Sukabumi Update

Diabetes dan Depresi, Apakah Saling Berkaitan?

Ilustrasi. Orang yang memiliki penyakit diabetes, meningkatkan risiko depresi. (Sumber : freepik/jcomp)

SUKABUMIUPDATE.com - Menurut Unicef Indonesia, depresi merupakan salah satu bentuk gangguan kesehatan mental yang bisa dialami banyak orang dan sering muncul berbarengan dengan kecemasan. Depresi yang dialami bisa ringan atau berat, tergantung dari apa penyebabnya.

Diabetes atau penyakit darah tinggi merupakan penyakit kronis jangka panjang yang perlu diwaspadai.

Beberapa peneliti berpendapat bahwa hal ini mungkin disebabkan oleh efek metabolik diabetes pada fungsi otak, serta biaya pengelolaan harian.

Ada kemungkinan juga bahwa orang dengan depresi lebih mungkin terkena diabetes. Oleh karena itu, orang yang memiliki riwayat depresi disarankan untuk melakukan pemeriksaan diabetes.

Baca Juga: 7 Ciri Fisik Orang Mengalami Depresi, Apa Kamu Termasuk?

Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah diabetes dan depresi saling berkaitan.

Diperkirakan bahwa perubahan kimia otak yang terkait dengan diabetes mungkin berhubungan dengan perkembangan depresi. Misalnya, kerusakan akibat neuropati diabetik atau penyumbatan pembuluh darah di otak dapat menyebabkan penderita diabetes mengalami depresi.

Namun sebaliknya, perubahan pada otak akibat depresi dapat menyebabkan peningkatan risiko komplikasi. Penelitian menunjukkan bahwa penderita depresi memiliki risiko lebih tinggi terkena komplikasi diabetes, namun belum diketahui apakah depresi meningkatkan risiko komplikasi, atau sebaliknya.

Gejala depresi dapat mempersulit keberhasilan penanganan diabetes dan mencegah komplikasi terkait diabetes.

Gejala Depresi Pada Penderita Diabetes

Gejala umum depresi pada penderita diabetes meliputi :
● Lesu
● Insomnia dan Sering tidur
● Tidak lagi menemukan rasa senang pada kehidupan sehari-hari
● Kehilangan konsentrasi
● Kehilangan nafsu makan atau makan berlebihan
● Merasa cemas dan gugup sepanjang waktu
● Merasa sendirian dan terisolasi
● Memiliki pikiran untuk bunuh diri
● Merasa sedih di pagi hari
● Merasa seperti tidak ada yang dilakukan dengan benar
● Melukai diri sendiri


Kontrol diabetes yang buruk juga dapat menyebabkan gejala seperti depresi. Misalnya, jika kadar gula darah terlalu tinggi atau terlalu rendah, akan memungkinkan mengalami perasaan cemas , gelisah, atau energi rendah. Gula darah rendah juga bisa membuat Anda merasa gemetar dan berkeringat, yang gejalanya mirip dengan kecemasan.

Sebuah studi tahun 2011 menetapkan bahwa orang yang menderita diabetes tipe 2 dan mengalami gejala depresi seringkali memiliki kadar gula darah yang lebih tinggi. Selain itu, hasil studi independen tahun 2011 juga menunjukkan bahwa orang yang memiliki kedua kondisi tersebut memiliki kemungkinan 82% lebih besar untuk mengalami serangan jantung.

Jika mengalami gejala depresi, sebaiknya konsultasikan ke dokter. Supaya dokter dapat membantu untuk menentukan apakah depresi menyebabkan gejala diabetes atau tidak.

Editor : Denis Febrian

Tags :
BERITA TERKAIT