Sukabumi Update

Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 Terdeteksi di Indonesia, Begini Kronologinya

SUKABUMIUPDATE.com - Menteri kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan kronologi masuknya virus corona subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 ke Indonesia. 

Dalam Konferensi Pers yang disiarkan di Youtube Channel Sekretariat Presiden pada Senin, 13 Juni 2022, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, tiga kasus varian baru di Indonesia tersebut, datang dari Mauritius, Amerika Serikat, dan Brasil pada acara Global Platform for Disaster 23-28 Mei lalu, di Bali.

photoIlustrasi Subvarian Omicorn B.A4 dan B.A5 Ditemukan di Indonesia - (Freepik)</span

Sementara itu, lima kasus lainnya terjadi karena transmisi lokal. Empat kasus berada di Jakarta, dan satu di Bali.

Baca Juga :

“Empat terdeteksi di Jakarta, dan satu terdeteksi di Bali tetapi yang bersangkutan tenaga media juga yang datang dari Jakarta, jadi memang transmisi lokal ini terjadi di Jakarta,” ucap Budi yang dirangkum oleh suara.com.

Saat ini, kasus varian Covid 19 subvarian BA.4 dan BA.5 juga sedang menjadi perhatian pemerintah. Diketahui, saat ini telah dilaporkan sebanyak delapan kasus di Indonesia.

Budi juga menuturkan, pemerintah akan terus memantau perkembangan kasus subvarian BA.4 dan BA.5 ini. 

Ia juga menuturkan sejauh ini kondisi Indonesia masih berada di level aman dibandingkan dengan negara-negara lainnya.

Selain itu, pemerintah mengikuti skala penilaian level berdasarkan arahan WHO. Namun, sejauh ini, Indonesia masih berada di level satu.

“Seluruh indikator transmisinya WHO. WHO kasih standard, untuk kasus level satu itu adalah maksimal 20 kasus per minggu per 100 penduduk, kondisi Indonesia sekarang masih di satu,” jelasnya.

Meskipun demikian, pemerintah tetap siaga agar penyebaran kasus subvarian BA.4 dan BA.5 tidak semakin bertambah.

Budi juga menambahkan, Presiden Joko Widodo tetap menyarankan masyarakat untuk melakukan vaksinasi booster agar kekebalan tubuh masyarakat semakin kuat, terutama saat ini banyak kegiatan yang membuat kerumunan.

Selain itu, menurutnya puncak kenaikan kasus terjadi pada bulan Juni dan Juli. Ia juga mengungkapkan, biasanya kasus kenaikan tersebut terjadi satu bulan setelah penemuan kasus pertama.

“Beliau (Joko Widodo) adalah yang pertama, vaksinasi booster ditingkatkan terus karena sekarang sudah bulan Juni, Juli. Pengamatan kami nih gelombang BA.4, BA.5 itu biasanya puncaknya tercapai satu bulan setelah penemuan kasus pertama” pungkasnya

Baca Juga :

SOURCE: SUARA.COM

Editor : Reza Nurfadillah

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI