengan riwayat kegempaan yang relatif rendah.”

Gempa ini berdampak sangat merusak dengan skala intensitas VII - IX MMI hingga menimbulkan kerusakan dan korban jiwa meninggal di Kota Tua Marrakesh. Marrakesh sambung Daryono merupakan kota terbesar ke-empat di Maroko yang merupakan salah satu pusat populasi paling besar.

“Marrakesh mengalami kerusakan paling parah karena dekat sumber gempa ditambah dengan keberadaan bangunan-bangunan tua yang rentan runtuh akibat guncangan gempa karena kondisi strukturnya yang sudah lemah,” kata Daryono.

Baca Juga: Mengancam Gunung Salak, Kondisi Kebakaran di Perkebunan Kabandungan Sukabumi

Kota-kota besar terdampak guncangan gempa cukup kuat di sekitar Marrakesh adalah Ouarzazate, Essaouira, Safi, Agadir, Casablanca dan Errachidia. Tidak hanya di Maroko, gempa kerak dangkal ini guncangannya dirasakan hingga ke negara tetangganya, seperti Portugal, Spanyol dan Aljazair.

Data BMKG, menyebut gempa Marrakesh dengan magnitudo M 6.9 (update M 6.8) yang menelan korban jiwa ini, mengingatkan kita pada peristiwa gempa dahsyat yang mengguncang Agadir, Maroko dengan magnitudo Mw5,8 pada 29 Februari 1960.

Meskipun magnitudo gempanya relatif kecil, gempa merusak Agadir menewaskan lebih dari 10.000 orang, dan menjadi gempa paling mematikan dalam sejarah Maroko. Gempa Marrakesh Mw6,9 yang terjadi saat ini berdasarkan magnitudonya sebanding dengan gempa merusak bersejarah yang menghancurkan kota Meknes dengan magnitudo Mw6,5-7,0 yang terjadi pada 27 November 1755.

Gempa ini menewaskan ribuan orang, karena melanda wilayah pegunungan dengan banyak sebaran permukiman pedesaan dan kota-kota kecil dengan bangunan rentan dengan struktur lemah. Selain itu, gempa kuat ini terjadi pada malam hari pukul 23.00 waktu setempat, saat seluruh warga sedang tinggal di rumah.

Baca Juga: Saat Bahan Pokok Mahal, Beras SPHP Operasi Pasar Malah Dijual di E-Commerce

Hingga pukul 16.25 WIB sore ini, hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi beberapa kali aktivitas gempa susulan (aftershock) dengan satu kali gempa susulan signifikan dengan magnitudo M4,9 pada pukul 05.30WIB yang dirasakan dalam skala intensitas VI MMI.

Editor : Fitriansyah

Tags :
BERITA TERKAIT