Sukabumi Update

6 Cara Melindungi Diri dari Paparan TBC, Cegah Penularan Infeksi Tuberkulosis

ilustrasi batuk | Begini Cara Melindungi Diri dari Paparan TBC, Cegah Penularan Infeksi Tuberkulosis (Sumber : istimewa)

SUKABUMIUPDATE.com - Bakteri penyebab Tuberkulosis atau TBC dapat menyebar ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin. 

Mayoritas orang yang terinfeksi dengan bakteri tuberkulosis tidak memiliki gejala. Ketika gejala memang terjadi, biasanya berupa batuk (kadang-kadang ada bercak darah), penurunan berat badan, berkeringat di malam hari, dan demam.

Meskipun pengobatan tidak selalu diperlukan untuk orang-orang tanpa gejala, namun pasien dengan gejala aktif membutuhkan pengobatan jangka panjang yang melibatkan beberapa antibiotik.

Baca Juga: 10 Cara Mengetahui Karakter Seseorang, Perhatikan Bahasa Tubuhnya

Maka dari itu, pencegahan TBC sangat disarankan terutama bagi Anda yang tinggal atau berpergian ke negara dan daerah yang memiliki prevalensi infeksi TB yang tinggi. 

Berikut beberapa upaya pencegahan infeksi tuberkulosis yang dapat dilakukan. 

Cara Melindungi Diri dari Paparan TBC untuk Mencegah Penularan Infeksi Tuberkulosis

Tuberkulosis terbilang infeksi yang cukup gampang disebarkan, terutama bagi penderita tuberkulosis paru, akan sangat mudah menular melalui berbicara, bersih, dan lainnya. 

Maka dari itu, penting untuk melakukan beberapa tindakan pencegahan guna menekan angka penyebaran tuberkulosis. Berikut upaya yang bisa dilakukan untuk melindungi diri dari paparan Tuberkulosis.

Baca Juga: Ketahui 7 Penyebab TBC Tulang dan Cara Penularannya

1. Isolasi diri dan lakukan tes setelah secara tidak sengaja berkontak dengan penderita tuberkulosis aktif

2. Menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin

3. Mengupayakan pembuangan tisu yang memadai dan hati-hati (Misalnya pembakaran atau pembuangan dalam kantong plastik tertutup)

4. Hindari berbagi tempat tidur dan kamar dengan orang yang terinfeksi untuk mengurangi potensi penyebaran bakteri

Baca Juga: 20 Contoh Babasan Sunda dan Artinya: Ngarasa Ieu Aing Alias Adigung

5. Pengobatan untuk infeksi TBC laten

Biasanya penderita TBC laten tidak dapat menularkan bakteri kepada orang lain, karena bakteri yang berada di dalam tubuh penderita bersifat pasif. 

Meskipun demikian, pengobatan TBC laten ini harus segera dilakukan karena bila tidak segera dilakukan, bakteri TBC yang semula pasif akan menjadi aktif dan memungkinkan terjadinya penularan kepada orang lain.

Pengobatan tuberkulosis laten biasanya dilakukan selama enam bulan dengan isoniazid atau tiga bulan kombinasi isoniazid dan rifampisin. Namun, jika orang yang terinfeksi bakteri tuberkulosis juga terinfeksi virus HIV, maka penggunaan isoniazid lebih disukai daripada kombinasi.

Sementara bagi mereka yang pernah terpapar dengan penderita tuberkulosis yang resistan terhadap isoniazid dapat mengkonsumsi rifampisin selama enam bulan.

6. Mendapatkan vaksin Tuberkulosis

Vaksin Bacillus Calmette Guerin (BCG) dapat menjadi perlindungan utama dari infeksi tuberkulosis. Dilansir dari laman Newsmedical.net via Tempo.co, vaksin BCG umumnya diberikan kepada semua bayi di negara-negara dimana penyakit ini lazim.

Baca Juga: Mencintai Teman Diam-diam, Tanda Terjebak Hubungan Friendzone?

Saat ini vaksin BCG ini telah direkomendasikan untuk tiga kelompok utama. Pertama, bayi yang lahir di daerah dengan tingkat TBC yang tinggi dan bayi dengan satu atau lebih orang tua yang lahir di daerah dengan tingkat TBC yang tinggi.

Kedua, anak-anak dibawah usia 16 tahun yang memiliki satu atau lebih orang tua yang lahir di daerah dengan tingkat TBC yang tinggi. Kemudian anak-anak dibawah usia 16 tahun yang telah melakukan kontak dekat dengan seseorang yang telah terinfeksi tuberkulosis, atau telah tinggal setidaknya selama tiga bulan di daerah dengan tingkat tuberkulosis yang tinggi.

Ketiga, mereka yang memiliki pekerjaan berisiko tinggi yang mencakup orang-orang dibawah usia 35 tahun yang pekerjaannya membuat mereka terpapar oleh orang yang terinfeksi Tuberkulosis seperti; petugas kesehatan, petugas laboratorium, staf panti jompo, mereka yang bekerja di ruang sempit termasuk tahanan dan lainnya. 

Biasanya, pemberian vaksin ini dilakukan setelah mereka mendapatkan tes mantoux, namun vaksinasi pada bayi dapat langsung dilakukan tanpa perlu di Tes Mantoux terlebih dahulu. 

Sumber: Tempo.co

Editor : Nida Salma

Tags :
BERITA TERKAIT