Sukabumi Update

Lepaskanlah! Inilah Dampak Buruk Menahan Kentut Bagi Kesehatan

Ilustrasi. Menahan kentut ternyata bisa menyebabkan dampak buruk untuk kesehatan | Foto: Unplash/Volodymyr Hryshchenko

SUKABUMIUPDATE.com - Menahan kentut bisa menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan, karena itu jika merasa ingin kentut sebaiknya tidak ditahan.

Buang gas yang ada di dalam perut atau biasa disebut kentut sendiri memang menjadi hal yang normal dilakukan manusia.

Namun, kentut sebaiknya tidak dilakukan di tempat yang disana terdapat banyak orang karena bisa menimbulkan rasa tidak nyaman untuk orang lain, mengingat gas yang keluar memiliki aroma yang tidak sedap.

Baca Juga: Jika Sulit Kentut Jangan Dianggap Sepele, Bisa Jadi Gejala Penyakit Serius

Lalu, apa yang menyebabkan manusia melakukan buang gas (kentut)?

Hal tersebut terjadi akibat banyaknya gas di dalam usus. Melansir dari Tempo.co, penyebab afanya gas di usus, salah satunya karena banyak udara masuk.

Misalnya karena makan terlalu cepat atau mengunyah permen karet. Penyebab kedua yakni mikrobioma menghasilkan gas saat memfermentasi serat. Ketika usus besar memecah makanan maka menghasilkan gas seperti hidrogen, karbon dioksida, dan metana, menurut Nemours Children's Health.

Baca Juga: 7 Alamat Proxy Whatsapp Indonesia Gratis, Pake WA Gak Perlu Terhubung Internet

Karena itulah tubuh memiliki gas di saluran pencernaan dan begitu menumpuk maka perlu dilepaskan dengan salah satu dari dua cara, bersendawa atau kentut, seperti kata direktur neurogastroenterologi dan motilitas di Lenox Hill Hospital, Elena Ivanina.

Apapun penyebabnya, gas yang tidak dilepaskan melalui sendawa akan melewati saluran pencernaan ke tujuan akhir, yakni anus.

"Kentut hanyalah melepaskan gas melalui anus saat tiba di rektum," kata Ivanina.

Bagaimana bila kentut ditahan?

Saat menahan kentut, tubuh mengencangkan otot sfingter anus, yaitu otot yang yang membantu mengontrol waktu buang air besar. Kemudian, karena gas tidak bisa ke mana-mana maka tetap terperangkap di saluran pencernaan setidaknya untuk sementara.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Film Titanic yang Akan Tayang Lagi 10 Februari 2023

"Jika tidak mengeluarkan gas, itu tetap berada di usus," tutur Ivanina.

Tetapi, usus merupakan satu tabung panjang yang berarti satu bagian mempengaruhi yang lain. Oleh karena itu, gas yang tidak keluar dari dubur dapat menyebabkan gejala yang tidak diinginkan di bagian lain saluran pencernaan.

Dampak menahan kentut

Ada berbagai akibat menahan kentut, salah satunya menyebabkan perut kembung. Ivanina menuturkan kembung terjadi saat usus mengembang akibat gas dan memakan lebih banyak ruang di rongga perut.

Baca Juga: CCTV Rekam Cici, Beberapa Jam Sebelum Ditemukan Tewas di Sungai Cipelang Sukabumi

Menahan kentut juga bisa merasa tak nyaman karena semakin usus mengembang dengan gas, maka semakin tidak nyaman rasanya. Dengan semua tekanan yang terbentuk di tubuh, tak heran mengapa menahan kentut dapat menyebabkan sakit perut.

Selain itu, kentut yang terjebak dapat menemukan jalan ke paru-paru. Menurut Ivanina, beberapa gas diserap melalui dinding usus ke dalam aliran darah dan akhirnya bisa sampai ke paru-paru dan diembuskan. Tetapi, ini tak berarti gas yang dikeluarkan melalui mulut berbau kentut.

Di sisi lain, menahan kentut dapat menyebabkan masalah pada orang dengan kondisi langka dan berbahaya seperti obstruksi usus. Obstruksi terjadi ketika ada penyumbatan di saluran pencernaan yang menghalangi makanan atau kotoran yang melewati usus.

Baca Juga: Spesifikasi Motor Grand Filano Hybrid Skutik Baru Bergaya Klasik, Cek Harganya!

Ivanina mengatakan dengan menahan kentut, orang bisa meningkatkan tekanan intra abdomen dan memperburuk distensi yang bahkan bisa mengakibatkan robekan.

Kebiasaan menahan kentut terlalu sering bisa berbahaya dalam jangka panjang, karena berpotensi menyebabkan perkembangan divertikulosis, yakni adanya kantong di saluran pencernaan karena tekanan yang meningkat di usus besar dan dinding usus yang melemah. Namun, ini hanyalah hipotesis yang saat ini tidak didukung oleh penelitian.

Sumber: Tempo.co

Editor : Dede Imran

Tags :
BERITA TERKAIT