Sukabumi Update

Diuji saat Guncangan Sukabumi, BMKG Riset Aplikasi Peringatan Dini Gempa

(Foto Ilustrasi) BMKG mengembangkan riset aplikasi peringatan dini gempa bumi. | Foto: Istimewa

SUKABUMIUPDATE.com - BMKG sedang mengembangkan riset aplikasi peringatan dini gempa bumi di Indonesia. Aplikasi ini termasuk diuji saat gempa Sukabumi berkekuatan 4.6 magnitudo mengguncang Bogor hingga Jakarta pada Kamis pagi, 14 Desember 2023.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan pengembangan riset aplikasi peringatan dini gempa ini sudah berjalan di tahun kedua. "Konsepnya adalah menggunakan selang waktu kedatangan gelombang primer, yang awal, yang tidak merusak, dengan gelombang sekunder, yang menimbulkan guncangan, yang biasanya merusak," kata dia.

Mengutip tempo.co, menurut Dwikorita, BMKG mencoba mengadopsi apa yang sudah lebih dulu dikembangkan di Jepang. Di negara itu, dia menambahkan, peringatan dini bisa dihasilkan sampai 10 detik sebelum guncangan gempa yang merusak terjadi.

Itu, kata Dwikorita, bisa dimanfaatkan untuk langkah keamanan seperti menutup katup gas atau zat berbahaya. Atau memperingatkan ke sistem transportasi publik yang massal dan cepat. "Tapi aplikasi yang dikembangkan BMKG ini belum final, kami belum operasikan luas," katanya.

Baca Juga: Diguncang 55 Kali Gempa, Mengenal Gunung Salak dan Sejarah Kerajaan Perak Sunda

Pelaksana tugas Deputi Bidang Geofisika BMKG, Hanif Andi Nugraha, menjelaskan aplikasi terlihat berfungsi saat gempa Sukabumi terjadi pada Kamis pagi. Dari posisi di sekitaran Kantor BMKG di Kemayoran, Jakarta Pusat, aplikasi disebutnya menginformasikan jarak 73 kilometer dari pusat gempa dan peringatan 5 detik sebelum terjadi guncangan.

Senada dengan Dwikorita, Hanif mengatakan, "Ini masih kami kembangkan dan riset."

Adapun Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami, Daryono, menegaskan bahwa aplikasi itu bukan prediksi gempa. Sistem dalam aplikasi menangkap kedatangan gelombang primer saat gempa telah tercetus, beberapa detik sebelum adanya rambatan gelombang sekunder-nya.

Diterangkannya, gelombang primer yang menekan (pressure). Sementara gelombang sekunder yang memiliki karakter destruktif karena arah rambatnya tegak lurus. "Seperti kita berdiri di karpet dan karpetnya ditarik," katanya memberi ilustrasi.

Sumber: Tempo.co

Editor : Oksa Bachtiar Camsyah

Tags :
BERITA TERKAIT