Sukabumi Update

Mengenal Demam Lassa, Penyakit Zoonosis yang Ditularkan oleh Tikus

Tikus Mastomys Penyebab Demam Lassa (Sumber : Kemkes.go.id)

SUKABUMIUPDATE.com - Tikus menjadi pembawa kabar buruk sekaligus jenis hewan yang menjijikkan bagi sebagian besar orang.

Tikus sempat diduga sebagai hewan pengerat yang menularkan kutu penyebab kejadian wabah pes atau black death di masa lalu.

Tak hanya itu, tikus juga terkenal sebagai hewan yang sangat jorok, tak sama bak di negeri dongeng Cinderella.

Tikus termasuk hewan yang menularkan Demam Lassa. Maka setiap orang wajib waspada ketika rumah dikelilingi oleh Tikus. Bisa jadi, tikus tersebut membawa virus lassa yang akan menginfeksi seseorang.

Baca Juga: Apa Itu Langya Henipavirus? Virus Baru yang Disebarkan oleh Tikus

Lantas apa sebenarnya Demam Lassa? Mengutip dari laman resmi Infeksi Emerging Kementerian Kesehatan, Simak informasi Demam Lassa berikut ini!

1. Pengertian Demam Lassa

Demam Lassa adalah penyakit hemoragik yang diakibatkan oleh infeksi virus Lassa (LASV).

Virus Lassa merupakan virus RNA yang berantai tunggal, termasuk golongan arbovirus, genus Arenavirus dan family Arenaviridae.

2. Gejala Demam Lassa

Biasanya, tanda dan gejala Demam Lassa akan muncul 1-3 minggu setelah terpapar virus Lassa.

Infeksi Demam Lassa akan menyebabkan gejala ringan dan seringkali tidak terdiagnosis sekitar 80%. Gejala demam lassa meliputi sakit kepala, demam ringan dan malaise. Sementara diantara 20% orang yang terinfeksi mereka akan mengalami gejala berat seperti:

  • Wajah menjadi bengkak
  • Adanya cairan di dalam rongga paru-paru
  • Terjadi pendarahan di area mulut, hidung, saluran vagina atau pencernaan mengalami tekanan darah rendah
  • Bahkan, pada tahap selanjutnya yaitu penderita akan mengalami shock, tremor, kejang, disorientasi hingga koma.

Masa Inkubasi Demam Lassa berkisar selama 6-21 hari. Namun, demam lassa dapat menimbulkan kematian yang biasanya terjadi pada hari ke-14 sejak munculnya gejala.

Sejauh ini, Kemenkes RI menyebutkan sekitar lebih dari 80% kasus pada ibu hamil dapat menyebabkan kematian ibu dan janin pada usia kehamilan akhir (trimester ketiga kehamilan).

Baca Juga: Magawa Si Tikus Raksasa Pencari Ranjau Itu Telah Tiada

3. Penularan Demam Lassa

Penyakit Zoonosis ditularkan melalui hewan dan demam lassa termasuk salah satunya. Seseorang akan terinfeksi demam lassa dari hewan pembawa virus lassa yaitu Tikus.

Virus penyebab Demam Lassa berkembangbiak di dalam tubuh tikus Mastomys dengan jenis spesies Mastomys Natalensis. Secara umum, tikus Mastomys dikenal sebagai tikus multimammate.

Manusia biasanya terinfeksi oleh virus Lassa dari paparan air seni atau kotoran yang terinfeksi tikus Mastomys.

Virus Lassa juga dapat menular antar sesama manusia. Penularan ini terjadi melalui kontak langsung dengan darah, urin, feses, atau sekresi tubuh lain dari orang yang terinfeksi Demam Lassa.

Penularan dari orang ke orang terjadi pada pasien yang sedang dalam perawatan kesehatan, di mana virus dapat menyebar melalui peralatan medis yang terkontaminasi, seperti jarum suntik yang digunakan kembali.

Tidak seperti infeksi virus pada umumnya, penularan demam lassa melalui udara sampai saat ini belum dapat dibuktikan secara epidemiologi.

4. Diagnosis Demam Lassa

Gejala klinik Demam Lassa tidak spesifik dan sangat bervariasi. Hal ini menyebabkan demam lassa sulit untuk di diagnosis, terutama di awal perjalanan penyakit.

Demam Lassa sulit dibedakan dari demam virus lain seperti penyakit akibat infeksi virus Ebola. Demam lassa juga sulit dibedakan dengan penyakit yang menyebabkan demam, termasuk malaria, demam tifoid, demam kuning dan shigellosis.

Demam lassa hanya dapat didiagnosa secara definitif dengan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium demam lassa meliputi:

  • Reverse transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR) assay
  • Antibodi enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA)
  • Tes antigen
  • Kultur sel untuk mengisolasi virus

Baca Juga: 4 Cara Alami Atasi Demam pada Anak di Rumah, Orang Tua Wajib Tahu!

5. Pengobatan Demam Lassa

Virus Lassa yang dibawa oleh tikus dapat dilawan dengan obat antivirus yang dikonsumsi oleh penderitanya. Obat antivirus demam lassa disebut ribavirin yang telah digunakan pada beberapa pasien Demam Lassa.

Pasien Demam Lassa juga akan mendapatkan perawatan dari tenaga medis profesional baik dalam bentuk pemberian cairan, oksigen, transfusi darah, dan obat-obatan lain yang diperlukan. Akan tetapi, pengobatan dini adalah pilihan yang terbaik sebelum virus menginfeksi lebih parah lagi.

6. Pencegahan Demam Lassa

Pencegahan demam Lassa bergantung pada perilaku manusia. Paparan dari tikus harus dihindari semaksimal mungkin.

Pola hidup bersih dan sehat, sanitasi yang baik, tempat sampah yang memadai, dan pemasangan perangkap atau racun tikus dapat menjadi langkah pencegahan terjadinya demam lassa.

Apabila perilaku hidup bersih dan sehat telah diterapkan namun populasi tikus tetap hidup, satu-satunya langkah yang dapat dilakukan adalah pengendalian infeksi yang tepat.

Pengendalian infeksi dapat diterapkan melalui penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dan menghindari kontak dengan darah dan cairan tubuh. Alat Pelindung Diri yang dapat kamu pakai diantaranya sarung tangan dan pakaian pelindung untuk mencegah transmisi nosokomial dengan pasien.

Sumber : infeksiemerging.kemkes.go.id

Editor : Nida Salma Mardiyyah

Tags :
BERITA TERKAIT