Sukabumi Update

4.001 Warga Sukabumi Idap Tuberkulosis, BRIN Luncurkan TB-Scan Pertama di Dunia

SUKABUMIUPDATE.com - TB atau Tuberkulosis dijuluki sebagai pembunuh menular teratas di dunia. Data tahun 2021, Jumlah terduga TB di Kota Sukabumi yang mendapatkan pelayanan TB sesuai standar sebanyak 4.001 pasien.


Meskipun TB dapat dicegah dan disembuhkan, 1,5 juta orang/tahun telah meninggal akibat infeksi penyakit ini. TB menjadi penyebab utama kematian orang dengan HIV sekaligus penyumbang utama resistensi antimikroba. Sekitar 10 juta orang jatuh sakit setiap tahunnya akibat penyakit tuberkulosis (TB).


Tita Puspitasari selaku Kepala Pusat Riset Teknologi Radioisotop, Radiofarmaka, dan Biodosimetry (PRTRRB) BRIN, bahkan menyebutkan Indonesia menduduki peringkat ketiga jumlah penderita TB terbesar di dunia setelah India dan Cina.


Selain itu, di Sukabumi sendiri melansir dari situs resmi Kota Sukabumi, SITUTORMETA (Sistem Informasi Satu Data Statistik Sektoral dan Meta Datanya), pada tahun 2021 Jumlah orang terduga TB di Kota Sukabumi yang mendapatkan pelayanan TB sesuai standar yaitu sebanyak 4.001 orang (70 persen).


Kabar baiknya adalah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama dengan PT Kimia Farma Tbk telah resmi meluncurkan sebuah produk inovasi bernama "TB-Scan" atau Kit Ethambutol.


Sebelum membahas mengenai TB-Scan, sebaiknya simak dulu informasi lengkap tentang TB, yang dikutip dari berbagai sumber.


1. Pengertian TB

TB atau Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Tuberculosis ini paling sering menyerang organ paru-paru.


2. Penularan TB

TB dapat menyebar dengan mudah melalui udara. Transmisi penularan TB terjadi ketika penderita TB batuk, bersin atau meludah.

Seseorang akan langsung terinfeksi hanya dengan menghirup beberapa kuman di udara yang sudah terpapar bakteri.


3. Gejala TB

Orang dengan infeksi TB tidak menunjukkan tanda atau gejala TB.

Proses identifikasi infeksi TB dilakukan oleh penyedia layanan kesehatan dengan cara menyaring pasien yang berisiko serta memeriksa infeksi TBC menggunakan tes kulit atau darah.

Secara umum penderita TB akan menunjukkan gejala umum sebagai berikut:

• Batuk berkepanjangan

• Sakit dada

• Demam

• Kelemahan atau kelelahan

• Penurunan Berat Badan (BB)

• Keringat malam

Seringkali, gejala TB ringan akan muncul selama berbulan-bulan sehingga dapat menyebabkan keterlambatan dalam pencarian perawatan/pengobatan.

Pencarian pengobatan TB yang terlambat secara tidak langsung dapat meningkatkan resiko penyebaran infeksi ke orang lain. 


4. Diagnosis TB

Dalam kasus dugaan penyakit TB paru, pasien akan diminta memberikan sampel dahak untuk pengujian bakteri TB.

Untuk penyakit TB non-paru, sampel cairan tubuh dan jaringan yang terkena dapat diuji.

WHO merekomendasikan tes diagnostik molekuler cepat sebagai tes awal untuk orang yang menunjukkan tanda dan gejala TB. Alat diagnostik lainnya dapat mencakup mikroskopik dahak dan rontgen dada. 


5. Pencegahan dan Pengobatan TB

Penyakit TB termasuk penyakit paru yang dapat disembuhkan dengan penggunaan antibiotik. 

TB diobati dengan kursus standar 6 bulan dari 4 antibiotik. Obat-obatan TB yang umum misalnya rifampisin dan isoniazid.

Beberapa kasus TB terdapat pasien yang mengalami resistensi obat atau bakteri TB tidak merespon obat standar yang diberikan.

Oleh karena itu, pasien TB akan diberikan pengobatan yang lebih lama dan lebih kompleks dari pasien TB secara umum.

Pada kasus infeksi TB (pasien terinfeksi bakteri TB tidak sakit), pencegahan dan pengobatan TB dapat diberikan untuk menekan gejala atau menghentikan timbulnya penyakit.

Perawatan infeksi TB tersebut menggunakan obat yang sama (misalnya rifampisin dan isoniazid) namun waktu yang dibutuhkan jauh lebih singkat.

Waktu atau durasi pengobatan infeksi TB ini menjadi hanya 1 atau 3 bulan (bukan 6 bulan).


Tentang TB-Scan


TB-Scan atau Kit Ethambutol adalah salah satu produk inovasi kebanggan Indonesia.

Seperti yang diketahui, penyakit TB tidak hanya menyerang organ paru tetapi juga organ diluar paru seperti otak, kelenjar getah bening, tulang, persendian, dan lainnya.


Saat ini, TB-Scan di klaim sebagai satu-satunya alat di dunia yang mampu mendiagnosis Tuberculosis (TB) dalam dan ekstra paru. 

“Metode deteksi bakteri TB yang tersedia saat ini hanya dapat digunakan untuk mendeteksi infeksi TB pada organ paru, sedangkan infeksi TB ekstra paru sulit dilakukan,” jelas Tita.  


TB Scan disebut sebagai alat deteksi dengan tingkat akurasi, sensitivitas, spesifisitas, positive predictive value, dan negative predictive value yang baik. Pengembangan produk TB-Scan atau Kit Ethambutol telah dimulai sejak tahun 2015 silam. 


Jauh sebelum itu, penelitian ini dilakukan di laboratorium Pusat Riset Teknologi Radioisotop, Radiofarmaka, dan Biodosimetry (PRTRRB) BRIN yang terletak di Bandung. Penelitian kemudian dilanjutkan dalam rangka peningkatan kapasitas produksi yang berlokasi di laboratorium PTRRB Serpong.


Pelaksanaan uji klinis TB-Scan bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran dan Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.  TB Scan atau Kit Ethambutol ini sudah terdaftar di Badan POM untuk izin edar dengan nomor DKL2112432144A1, per tanggal 22 Februari 2021.

TB-Scan saat ini sudah ada di beberapa Rumah Sakit di Indonesia. Rumah Sakit yang dimaksud diantaranya RSUP Kariadi, RSUP H. Adam Malik, RSPAD Gatot Soebroto, dan RS MRCCC Siloam.


#SHOWRELATEBERITA


Sumber: WHO, BRIN, opendata.sukabumikota.go.id


Writer: Nida Salma Mardiyyah


Editor : Fitriansyah

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI