Sukabumi Update

Apakah Penderita Anemia Boleh Donor Darah? Ini Kata Pakar!

Ilustrasi. Transfusi | Apakah Penderita Anemia Boleh Donor Darah? Ini Kata Pakar! (Sumber : Freepik/@freepik)

SUKABUMIUPDATE.com - Anemia adalah suatu kondisi ketika darah tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat, akibat kekurangan sel darah merah atau disfungsi sel darah merah dalam tubuh. Sementara pengertian anemia menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah kondisi di mana sel darah merah atau hemoglobin lebih rendah dari batas normal.

Ada beberapa perawatan bagi penderita anemia, diantaranya suplemen zat besi untuk mengatasi kekurangan zat besi dan suplemen vitamin B untuk kadar vitamin yang rendah. Kemudian transfusi darah untuk kehilangan darah dan pemberian obat untuk menginduksi pembentukan darah jika produksi darah tubuh berkurang.

Gejala anemia dapat berupa kelelahan, kulit pucat, sesak nafas, pusing, pusing, atau detak jantung cepat. Akan tetapi, penderita anemia biasanya masih bingung apakah penderita anemia boleh donor darah atau tidak.

Baca Juga: 9 Cara Mendidik Anak Laki-laki Agar Penurut Pada Orang Tua

Spesialis penyakit dalam Aru Ariadno memberikan beberapa tips hidup sehat untuk penderita anemia, sebagaimana mengutip Tempo.co.

WHO menyatakan batas hemoglobin penderita anemia pada laki-laki dewasa adalah <13 g/dl, perempuan dewasa <12 g/dl, dan perempuan hamil <11 g/dl. Batasan klinis yang umum digunakan adalah hemoglobin <10 g/dl untuk menyatakan adanya anemia.

Spesialis penyakit dalam lulusan Universitas Gadjah Mada itu mengatakan anemia bisa disebabkan banyak hal. Salah satunya kebocoran darah seperti pendarahan karena berbagai hal, yakni menstruasi berlebih, wasir berdarah, atau luka yang menimbulkan kehilangan darah.

Baca Juga: 11 Alasan Kenapa Orang Bermental Kuat Tenang Menghadapi Tekanan Hidup

Selain itu, anemia juga dapat disebabkan gangguan penyerapan zat-zat pembentuk sel darah merah hingga gangguan dari dalam tubuh, seperti talasemia, alergi, lupus, anemia hemolitik kanker darah, dan sebagainya.

“Jadi, pengobatan anemia tergantung penyebabnya,” kata Aru, dikutip via Tempo, Selasa (19/9/2023).

Karena itu, ia menyarankan penderita anemia segera memeriksakan diri ke dokter untuk mencari tahu penyebabnya. Jika sudah diketahui, anemia bisa segera tertangani sesuai penyakit yang telah didiagnosis dokter.

“Selanjutnya, secara umum lakukan pola hidup sehat, makan yang bergizi, dan hindari makan junk food,” tambahnya.

Syarat donor darah

Pola hidup sehat yang dapat dilakukan adalah memastikan diri mendapat cukup asupan zat besi, folat, dan vitamin B12 atau kobalamin. Beberapa jenis makanan yang bisa dipilih misalnya ayam atau kalkun, kacang, bayam, sereal sarapan, dan roti.

Jika penderita anemia adalah vegetarian atau vegan, tanyakan pada dokter atau ahli gizi makanan apa saja yang disarankan.

Tak hanya itu, penambahan asupan dari suplemen atau vitamin C dapat membantu tubuh menyerap lebih banyak zat besi dari makanan dan usahakan kurangi minuman berkafein serta pilih sereal dan roti yang diperkaya zat besi.

Baca Juga: 19-23 September 2023, Jembatan Cikereteg Sukabumi Bogor Ditutup Total

Aru mengatakan penderita anemia boleh donor darah. Namun, hal tersebut harus dilakukan dengan persyaratan khusus untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

“Penderita anemia diperbolehkan untuk donor dengan syarat pertama sedang tidak anemia atau Hb-nya cukup,” paparnya.

Penderita anemia maupun pendonor dengan kondisi kesehatan normal lain diharuskan tidak sedang menderita penyakit menular seperti HIV, hepatitis, dan lainnya.

Syarat lain adalah pendonor darah tidak sedang dalam kondisi hipertensi sehingga proses pengambilan darah dapat berjalan dengan baik.

Sumber: Tempo.co

Editor : Nida Salma

Tags :
BERITA TERKAIT