Sukabumi Update

Awas Tidagor dan Tigeledag, Bahaya Kepala Anak Sering Terbentur Bisa Gegar Otak

Ilustrasi. Cedera | Awas Tidagor dan Tigeledag, Bahaya Kepala Anak Sering Terbentur Bisa Gegar Otak (Sumber : Freepik/@freepik)

SUKABUMIUPDATE.com - Tidagor dan Tigeledag adalah istilah dalam bahasa Sunda yang setara dengan kata terbentur. Tidagor menunjukkan kepala terbentur lurus di bagian depan, sementara tigeledag adalah kepala terbentur ke lantai.

Tidagor dan Tigeledag biasanya sering dialami oleh anak-anak karena usianya yang masih dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan. Orang tua yang abai biasanya menganggap ini hal sepele karena anak dianggap masih belajar.

Padahal kepala terbentur baik tidagor atau tigeledag ini berbahaya karena memiliki dampak serius. Apalagi, ketika kepala anak terbentur secara terus menerus.

Merangkum situs resmi John Hopkins Medicine via Suara.com, cedera kepala adalah salah satu penyebab paling umum dari kecacatan dan kematian pada anak-anak.

Baca Juga: 3 Mitos Pantai Palabuhanratu Sukabumi, Kamar Hotel 308 hingga Larangan Baju Hijau

Cedera kepala adalah istilah luas yang menggambarkan serangkaian cedera yang terjadi di kulit kepala, tengkorak, otak, dan jaringan di bawahnya serta pembuluh darah di kepala anak.

Kondisi ini juga biasa disebut cedera otak atau cedera otak traumatis (TBI), tergantung pada tingkat trauma kepala. Orang Tua Wajib Awas Tidagor dan Tigeledag! Ini Bahaya kepala anak sering terbentur, bisa Gegar Otak, memar dan patah tulang.

1. Gegar Otak

Gegar otak adalah cedera pada area kepala yang dapat menyebabkan hilangnya kesadaran atau kewaspadaan secara instan selama beberapa menit hingga beberapa jam setelah peristiwa traumatis.

Beberapa gegar otak bersifat ringan dan singkat sehingga bagi orang awam, gegar otak mungkin tidak disadari.

2. Memar

Memar adalah memar pada otak. Luka memar menyebabkan pendarahan dan pembengkakan di dalam otak di sekitar area kepala yang terbentur atau terkadang di sisi berlawanan dari kepala karena otak mengenai tengkorak.

Baca Juga: Contoh Pidato Isra Miraj untuk Lomba, Wahyu Nabi tentang Shalat Lima Waktu

3. Patah Tulang Tengkorak

Fraktur tengkorak adalah patah tulang tengkorak yang terbagi dalam empat jenis, yaitu:

  • Fraktur tengkorak linier

Patah tulang ini membuat penderita tak bisa menggerakkan tulangnya. Dalam banyak kasus, anak-anak ini dapat diobservasi di unit gawat darurat atau rumah sakit dalam waktu singkat untuk kasus ini. Biasanya penderita fraktur tengkorak linier dapat melanjutkan aktivitas normal dalam beberapa hari.

  • Patah tulang tengkorak yang tertekan

Jenis fraktur ini dapat terlihat dengan atau tanpa luka di kulit kepala di mana sebagian tengkorak benar-benar tenggelam karena trauma. Jika bagian dalam tengkorak ditekan ke otak, fraktur tengkorak jenis ini memerlukan intervensi bedah untuk memperbaiki bentuk.

Baca Juga: Daftar Top 50 Deep-Fried Dessert in The World, Pisang Goreng Indonesia Juara!

  • Fraktur tengkorak diastatik

Ini adalah patah tulang yang terjadi di sepanjang garis jahitan di tengkorak. Jahitan adalah area antara tulang di kepala yang menyatu dengan pertumbuhan anak. Pada fraktur jenis ini, garis jahitan normal melebar. Fraktur ini lebih sering terlihat pada bayi baru lahir dan bayi.

  • Fraktur tengkorak basilaris

Ini bisa menjadi jenis patah tulang tengkorak yang serius dan melibatkan patah tulang di dasar tengkorak. Anak-anak dengan kondisi ini kerap mengalami memar pada area mata dan memar di belakang telinga.

Mereka mungkin juga mengeluarkan cairan bening dari hidung atau telinga karena robekan di bagian penutup otak. Anak-anak ini terkadang membutuhkan pengawasan ketat di rumah sakit.

Sumber: Suara.com/Rima Suliastini

Editor : Nida Salma Mardiyyah

Tags :
BERITA TERKAIT