Sukabumi Update

Mengenal Hyperarousal, Sikap Waspada Berlebihan Saat Ingat Kejadian Traumatis

Ilustrasi. Hyperarousal, Sikap Waspada Berlebihan Saat Ingat Kejadian Traumatis (Sumber : Freepik)

SUKABUMIUPDATE.com - Gangguan psikologis, seperti Post-traumatic stress disorder atau PTSD muncul ketika seseorang mengalami trauma. Gejala utama PTSD ini salah satunya adalah Hyperarousal.

Hyperarousal adalah kondisi yang terjadi ketika tubuh seseorang tiba-tiba menjadi sangat waspada akibat mengingat atau teringat trauma pada masa lalu.

Mengutip Verywell Health via Tempo.co, secara psikologis hyperarousal mengakibatkan stres dan seringkali membuat orang merasa panik atau cemas. Kondisi itu bahkan ketika tidak ada bahaya atau ancaman nyata. Sebab, hyperarousal membuat tubuh dan pikiran tetap waspada. Gejala yang muncul seperti sulit tidur, susah konsentrasi, gelisah, bertindak cepat secara tiba-tiba.

Penyebab hyperarousal

Beberapa orang dengan PTSD mengalami kecemasan yang meningkat. Kondisi itu mungkin membuat mereka lebih sensitif dan terlalu responsif terhadap rangsangan dan peristiwa di sekitarnya.

Baca Juga: Kronologi Warga Tegalbuleud Sukabumi Ditemukan Meninggal di Atas Pohon Kelapa

Trauma ini terjadi bisa menyebabkan stres hingga depresi, meskipun sudah berlalu dan berada dalam lingkungan yang aman. Penderita PTSD akan merasa tertekan dan terus mengalami kecemasan yang berdampak terhadap keadaan hyperarousal seakan-akan ada bahaya yang mengintai.

Penyebab utama hyperarousal dipengaruni PTSD. Mengutip Healthline, jenis peristiwa yang menyebabkan PTSD, antara lain perampokan, kecelakaan, kekerasan seksual, pengalaman militer, pelecehan. kekerasan dalam rumah tangga, serangan terorisme, dan bencana alam.

Ada banyak kejadian lain yang meningkatkan risiko berkembangnya PTSD. Namun, tidak semua orang yang pernah mengalami peristiwa traumatis akan mengalami PTSD atau hyperarousal.

Baca Juga: Respon Pemerintah Soal MinyaKita Langka di Sukabumi

Beberapa kemungkinan yang menyebabkan tingkat stres melonjak antara lain menghirup aroma bahan bakar yang memicu kilas balik peristiwa yang mengancam jiwa. Bau itu bisa saja mengingatkan waktu dan tempat bermulanya trauma.

Kondisi lainnya mempengaruhi pendengaran. Misalnya, mendengar lagu lama di antrean pembayaran di toko yang membawa kembali gelombang kenangan hidup terkait peristiwa traumatis.

Pengalaman menakutkan bisa berakibat gangguan PTSD. Merujuk Mayo Clinic, seseorang yang mengalami gangguan stres pascatrauma akan muncul gejala kilas balik mimpi buruk, kecemasan, pikiran tak terkendali akibat peristiwa yang jelek itu.

Gejala gangguan stres pascatrauma biasanya muncul satu bulan setelah kondisi traumatis. PTSD dibagi menjadi empat jenis: ingatan yang mengganggu, penghindaran, perubahan negatif dalam pemikiran dan suasana hati, juga perubahan reaksi fisik dan emosional.

Sumber: Tempo.co

Editor : Nida Salma Mardiyyah

Tags :
BERITA TERKAIT