SUKABUMIUPDATE.com - Perubahan iklim telah menjadi masalah global yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan di Bumi, termasuk pola cuaca dan kejadian bencana alam. Salah satu dampak nyata yang semakin dirasakan adalah meningkatnya frekuensi dan intensitas bencana alam, terutama banjir dan longsor. Fenomena ini tidak hanya merugikan masyarakat, tetapi juga mengancam ekosistem dan kestabilan ekonomi.
1. Perubahan Iklim dan Banjir
Perubahan iklim yang terjadi akibat pemanasan global telah mempengaruhi pola curah hujan secara signifikan. Kenaikan suhu atmosfer menyebabkan uap air lebih banyak terkumpul di udara, yang pada gilirannya dapat menghasilkan hujan dengan intensitas yang lebih tinggi. Menurut laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), curah hujan ekstrem di banyak wilayah dunia diperkirakan akan meningkat seiring dengan naiknya suhu global. Hal ini menyebabkan banjir lebih sering terjadi, terutama di daerah yang memiliki drainase buruk atau berada di daerah dataran rendah yang rawan tergenang.
Beberapa faktor yang membuat banjir semakin sering terjadi adalah:
- Hujan Ekstrem: Banjir terjadi ketika curah hujan melebihi kapasitas saluran air atau waduk untuk menampung air. Peningkatan intensitas hujan yang lebih tinggi akibat perubahan iklim memperburuk masalah ini.
- Peningkatan Ketinggian Permukaan Laut: Pemanasan global juga menyebabkan mencairnya es di kutub, yang berkontribusi terhadap kenaikan permukaan laut. Daerah pesisir semakin rentan terhadap banjir rob (air laut masuk ke daratan), yang dapat memperburuk kejadian banjir.
- Perubahan Pola Cuaca: Perubahan iklim menyebabkan pola cuaca yang lebih sulit diprediksi, termasuk cuaca yang lebih basah dan lebih kering dalam periode waktu yang lebih pendek. Hal ini mempengaruhi kemampuan infrastruktur untuk mengelola air dan mencegah banjir.
Baca Juga: Bibit Siklon Tropis 91S Bergerak di Samudra Hindia, BMKG: Waspada 3 Hari ke Depan
2. Perubahan Iklim dan Longsor
Longsor (tanah longsor) terjadi ketika tanah atau batuan bergerak turun karena kehilangan keseimbangannya. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya longsor, dan perubahan iklim turut berperan besar dalam memperburuk situasi ini. Beberapa alasan mengapa perubahan iklim menyebabkan longsor lebih sering adalah sebagai berikut:
- Curah Hujan yang Tinggi: Intensitas hujan yang ekstrim dapat menyebabkan tanah menjadi jenuh dengan air, mengurangi daya dukung tanah dan memicu longsor. Di daerah pegunungan atau perbukitan, longsor menjadi semakin sering setelah hujan lebat yang berkepanjangan.
- Penyusutan Vegetasi: Salah satu dampak perubahan iklim yang tidak kalah penting adalah perubahan dalam pola tumbuh tanaman. Perubahan suhu dan curah hujan yang tidak terduga dapat menyebabkan kerusakan pada vegetasi yang berfungsi sebagai pengikat tanah. Tanpa vegetasi yang cukup, tanah menjadi lebih rentan terhadap erosi dan longsor.
- Kondisi Topografi dan Aktivitas Manusia: Selain perubahan iklim, aktivitas manusia seperti penggundulan hutan, pembangunan infrastruktur di daerah rawan longsor, dan pertanian yang tidak terkontrol juga memperburuk kejadian longsor. Penggundulan hutan mengurangi kemampuan tanah untuk menahan air hujan, sehingga meningkatkan risiko longsor.
3. Mengapa Banjir dan Longsor Semakin Sering Terjadi?
Banjir dan longsor yang semakin sering terjadi dapat dijelaskan melalui beberapa faktor utama yang saling berinteraksi:
- Peningkatan Intensitas Cuaca Ekstrem: Seiring dengan peningkatan suhu global, kejadian cuaca ekstrem seperti hujan lebat, badai, dan kekeringan menjadi lebih intens. Curah hujan yang sangat tinggi dalam waktu singkat dapat menyebabkan banjir dan longsor lebih sering terjadi, khususnya di daerah yang rentan terhadap kedua fenomena ini.
- Perubahan Penggunaan Lahan: Dalam banyak kasus, manusia telah mengubah penggunaan lahan untuk pembangunan kota, pertanian, atau infrastruktur lainnya. Deforestasi, penggundulan hutan, dan konversi lahan menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem yang membuat tanah lebih rentan terhadap longsor, sementara aliran air tidak dapat dikelola dengan baik, meningkatkan risiko banjir.
- Kondisi Infrastruktur yang Buruk: Di banyak daerah, terutama di negara berkembang, infrastruktur yang ada belum mampu mengatasi volume air yang meningkat akibat curah hujan ekstrem. Saluran air yang sempit atau tidak memadai menyebabkan terjadinya banjir, sementara pembukaan lahan di daerah yang tidak seharusnya didirikan bangunan meningkatkan risiko longsor.
Baca Juga: BMKG: Sepekan ke Depan Kabupaten Sukabumi Waspada Hujan Lebat dan Angin Kencang
4. Solusi dan Tindakan yang Perlu Dilakukan
Untuk mengurangi dampak perubahan iklim terhadap bencana alam seperti banjir dan longsor, beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:
- Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan: Meningkatkan upaya konservasi dan pengelolaan hutan serta tanah untuk mencegah erosi dan memperkuat daya tahan ekosistem terhadap perubahan iklim.
- Pembangunan Infrastruktur yang Resilien: Merancang infrastruktur yang dapat mengatasi dampak cuaca ekstrem, seperti saluran drainase yang lebih baik, sistem pengelolaan air yang efisien, dan bangunan yang tahan terhadap bencana alam.
- Perlindungan Kawasan Pesisir: Mengambil langkah-langkah untuk melindungi kawasan pesisir dari dampak kenaikan permukaan laut dengan membangun dinding laut, mangrove, atau menggunakan teknologi ramah lingkungan.
- Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat: Menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mitigasi perubahan iklim dan langkah-langkah untuk mengurangi risiko bencana alam.
Perubahan iklim telah menjadi faktor utama dalam meningkatkan frekuensi dan intensitas bencana alam seperti banjir dan longsor. Proses pemanasan global yang menyebabkan cuaca ekstrem, curah hujan yang lebih tinggi, dan perubahan ekosistem berkontribusi besar terhadap kejadian bencana ini. Untuk menghadapi tantangan ini, dibutuhkan upaya bersama antara pemerintah, dan masyarakat, dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, melestarikan alam, serta membangun infrastruktur yang lebih tangguh terhadap perubahan iklim.
Baca Juga: Puncak Musim Hujan, BMKG Imbau Waspada Potensi Bencana Hidrometeorologi
Sumber : Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), World Meteorological Organization (WMO), United Nations Environment Programme (UNEP), National Aeronautics and Space Administration (NASA)
Editor : Silvi Maharani