Sukabumi Update

13 Gejala Sindrom Asperger, Disabilitas Cerdas yang Minim Interaksi Sosial

Ilustrasi. 13 Gejala Sindrom Asperger, Disabilitas Cerdas yang Minim Interaksi Sosial (Sumber : Freepik/@freepik)

SUKABUMIUPDATE.com - Gejala Sindrom Asperger penting untuk diketahui guna mengantisipasi jenis disabilitas yang mungkin dimiliki. Beberapa orang masih menggunakan istilah Sindrom Asperger, tetapi sebagian yang lain menggunakan istilah "ASD - tanpa gangguan intelektual atau bahasa.".

Ya, Gejala Sindrom Asperger kini termasuk dalam kondisi yang disebut Autism Spectrum Disorder (ASD). ASD ini adalah nama yang digunakan untuk berbagai gangguan mirip autisme, seperti Sindrom Asperger.

Anak-anak dengan Sindrom Asperger menunjukkan interaksi sosial yang buruk, obsesi, pola bicara yang aneh, ekspresi wajah yang terbatas, dan perilaku aneh lainnya. Mereka mungkin terlibat dalam rutinitas obsesif dan menunjukkan kepekaan yang tidak biasa terhadap rangsangan sensorik.

Baca Juga: Mengenal Sindrom Asperger: Pengidap Disabilitas yang Cerdas, Termasuk Autis?

Semua anak pengidap Sindrom Asperger memiliki hal yang membedakan mereka yakni keterampilan sosial dan minat obsesif yang tidak biasa. Untuk anak dengan Sindrom Asperger, berikut beberapa gejala yang mungkin terihat:

Gejala Sindrom Asperger

  1. Interaksi sosial minim
  2. Percakapan hampir selalu tentang diri sendiri atau topik tertentu
  3. Tidak memahami emosi dengan baik
  4. Tidak memiliki ekspresi wajah yang kurang dari orang lain
  5. Ucapan yang terdengar tidak biasa, seperti datar, bernada tinggi, pelan, keras, atau seperti robot
  6. Tidak menggunakan atau memahami komunikasi nonverbal, seperti gerak tubuh, bahasa tubuh, dan ekspresi wajah
  7. Obsesi yang intens dengan satu atau dua subjek spesifik dan sempit
  8. Menjadi kesal pada setiap perubahan kecil dalam rutinitas
  9. Menghafal informasi dan fakta yang disukai dengan mudah
  10. Gerakan kikuk dan tidak terkoordinasi, termasuk kesulitan dengan tulisan tangan
  11. Kesulitan mengelola emosi, terkadang membuat penderitanya mengamuk yang merugikan diri sendiri
  12. Tidak memahami perasaan atau perspektif orang lain
  13. Hipersensitif terhadap cahaya, suara, dan tekstur

Hubungan Autisme dan Tingkat Kecerdasan/Intelektual

Melansir dari laman resmi Applied Behavior Analysis Edu, ada teori yang menjelaskan tentang hubungan antara autisme dan kecerdasan selama bertahun-tahun. Stereotip jenius autis terkubur dalam jiwa dalam film klasik tahun 80-an Rain Main, sebuah cerita yang terinspirasi oleh kehidupan nyata Kim Peek (pengidap autis yang jenius).

Akan tetapi, koneksinya jauh lebih dalam dari itu. Faktanya, beberapa psikolog modern berteori bahwa ilmuwan terkenal seperti Isaac Newton dan Albert Einstein juga mungkin saja seorang autis.

Baca Juga: Sia Penyanyi "Chandelier" Mengidap Spektrum Autisme, Berjuang Lawan Candunya Alkohol

Beberapa tahun yang lalu, Universitas Cambridge melakukan penelitian untuk mengeksplorasi konsep kejeniusan seorang autis.

Studi ini mengamati hampir setengah juta orang dan menemukan bukti menarik bahwa ciri-ciri autis (walaupun belum tentu autisme penuh) lebih umum di antara orang-orang yang terlibat dalam bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM). Itu adalah karir yang secara historis membutuhkan cukup banyak kekuatan otak termasuk kemampuan analitis dan daya ingat.

Meski begitu, riset tersebut tidak membuktikan adanya hubungan antara autisme dan kecerdasan, apalagi soal penyebab yang menghubungkan autisme dengan IQ tinggi. Akan tetapi penelitian lain menyempurnakan riset sebelumnya dengan melangkah lebih jauh.

Studi lain di tahun yang sama, mengungkap kemungkinan hubungan genetik antara autisme dan kecerdasan. Bahkan jenis kecerdasan ekstrim yang bisa disebut sebagai seorang yang jenius.

Studi tersebut dipimpin oleh profesor dari Ohio State University bekerja sama dengan Battelle Center for Mathematical Medicine dan Research Institute di Nationwide Children's Hospital. Kesimpulannya yakni keluarga dengan kemungkinan memiliki anak autis lebih mungkin menciptakan orang-orang jenius sebagai generasi berikutnya.

Sumber: Berbagai Sumber

Editor : Nida Salma

Tags :
BERITA TERKAIT