SUKABUMIUPDATE.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi curah hujan tinggi dan banjir di sejumlah daerah khususnya di Jawa Barat pada bulan November-Desember 2024.
Dalam keterangan tertulisnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa cuaca ekstrem diperkirakan berpotensi terjadi hingga Maret-April 2025, dipengaruhi oleh fenomena La Nina Lemah yang dapat meningkatkan curah hujan sebesar 20 persen.
Selain itu, dinamika atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) dan potensi Cold Surge (seruakan udara dingin) yang bergerak dari daratan Asia (Siberia) menuju wilayah barat Indonesia, juga diproyeksikan aktif selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Kedua fenomena ini memiliki potensi untuk meningkatkan intensitas dan volume curah hujan di berbagai wilayah Indonesia, meskipun skala dan dampaknya masih memerlukan pemantauan lebih lanjut. BMKG terus memantau kondisi ini secara cermat dan menyampaikan informasi terkini untuk mendukung langkah antisipatif serta mengurangi risiko di lapangan.
Sementara itu, Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto menerangkan, dalam sepekan ke depan, sejumlah fenomena atmosfer diprediksi akan memengaruhi pola cuaca di Indonesia, meningkatkan potensi hujan lebat, terutama karena beberapa wilayah tengah memasuki masa puncak musim hujan.
Seiring dengan periode puncak musim hujan, lanjut Guswanto, beberapa wilayah Indonesia seperti Sumatra, Jawa, Kalimantan, hingga Sulawesi memiliki risiko lebih besar terhadap curah hujan yang tinggi, yang dapat menyebabkan banjir, genangan air, atau tanah longsor di daerah rawan.
Hal lain yang perlu juga diperhatikan adalah, potensi hujan lebat yang terjadi pada daerah-daerah aliran sungai di sekitar gunung berapi yang saat ini sedang aktif, karena potensi banjir lahar hujan yang dapat ditimbulkan.
Peringatan Dini Curah Hujan Tinggi dan Potensi Banjir
Untuk periode awal Desember 2024, beberapa wilayah terutama di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara Timur diprediksi memiliki potensi curah hujan tinggi kategori Awas. Sejumlah kecamatan terutama di wilayah Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, NTB, NTT, dan Sulawesi Selatan diprediksi memiliki potensi banjir dengan kategori Tinggi.
Sedangkan untuk bulanan Desember 2024, sejumlah wilayah terutama di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan diprediksi memiliki potensi banjir kategori Tinggi.
Prakiraan Wilayah Potensi Banjir Kategori Tinggi Kabupaten Sukabumi
Berlaku Dasarian I Desember (Tanggal 1-10 Desember) 2024
- Kecamatan Caringin
- Kecamatan Cibitung
- Kecamatan Ciemas
- Kecamatan Cikakak
- Kecamatan Cikidang
- Kecamatan Cisolok
- Kecamatan Kabandungan
- Kecamatan Pelabuhanratu
- Kecamatan Simpenan
- Kecamatan Sukabumi
- Kecamatan Sukaraja
- Kecamatan Surade
- Kecamatan Tegal Buleud
Berlaku untuk Bulan Desember 2024
- Kecamatan Cibitung
- Kecamatan Ciemas
- Kecamatan Cikakak
- Kecamatan Cisolok
- Kecamatan Pabuaran
- Kecamatan Sagaranten
- Kecamatan Simpenan
- Kecamatan Surade
- Kecamatan Tegal Buleud
Klasifikasi Peringatan Curah Hujan Tinggi dan Potensi Banjir terbagi dalam status Waspada, Siaga dan Awas.
- WASPADA: Beberapa kabupaten/kota di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan,
- Sulawesi Selatan, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Selatan.
- SIAGA: Beberapa kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Papua Barat.
- AWAS: Beberapa kabupaten/kota di Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur.
Saat ini sebanyak 59% dari jumlah Zona Musim (ZOM) di Indonesia telah memasuki musim hujan. Bagi masyarakat yang wilayahnya sudah memasuki musim hujan, dihimbau agar mengambil tindakan preventif untuk memastikan kapasitas drainase lingkungan, menjaga kondisi dan kesehatan, sedia payung atau jas hujan ketika beraktivitas di luar ruangan, dan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sehingga terhindar dari penyebaran penyakit di musim penghujan.
Sumber: bmkg.go.id
Editor : Ikbal Juliansyah