Sukabumi Update

Diberi Ramuan Daun Kecipir Bayi 54 Hari Meninggal, Ini Kata Dokter

Ilustrasi. Bayi usia 54 hari yang meninggal setelah diberi ramuan daun kecipir cukup menyita perhatian publik | Foto: YouTube/Asian Garden 2 Table

SUKABUMIUPDATE.com - Kasus bayi berusia 54 hari yang meninggal dunia setelah diberi ramuan tradisional bisa menjadi pembelajaran untuk para orang tua.

Sebelumnya ramai diberitakan jika seorang bayi berusia 54 hari meninggal dunia setelah mendapatkan ramuan daun kecipir dan kencur.

Melansir dari Tempo.co, bayi itu dilaporkan mengalami sesak nafas dan infeksi paru-paru usai meminum ramuan tersebut.

Baca Juga: Orang Tua Wajib Tahu, Begini Cara Mencegah Ruam Popok pada Bayi

Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Dr. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si, menuturkan daun kecipir mentah mengandung sedikit zat beracun, yakni sianida, yang tidak bisa diterima bayi.

"Umumnya ramuan tradisional berupa air perasan, misalnya air perasan daun kecipir didapatkan dari daun kecipir yang mentah. Zat toksik ini walau jumlahnya sedikit tentu tidak bisa diterima bayi sehingga bayi tersebut akhirnya meninggal," ujarnya.

Menurutnya, bayi berusia di bawah usia 6 bulan seharusnya hanya mendapatkan ASI eksklusif atau jika tidak bisa diberikan ASI eksklusif, dia semata dapat diberikan susu formula. Ini karena sistem pencernaan dan imunitas tubuhnya belum sempurna.

Baca Juga: Kisah Masjid di Cibadak Sukabumi, Berdiri di Area Proyek Jembatan Pamuruyan Baru

Dia mengakui, sebagian bayi berusia 1-2 bulan pada zaman dulu diberikan makanan selain ASI seperti pisang dan perasan kurma.

Tetapi, ini tak bisa membuat masyarakat dapat menggeneralisasi makanan selain ASI akan aman untuk semua bayi di bawah usia 6 bulan.

Di sisi lain, bayi di bawah usia 6 bulan juga biasanya rentan ada alergi tertentu sehingga tidak bisa menerima beberapa jenis makanan, misalnya dari golongan kacang-kacangan seperti kecipir.

Baca Juga: Lirik dan Terjemahan Lagu You & I Oleh Diego Gonzales

"Dia (kecipir) kaya protein. Jadi tidak hanya di pods kecipirnya tetapi juga di daunnya juga mengandung protein, yang seringkali belum bisa diterima oleh bayi di bawah usia 6 bulan," tuturnya.

Tanda alergi

Sesak napas merupakan salah satu tanda alergi, seperti dialami bayi yang meninggal tersebut. Tania menduga bayi itu kemungkinan memiliki alergi terhadap protein kacang-kacangan, termasuk kecipir.

"Jadi, dugaan saya bayi tersebut ada alergi terhadap protein kacang-kacangan, termasuk kecipir maupun bagian tanaman kecipirnya, apa itu daunnya, tangkainya, akarnya, tetapi berasal dari satu tanaman yang sama," kata Tania.

Baca Juga: Jadwal Tayang Preman Pensiun 8, Simak Info Terbarunya Langsung dari Sang Sutradara

Tak hanya sianida, daun serta bagian tanaman kecipir lain juga mengandung asam oksalat dengan jumlahnya yang sedikit. Menurut Tania, walau sedikit tetapi zat ini dapat saja menyebabkan batu ginjal yang nantinya menimbulkan gangguan ginjal.

"Bayi juga kemungkinan besar tidak bisa menerima walaupun kadar asam oksalatnya kecil," tegasnya.

Sumber: Tempo.co

Editor : Dede Imran

Tags :
BERITA TERKAIT