Sukabumi Update

Hasil Analisis Sementara PVMBG soal Penyebab Longsor di Cibadak Sukabumi

Foto udara lokasi longsor di Kampung Cibatu Hilir RT 01/11, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Instagram/@kiekiesukabumi

SUKABUMIUPDATE.com - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyampaikan hasil analisis sementara terkait kejadian pergerakan tanah di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi.

Diketahui, lokasi bencana gerakan tanah ini terjadi di Kampung Cibatu Hilir RT. 001 RW. 011, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Berdasarkan Informasi dari BPBD Kabupaten Sukabumi, gerakan tanah berjenis longsoran yang merusak pemukiman dan mengancam pemukiman yang ada saat ini.

Gerakan tanah pertama kali terjadi tanggal 24 Januari 2024 setelah turun hujan. Pada awalnya gerakan tanah atau tanah longsor terjadi pada pukul 06.30 WIB dan terus berkembang dan meluas sampai pukul 11.20. Daerah bencana sampai saat ini masih berpotensi terjadi longsoran susulan.

Kepala PVMBG Kementerian ESDM, Hendra Gunawan mengatakan, morfologi daerah yang mengalami gerakan tanah tipe longsoran merupakan lereng perbukitan baratnya berupa lembah.

“Lokasi gerakan tanah/ tanah longsor terjadi pada elevasi antara 649–689 mdpl. Dibagian bawah dari pemukiman merupakan lembah Sungai Cicatih dan bagian belakang pemukiman berupa lereng agak terjal–terjal” ujar Hendra dikutip sukabumiupdate.com dari laman resmi Kementerian ESDM, Kamis (25/1/2024).

Baca Juga: Turun ke Lokasi Longsor di Cibadak Sukabumi, Mensos Catat 69 Rumah Terancam

Kemudian berdasarkan Peta Geologi Lembar Bogor, Jawa (Effendi, dkk, 2011) daerah bencana batuan tertua di daerah bencana adalah Formasi Walat (Tow) yang terdiri batupasir kuarsa yang berlapis silang konglomerat, kerakal kuarsa, batulempung karbonatan, lignit dan lapisan tipis batubara diatasnya diendapkan secara selaras Formasi Batuasih yang terdiri dari batulempung napalan hijau dengan konkresi pirit.

“Diatas Formasi Batuasih (Toba) adalah Batuan Gunungapi Pangrango (Qvpo) yang terdiri dari endapan lebih tua, lahar, dan lava basal andesit dengan oligoklas-andesin, labradorite, olivine, piroksen dan hornblende,” kata Hendra.

Peta Prakiraan Wilayah Terjadinya Gerakan Tanah di Cibadak Sukabumi. (Sumber: PVMBG)Peta Prakiraan Wilayah Terjadinya Gerakan Tanah di Cibadak Sukabumi. (Sumber: PVMBG)

Adapun tata guna lahan di daerah Kampung Cibatu Hilir RT. 001 RW. 011, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi merupakan pemukiman yang dibelakangnya merupakan ladang dan pohon bambu.

“Berdasarkan ploting lokasi pada Portal Mitigasi Bencana Geologi, lokasi gerakan tanah Kp. Cibatu Hilir RT. 001 RW. 011, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak termasuk dalam Zona Kerentanan Gerakan Tanah Menengah artinya di daerah ini dapat terjadi gerakan tanah terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan. Gerakan tanah baru dan lama dapat aktif kembali akibat curah hujan tinggi dan erosi yang kuat,” tuturnya.

Baca Juga: Warga Dengar Suara Misterius Jelang Longsor Timbun 10 Rumah di Cibadak Sukabumi

Sedangkan berdasarkan Peta Prakiraan Potensi Terjadi Gerakan Tanah Bulan Januari 2024, lokasi gerakan tanah di Kp. Cibatu Hilir RT. 001 RW. 011, Desa Sekarwangi,termasuk dalam Zona Kerentanan Gerakan Tanah Menengah-Tinggi.

“Jenis gerakan tanah berupa longsoran dan biasanya tersebut membentuk gawir tapal kuda/melengkung,” tambah Hendra.

Dampak gerakan tanah berdasarkan informasi dari BPBD Sukabumi ini adalah 12 rumah hancur/rusak berat, 69 rumah terancam, 51 jiwa (15 KK) terdampak dan 239 jiwa (75 KK) terdampak.

Hendra mengungkapkan, penyebab gerakan tanah diperkirakan karena kelerengan yang terjal menyebabkan material tanah mudah bergerak atau longsor.

Kondisi geologi berupa endapan Gunungapi Pangrango yang tebal menumpang diatas batulempung napalan yang kedap air dan mudah runtuh dari Formasi Batuasih. Keberadaan struktur geologi pada lokasi tersebut juga turut memperlemah batuan yang ada. kemudian pola drainase/saluran irigasi ditebing yang tidak tertata dengan baik serta tidak kedap air.

“Gerakan tanah ini dipicu oleh curah hujan yang tinggi sebelum terjadinya gerakan tanah,” ujar Hendra.

Mengingat curah hujan yang masih tinggi dan masih adanya potensi gerakan tanah susulan pada lokasi tersebut, maka lanjut Hendra, PVMBG Badan Geologi merekomendasikan relokasi yang rusak berat sebaiknya direlokasi ketempat yang aman.

Baca Juga: Warga Rekam Detik-detik Longsor Timbun Rumah di Cibadak Sukabumi

Kemudian rumah yang terancam jika terjadi perluasan gerakan tanah sebaiknya sebaiknya mengungsi dulu ketempat yang aman.

Lalu masyarakat sekitar agar senantiasa memantau perkembangan retakan dan longsoran jika semakin membesar/meluas sebaiknya mengungsi atau direlokasi.

“Lokasi ini masih berpotensi terjadi longsoran/retakan susulan atau meluasnya area longsoran/retakan sehingga masyarakat sekitar terutama yang berdekatan dengan retakan dan gawir diharapkan waspada terutama saat dan setelah turun hujan terhadap potensi longsor susulan/ meluasnya gerakan tanah,” ujar Hendra.

Menurut Hendra, diperlukan sosialisasi kepada masyarakat agar lebih mengenal dan memahami gerakan tanah dan gejala-gejala yang mengawalinya sebagai upaya mitigasi bencana gerakan tanah.

“Masyarakat agar mewaspadai daerah sekitar lereng jika muncul retakan tanah baik pada jalan maupun lahan agar segera ditutup agar air tidak masuk ke dalam retakan dan longsoran. Jika retakan bertambah lebar dan atau ditemukan retakan baru segera mengungsi dan melaporkan ke Pemerintah Daerah setempat,” kata Hendra.

Hendra menuturkan, Tim Tanggap Darurat PVMBG akan diberangkatkan ke lokasi bencana untuk mengidentifikasi faktor penyebab dan pengontrol gerakan tanah atau longsoran, serta mengidentifikasi potensi longsoran susulan dan potensi ancaman bahaya akibat meluasnya longsoran tersebut.

Editor : Denis Febrian

Tags :
BERITA TERKAIT