Sukabumi Update

5 Dampak Negatif Olahraga Bagi Kesehatan Mental, Khususnya Atlet

Dampak Negatif Olahraga Bagi Kesehatan Mental | Foto : Pexels.com/@pixabay

SUKABUMIUPDATE.com - Olahraga tidak hanya meningkatkan kebugaran fisik, tetapi juga berdampak positif pada kesejahteraan mental banyak orang. Melakukan aktivitas secara teratur dapat meningkatkan suasana hati, meningkatkan harga diri, mengurangi stres, kecemasan, dan depresi.

Akan tetapi, terlepas dari aspek positifnya, olahraga terkadang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan mental baik atlet maupun non-atlet.

Meskipun setiap orang yang berpartisipasi dalam olahraga mungkin mengalami masalah kesehatan mental dari waktu ke waktu, atlet profesional lebih rentan terhadap masalah psikologis yang berkelanjutan karena seluruh hidup mereka didedikasikan untuk kesuksesan dan tekanan yang ditimbulkannya.

Baca Juga: Ciri-ciri 2 Pria Misterius di TKP Mobil Berisi Mayat Terikat Lakban di Sukabumi

Dilansir dari situs resmi kindbridge behaviour health, berikut dampak negatif olahraga terhadap kesehatan mental :

1. Penindasan, Toksisitas, dan Penyalahgunaan

Meskipun olahraga dapat membina hubungan yang positif, olahraga juga dapat menjadi lingkungan dimana penindasan dan pelecehan merajalela. Toksisitas dapat datang dari semua sudut termasuk anggota tim lain, pelatih, penggemar, serta media arus utama dan sosial.

Pemicunya bermacam-macam mulai dari kinerja individu yang buruk, dianggap mengecewakan tim, hingga ras atlet, gender, dan seksualitas.

Terkadang ejekan dan intimidasi dilakukan secara tatap muka, namun semakin sering dilakukan secara anonim di platform sosial. Komentar online yang bersifat trolling dan menyinggung dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan kesejahteraan atlet, sehingga menyebabkan stres dan kecemasan.

Selain itu, perilaku agresif dari pelatih sangat merugikan olahragawan muda yang rentan karena adanya ketidakseimbangan kekuasaan. Kritik yang berulang-ulang dapat menimbulkan dampak jangka panjang terhadap perkembangan sosial dan emosional mereka.

Baca Juga: BPBD Gelar Pelatihan Kesiapsiagaan Bencana Skala Desa di Ciambar Sukabumi

2. Kecanduan Latihan

Terkadang, dedikasi terhadap olahraga bisa lepas kendali hingga seorang atlet amatir dan profesional menjadi kecanduan berolahraga.

Kecanduan olahraga berbeda dengan pergi ke gym setiap hari untuk berolahraga. Penderitanya memiliki kebutuhan kompulsif untuk terus-menerus berolahraga dan mengalami gejala penarikan diri jika mereka mencoba mengurangi atau berhenti.

Kecanduan olahraga ini dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental seseorang dalam beberapa cara. Mereka lebih rentan terhadap cedera karena jumlah jam yang mereka habiskan untuk berolahraga, bahkan ketika mereka kelelahan atau cedera.

Selain itu, mereka lebih berisiko mengalami masalah kesehatan mental dibandingkan orang yang memiliki hubungan sehat dengan olahraga. Penelitian menemukan bahwa mereka lebih mungkin mengalami depresi, ADHD, dan trauma masa kecil.

3. Gangguan Makan

Bagi atlet di semua tingkatan, tekanan untuk menang dan penekanan pada citra tubuh dan berat badan dapat menyebabkan gangguan makan. Risiko ini meningkat pada olahraga yang fokus pada pola makan, penampilan, dan berat badan, seperti gulat, binaraga, bersepeda, dan lari.

Baca Juga: Kejinya Ayah Cabuli 2 Anak hingga Hamil di Sukabumi, Korban Disiksa Pakai Raket

Selain dampak kesehatan fisik dari pola makan yang tidak teratur, hal ini juga dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan kesejahteraan. Dampak negatif tersebut antara lain pikiran menyimpang, perilaku obsesif, rendahnya harga diri, kecemasan, depresi, menyakiti diri sendiri, hingga keinginan bunuh diri.

4. Stres dan Gangguan Tidur

Penelitian mengenai masalah tidur dan kesehatan mental pada Atlet saat Ini dan mantan Atlet menemukan bahwa olahragawan elit rentan terhadap gangguan tidur. Kombinasi yang melelahkan antara pelatihan, kompetisi, dan perjalanan dapat menyebabkan kurang tidur dan kualitas tidur yang buruk.

Stres yang terkait dengan tekanan kinerja tingkat tinggi juga dapat menyebabkan masalah tidur. Dan hal ini bisa berubah menjadi lingkaran setan stres yang mempengaruhi kualitas tidur, namun kurang tidur membuat kita lebih sulit menangani stres. Hal ini dapat menyebabkan stres yang lebih besar dan bahkan kurang tidur.

5. Kecemasan dan Depresi

Orang-orang yang berpartisipasi dalam olahraga di semua tingkat kompetisi ingin melakukan yang terbaik, namun atlet profesional berada di bawah tekanan khusus untuk tampil.

Baca Juga: Polres Sukabumi Amankan Tiga Tersangka Aktivasi SIM Card Ilegal

Para atlet Olimpiade menghabiskan waktu empat tahun untuk persiapan dan kesalahan sekecil apapun dapat membahayakan ribuan jam yang telah mereka dedikasikan untuk latihan.

Seperti contoh, Michael Phelps adalah atlet Olimpiade tersukses sepanjang masa, namun hal itu tidak membuatnya kebal terhadap masalah kesehatan mental. Dia telah berjuang melawan kecemasan, depresi, dan pikiran untuk bunuh diri.

Sumber : KindBridge Behavioral Health

Editor : Syamsul Hidayat

Tags :
BERITA TERKAIT