Sukabumi Update

8 Jenis Gangguan Kecemasan Pada Anak, Berikut Penjelasannya

Ilustrasi seorang anak merasa takut berinteraksi sosial karena mengalami gangguan kecemasan. (Sumber : Freepik)

SUKABUMIUPDATE.com - Kecemasan pada anak adalah hal yang wajar dan diharapkan. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), sekitar 9,4 persen anak-anak dan remaja usia 3 hingga 17 tahun telah di diagnosa kecemasan.

Ketika anak-anak tumbuh dewasa, mereka harus mengatasi kekhawatiran dan ketakutan yang dirasakan ketika masih kecil. Ini dapat dianggap sebagai gangguan kecemasan jika takut jauh dari orang tua, menunjukkan ketakutan yang ekstrim, dan gejala kecemasan lainnya yang mengganggu kehidupan mereka sehari-hari.

Kecemasan pada anak-anak juga bisa menjadi kronis atau terus-menerus, dan kecemasan yang tidak terkendali dapat membuat mereka menghindari interaksi dengan teman sebaya atau anggota keluarga.

Melansir dari situs resmi hellosehat, berikut beberapa jenis kecemasan yang dapat terjadi pada anak :

1. Gangguan Kecemasan Umum ( GAD )

Jenis kecemasan pertama yang dialami anak yaitu generalized anxiety disorder (GAD). Umumnya anak akan selalu merasa khawatir yang berlebih pada semua hal.

Seorang anak dengan tipe kecemasan ini akan menjadi pribadi yang perfeksionis hampir pada berbagai hal. Jika hal ini terus berlanjut, dikhawatirkan akan mempengaruhi tumbuh kembang serta mentalnya.

Akan tetapi, anak anak didiagnosis mengalami gangguan kecemasan apabila ia mengalami tipe gangguan ini selama 6 bulan berturut-turut.

2. Gangguan Panik

Jenis selanjutnya yaitu gangguan panik atau panic disorder. Gangguan ini paling sering terjadi pada anak dan bersifat turun temurun dari keluarganya.

Gangguan panik dapat menyerang penderitanya kapan saja dan dimana saja, hal ini umum terjadi ketika anak menghadapi situasi baru, dan mengalami ketidaksiapan akan sesuatu hal. Seperti tampil didepan umum.

3. Kecemasan Perpisahan (SAD)

Jenis kecemasan ini biasanya terjadi ketika anak tidak siap dan takut berpisah dengan orang yang dekat dengannya, seperti orang tua hingga pengasuh.

Meski gangguan kecemasan perpisahan wajar terjadi pada anak, akan tetapi orang tua perlu waspada jika hal ini terjadi ketika usia anak sudah lebih tua. Dan hal ini perlu ditangani dengan serius.

Karena hal ini dapat berpengaruh pada perkembangan anak. Pasalnya, anak dengan jenis kecemasan ini tidak akan mampu bahkan sulit berpisah dari orang tua ataupun pengasuhnya.

4. Kecemasan Sosial (social anxiety disorder)

Berikutnya jenis kecemasan yang dapat terjadi pada anak yaitu ada kecemasan sosial atau fobia sosial.

Ketika anak mengalami gangguan kecemasan ini, ia akan merasa takut ketika harus berinteraksi secara sosial. Selain itu, anak juga tidak suka ketika menjadi pusat perhatian.

Tidak jarang pula, anak yang mengalami fobia sosial akan merasa khawatir dengan penampilannya, pendapat teman-temannya, atau takut mengatakan hal-hal yang memalukan.

5. Selective Mutism

Seorang anak yang mengalami jenis kecemasan ini umumnya akan diam membisu, tidak bergerak, menghindari kontak mata, menundukan kepala, bahkan tidak berekspresi ketika menghadapi situasi yang menegangkan.

Akan tetapi ketika si kecil di rumah, ia tidak mengalami hal itu. Maka tidak heran jika orang tua merasa kaget ketika mendapat laporan dari guru bahwa anak tidak mau bicara ketika ditanya.

6. Fobia

Fobia merupakan rasa takut berlebih yang dialami seseorang ketika menghadapi sesuatu. Jenis kecemasan ini dapat menyerang siapa saja termasuk anak-anak.

Anak yang mengalami fobia akan merasa ketakutan ketika dihadapkan pada suatu keadaan atau objek, seperti takut anjing, atau takut ketinggian.

Apabila si kecil mengalami tipe kecemasan ini, ia akan merasa gelisah, menangis, rewel, sakit perut, sakit kepala, hingga tantrum.

Berbeda dengan orang dewasa, anak yang mengalami hal ini tidak menyadari bahkan yang ia rasakan itu sebenarnya tidak rasional.

7. Obsessive Compulsive Disorder (OCD)

Jenis kecemasan ini dapat dialami oleh anak saat ia berusia 8 tahun hingga 12 tahun. Namun dapat juga dialami oleh anak usia 2 atau 3 tahun.

Anak yang mengalami OCD umumnya akan terobsesi pada suatu hal yang tidak wajar. Seperti ingin selalu mencuci tangan ketika meraba apapun yang dianggapnya jijik. Padahal tangannya sudah bersih.

8. Trauma

Anak-anak yang mengalami kejadian mengerikan atau kehilangan secara mendadak akan membuat mereka merasa trauma.

Itulah beberapa jenis kecemasan yang dapat terjadi pada anak. Apabila si kecil mengalami kecemasan berlebih dan terus menerus, maka hal ini perlu ditindaklanjuti oleh yang lebih profesional.

Editor : Denis Febrian

Tags :
BERITA TERKAIT