Sukabumi Update

Perempuan Muda Terkena Stroke Akibat Sering Begadang, Ini Penjelasan Medisnya

SUKABUMIUPDATE.com - Kebiasaan begadang memang memiliki banyak risiko bagi kesehatan, salah satunya bisa menyebabkan stroke meski di usia yang terbilang muda.

Mengutip dari Suara.com, seorang perempuan berusia 21 tahun mengaku terkena serangan stroke akibat sering begadang.

Perempuan itu membagikan pengalamannya lewat akun TikTok @OlszaLauuu, ia bercerita bagaimana dirinya memiliki kebiasaan tidur pagi hari setelah melaksanakan salat subuh.

Baca Juga :

Kebiasaan itu dilakukannya sejak awal pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia. Ia pun menyebut dirinya kerap merasa lebih produktif mengerjakan pekerjaan di malam hari.

"Guys ini foto aku pas lagi ulang tahun dan di RS, posisinya abis koma, kenapa koma? Karena di pembuluh darah otakku itu ada perdarahan, jadi ada stroke," ceritanya.

Kebiasaan begadang itu dilakukannya lebih dari satu tahun. Setelah itu kondisinya mendadak menurun drastis hingga dibawa ke rumah sakit dan dinyatakan alami stroke.

Kurang tidur berakibat stroke sebenarnya sudah dibuktikan secara ilmiah dalam penelitian oleh ilmuwan di Universitas Warwick, Inggris. Para ilmuwan bahkan menyebut begadang tidak hanya berisiko sebabkan stroke tetapi juga masalah kesehatan lainnya.

"Jika Anda tidur kurang dari enam jam per malam dan mengalami gangguan tidur, Anda memiliki peluang 48 persen lebih besar untuk berkembang atau meninggal dunia akibat penyakit jantung dan 15 persen lebih besar kemungkinannya terkena penyakit jantung atau meninggal karena stroke," kata Profesor Francesco Cappuccio dari University of Warwick Medical School, dikutip dari Science Daily.

photo(Ilustrasi) stroke. - (bbc.com)</span

Prof. Cappuccio mengatakan, kebiasaan begadang dapat menjadi bom waktu bagi kesehatan. 

"Sehingga Anda perlu bertindak sekarang untuk mengurangi risiko mengembangkan kondisi yang mengancam jiwa ini," pesannya.

Penelitian dilakukan dengan menindaklanjuti bukti selama 7-25 tahun terhadap 470.000 orang di delapan negara termasuk Jepang, Amerika Serikat, Swedia, dan Inggris.

Peneliti lain yang terlibat, Dr. Michelle Miller menjelaskan kalau kurang tidur yang dilakukan berulang dan dalam waktu panjang akan menimbulkan hormon dan bahan kimia dalam tubuh yang meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Juga kondisi lain seperti tekanan darah tinggi, kolesterol, diabetes, dan obesitas.

Meski begitu, tidur terlalu lama atau lebih dari sembilan jam berturut-turut bisa jadi indikator adanya penyakit, termasuk penyakit kardiovaskular.

Oleh sebab itu, penting untuk memastikan tubuh tidur cukup selama tujuh jam sehari untuk mengurangi risiko penyakit kronis.

SUMBER: SUARA.COM

Editor : Dede Imran

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI