Sukabumi Update

Belimbing: Bisa Mengatur Gula Darah dan Manfaat Lainnya untuk Kesehatan Tubuh

Ilustrasi - Belimbing merupakan buah yang rasanya manis dan asam berbentuk seperti bintang. | (Sumber : Pixabay.com/sarangib)

SUKABUMIUPDATE.com - Belimbing mempunyai lima titik dan bentuknya seperti bintang. Belimbing yang matang rasanya manis dengan sedikit rasa asam, asam, atau tajam. Belimbing mengandung senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan secara keseluruhan. 

Namun, penderita penyakit ginjal dan penyakit lainnya harus menghindarinya karena potensi efek sampingnya. Dikutip dari verrywellhealth, berikut nutrisi dan manfaat dari mengonsumsi belimbing.

Nutrisi Belimbing

Satu buah belimbing berukuran sedang mengandung: 

  • Kalori : 28
  • Lemak : 0,3 gram (g)
  • Karbohidrat : 6,1 gram
  • Serat : 2,5 gram
  • Gula : 3,6 gram
  • Protein : 1 gram
  • Natrium : 1,8 miligram (mg)
  • Kalsium : 2,7 mg
  • Magnesium : 9,1mg
  • Kalium : 121 mg
  • Vitamin C: 31,3 mg

Manfaat Makan Belimbing 

Belimbing rendah kalori dan mengandung serat serta antioksidan seperti vitamin C. Belimbing yang matang berubah warna dari hijau menjadi kuning (mungkin ada semburat hijau muda), dan seluruh buahnya bisa dimakan, termasuk kulitnya. 

Jika Anda memakan kulitnya, pastikan sudah dicuci dengan benar dan menyeluruh. Jika bagian luarnya berubah warna menjadi coklat, berarti sudah terlalu matang.

Membantu Mencegah Peradangan Kronis

Belimbing mengandung antioksidan yang tinggi, seperti flavonoid, proanthocyanidin, vitamin C, beta karoten, alkaloid dan tanin. Antioksidan membantu menangkal radikal bebas (molekul tidak stabil yang berbahaya), sehingga membantu mencegah stres oksidatif (gangguan keseimbangan radikal bebas dan antioksidan) dan peradangan kronis.

Hal ini penting karena peradangan kronis merupakan pendorong utama berkembangnya penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, diabetes, dan kanker.

Mendukung Sistem Kekebalan Tubuh

Vitamin C adalah vitamin penting yang larut dalam air yang berperan dalam fungsi kekebalan tubuh. Ini membantu tubuh dalam membuat sel kekebalan, seperti limfosit(sel darah putih), dan melindungi tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Satu buah belimbing berukuran sedang mengandung sekitar 33% dari kebutuhan vitamin C harian Anda.

Mengatur Gula Darah dan Mendukung Kesehatan Usus

Belimbing mengandung sekitar 2,5 g serat dalam satu porsi buah berukuran sedang. Serat penting untuk kesehatan jantung, pencernaan, dan metabolisme. Serat dicerna secara perlahan dan dapat meningkatkan rasa kenyang serta membantu mengatur gula darah (glukosa). Asupan serat yang tinggi dikaitkan dengan penurunan risiko:

  • Kegemukan
  • Diabetes tipe 2
  • Penyakit kardiovaskular
  • Kanker kolorektal (kolon dan rektum)
  • Kanker payudara pramenopause

Asupan serat yang cukup juga mendukung kesehatan usus, meningkatkan keteraturan usus. Beberapa bentuk serat bertindak sebagai prebiotik ; mereka memberi makan probiotik atau bakteri sehat di usus Anda. Memiliki cukup bakteri baik penting untuk pencernaan dan mengendalikan bakteri berbahaya.

Belimbing untuk Pengobatan Tradisional di Beberapa Negara

Belimbing umumnya digunakan dalam Ayurveda (sistem pengobatan tradisional India) dan pengobatan tradisional Tiongkok (TCM), seperti untuk mengobati penyakit berikut ini: 

  • Perangsang nafsu makan
  • Batuk
  • Diare
  • Sakit kepala
  • Eksim
  • Infeksi jamur pada kulit
  • Wasir berdarah

Untuk keperluan kuliner, belimbing wuluh bisa dibuat jus atau dimakan apa adanya. Ini sering digunakan sebagai hiasan dalam salad atau lauk pauk dan ditambahkan ke smoothie, makanan penutup, selai, dan sirup.

Lalu Siapa yang Tidak Boleh Makan Buah Belimbing?

Belimbing sebaiknya dihindari jika Anda memiliki riwayat penyakit ginjal atau pankreatitis kronis. Selain itu, jika Anda sedang mengonsumsi obat, konsultasikan dengan dokter yang meresepkan Anda sebelum mengonsumsi buah belimbing, karena buah belimbing mungkin mengandung senyawa yang dapat mengubah cara tubuh Anda memetabolisme obat Anda.

Belimbing mengandung oksalat dan karamboksin yang dapat menjadi racun bagi penderita penyakit ginjal , pankreatitis kronis , dan gangguan pencernaan lainnya. Mereka yang ginjalnya berfungsi dengan baik dapat memproses dan mengeluarkan senyawa ini tanpa membahayakan. 




Editor : Ikbal Juliansyah

Tags :
BERITA TERKAIT