SUKABUMIUPDATE.com - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menjalin kerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk melaksanakan program modifikasi cuaca. Langkah ini diambil sebagai upaya preventif guna mengurangi risiko banjir yang kerap melanda wilayah Jawa Barat, terutama pada musim penghujan.
Modifikasi cuaca ini bertujuan untuk mengendalikan intensitas curah hujan di daerah rawan banjir dengan cara menurunkan hujan di lokasi yang lebih aman, seperti di laut atau waduk, sehingga dapat mengurangi potensi meluapnya sungai dan genangan di kawasan pemukiman.
Dikutip dari YouTube Kang Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan jika Pemerintah Provinsi Jawa Barat sangat serius dalam upaya modifikasi cuaca selama 10 hari dengan bantuan BMKG. Berbagai langkah telah ditempuh demi keselamatan rakyat Jawa Barat dari ancaman banjir.
Wilayah yang Dimodifikasi Cuacanya
Dalam perbincangannya dengan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto, mengatakan, Jawa Barat memiliki wilayah yang sangat luas. Sebelumnya, pihaknya telah bekerja sama dengan BNPB untuk mengamankan Bekasi, karena banjir di Bekasi disebabkan oleh luapan air dari Bogor.
Sungai yang tidak mampu menampung debit air menjadi penyebab utama. Oleh karena itu, langkah awal yang diambil adalah mengamankan daerah hulu di Bogor agar air tidak melimpah ke hilir.
“Berarti kalo menangani banjir harus dari hulunya?” ucap Dedi.
Banjir yang terjadi di Bekasi dan Jakarta bersumber dari rusaknya kawasan hulu di Bogor, seperti daerah Puncak dan gunung-gunung sekitarnya yang telah mengalami alih fungsi. Selain itu, pendangkalan dan penyempitan sungai serta pembangunan perumahan di bibir sungai juga memperparah situasi
Jadwal dan Lokasi Modifikasi Cuaca
Modifikasi cuaca akan dilakukan mulai tanggal 11 Maret hingga 20 Maret 2025. Wilayah yang menjadi fokus meliputi wilayah Jawa Barat terutama Palabuhanratu di Sukabumi, Bandung, Bogor.
Seto juga mengatakan, jika modifikasi cuaca ini akan menurunkan hujan sebelum masuk ke area padat penduduk.
“Hujan yang berasal dari laut akan dijatuhkan di laut, sedangkan yang datang dari timur Jatiluhur akan dijatuhkan di Jatiluhur. Sementara itu, hujan dari selatan yang menuju Palabuhanratu atau Sukabumi akan dijatuhkan di Laut Selatan,” ungkap Seto.
Seto mengatakan jika modifikasi cuaca ini sebagai upaya BMKG untuk mengintervensi atmosfer agar awan-awan berperilaku lebih bermanfaat bagi manusia. Jika sebelumnya berpotensi menjadi bencana, kita akan mengubahnya agar justru memberi manfaat.
Lalu Seto melanjutkan ada beberapa wilayah yang berpotensi mengalami hujan besar dan banjir diantaranya Sukabumi dan Bogor.
“Untuk Bandung, hujan akan dijatuhkan di sekitar Danau Waduk dan Jatiluhur agar tidak menyebabkan banjir di Bandung, Hujan dari Sukabumi, akan dijatuhkan di Laut Selatan, Hujan yang berpotensi jatuh di Kuningan dan Karawang, akan dijatuhkan di Laut Utara.” Pungkas Seto.
Modifikasi cuaca sendiri baru akan dilakukan hari ini Selasa 11 Maret 2025, hingga Kamis 20 Maret 2025. Dalam hal ini Dedi Mulyadi menegaskan Provinsi Jawa Barat telah bekerja sama dengan BMKG dalam upaya modifikasi cuaca.
Editor : Ikbal Juliansyah