Sukabumi Update

Rancaekek Bandung Porak Poranda, Ini 9 Jenis Angin dan Proses Terbentuknya

Ilustrasi - Angin adalah pergerakan udara dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. (Sumber : Freepik.com).

SUKABUMIUPDATE.com - Angin yang diduga puting beliung memporak porandakan sejumlah bangunan di Rancaekek Bandung, Jawa Barat. Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, angin kencang menyapu semua benda yang ada di depannya.

Terlihat dalam video tersebut, angin membawa semua material yang dilewatinya. Bahkan, dalam salah satu video memperlihatkan atap bangunan bangunan yang copot akibat kuatnya hempasan angin.

Saat ini Indonesia memang sedang memasuki musim penghujan, dimana rentan terjadinya hujan badai yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kecepatan angin. Lalu bagaimana terbentuknya angin dan apa saja jenis angin?

Baca Juga: 27 Rumah Rusak, Data Sementara Dampak Angin Puting Beliung di Cibeureum Sukabumi

Proses Terbentuknya Angin

Angin adalah proses alami yang terjadi akibat pemanasan yang tidak merata oleh matahari dan rotasi bumi. Angin memiliki banyak manfaat, tetapi angin kencang juga dapat menyebabkan dampak negatif.

Mengutipn laman ruangguru, Angin terbentuk oleh pemuaian udara. Udara yang dipanaskan akan memuai sehingga membuat udara menjadi lebih ringan sehingga dapat bergerak ke atas. Udara dingin di sekitarnya pun bergerak menuju udara yang bertekanan rendah dan menjadikan udara lebih berat sehingga menyebabkannya jatuh ke tanah.

Proses pemuaian udara di atas permukaan tanah terus berlangsung hingga udara hangat naik dan udara dingin turun sehingga timbul arus konveksi. Nah jika suhunya tinggi maka tekanannya rendah, sedangkan kalau suhunya rendah maka tekanannya tinggi. Udara bersuhu tinggi naik, sedangkan udara bersuhu rendah turun.

Baca Juga: Cerita Kepanikan Warga Saat Angin Puting Beliung Landa Kota Sukabumi

Faktor Terbentuknya Angin

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terbentuknya angin, berikut selengkapnya

1. Gradien Barometris

Gradien Barometris adalah bilangan yang menunjukan pada perbedaan tekanan udara dari 2 isobar yang jaraknya sekitar 111 km. Semakin besar gradien barometrisnya, maka semakin cepat angin itu bertiup.

2. Lokasi

Kecepatan angin di daerah ekuator lebih besar dibandingkan kecepatan angin saat titik hembusan jauh dari ekuator. Ketinggian tempatnya juga penting, semakin tinggi suatu tempat, maka semakin kencang pula angin yang bertiup. Hal ini disebabkan gaya gesek yang minim terjadi.

3. Waktu

Angin bertiup lebih cepat pada siang hari dibandingkan pada malam hari. Faktor ini juga mempengaruhi kekuatan hembusan angin.


Macam-Macam Angin

Angin Laut: Adalah angin yang bertiup dari laut ke darat dan bertiup pada siang hari sekitar jam 9 pagi sampai jam 4 sore. Nelayan tradisional memanfaatkan angin ini untuk pulang dari melaut.

Angin Darat: Pada malam hari berhembus dari darat ke laut. Angin ini mulai terasa sekitar pukul 20.00-06.00 dan dimanfaatkan oleh nelayan untuk mencari ikan.

Angin Lembah: Angin yang bertiup dari lembah menuju puncak gunung terjadi pada siang hari.

Angin Gunung: Angin diarahkan dari puncak gunung turun ke lembah, yang terjadi pada malam hari.

Jenis-jenis Angin

Angin Fohn: Disebut juga angin jatuh yang merupakan kelanjutan dari proses hujan orografis. Setelah mencapai puncak, angin turun melalui lembah yang kering dan panas. Angin ini bersifat merusak karena suhunya cukup tinggi dan banyak tanaman yang mati.

Setiap daerah mempunyai nama yang berbeda untuk angin ini. Misalnya saja yang disebut angin brubu di Sulawesi Selatan, angin bahorok di Deli Sumatera Utara, angin kumbang di Cirebon Jawa Barat, angin Gending di Pasuruan dan Probolinggo, serta angin wambrau di Papua.

Angin Muson Barat: Angin dari benua Asia menuju benua Australia membawa banyak uap air saat melewati air dan lautan. Hal ini juga yang menyebabkan terjadinya musim hujan di Indonesia.

Angin Muson Timur: Berasal dari benua Australia ke benua Asia. Cuacanya kering karena melewati beberapa gurun, sehingga mengakibatkan Indonesia mengalami musim kemarau.

Angin Siklon: Gerakannya searah dengan tekanan udara minimum. Di belahan bumi utara angin ini bergerak berlawanan arah jarum jam, sedangkan di belahan bumi selatan bergerak searah jarum jam.

Angin Antisiklon: Angin ini meninggalkan tempat dengan tekanan terbesar. Pergerakan angin ini searah jarum jam di utara dan berlawanan arah jarum jam di selatan.

 

Editor : Ikbal Juliansyah

Tags :
BERITA TERKAIT