Sukabumi Update

Manfaat Bunga Rosella: Rahasia Alami untuk Menurunkan Tekanan Darah

Teh Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa) (Sumber : Freepik/@azerbaijan_stockers)

SUKABUMIUPDATE.com - Bunga rosella (Hibiscus sabdariffa) telah lama dikenal dalam dunia pengobatan tradisional karena berbagai manfaat kesehatan. Salah satu khasiat utama yang sering dibahas adalah kemampuannya dalam membantu menurunkan tekanan darah. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Ethnopharmacology pada tahun 2009 oleh peneliti Hussain dan timnya memberikan bukti ilmiah yang mendukung penggunaan teh rosella sebagai terapi alami untuk mengatasi hipertensi ringan hingga sedang. Artikel ini akan mengulas temuan-temuan penting dari penelitian tersebut serta bagaimana teh rosella dapat menjadi alternatif bagi penderita hipertensi.

Teh Rosella untuk Hipertensi

Penelitian yang dilakukan oleh Hussain dan koleganya bertujuan untuk menguji efektivitas teh rosella dalam menurunkan tekanan darah pada orang dewasa dengan hipertensi ringan hingga sedang. Sebanyak 65 orang dewasa yang memiliki tekanan darah tinggi berpartisipasi dalam studi ini. Mereka dibagi menjadi dua kelompok, dengan satu kelompok diberikan teh rosella selama 4 minggu, sementara kelompok lainnya diberikan placebo.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa konsumsi teh rosella secara signifikan menurunkan tekanan darah sistolik (angka pertama dalam pengukuran tekanan darah) dan diastolik (angka kedua) pada kelompok yang mengonsumsi teh rosella. Penurunan ini lebih jelas terlihat pada individu dengan hipertensi ringan hingga sedang. Rata-rata, tekanan darah sistolik turun sekitar 7,5 mmHg, sementara tekanan darah diastolik turun sekitar 3 mmHg pada kelompok yang mengonsumsi teh rosella.

Baca Juga: 7 Manfaat Daun Binahong untuk Kesehatan, Bisa Mengobati Sakit Perut

Bagaimana Teh Rosella Menurunkan Tekanan Darah?

Teh rosella mengandung berbagai senyawa aktif yang diduga memiliki efek vasodilatasi, yaitu kemampuan untuk melebarkan pembuluh darah, yang membantu mengurangi tekanan darah. Beberapa senyawa yang terlibat antara lain flavonoid, asam organik, dan antosianin. Flavonoid dalam rosella, khususnya, diketahui dapat membantu memperbaiki fungsi endotelium (lapisan dalam pembuluh darah) yang berperan dalam mengatur aliran darah dan tekanan darah.

Selain itu, senyawa lain dalam rosella seperti asam hibiscus juga dipercaya dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) yang merupakan faktor risiko utama dalam perkembangan hipertensi. Oleh karena itu, konsumsi rutin teh rosella dapat membantu mengurangi stres pada sistem kardiovaskular dan mendukung kesehatan jantung secara keseluruhan.

Cara Mengkonsumsi Teh Rosella

Teh rosella dapat dengan mudah disiapkan di rumah dengan cara yang sederhana. Anda cukup merebus kelopak bunga rosella yang telah dikeringkan dengan air panas selama beberapa menit. Anda dapat menambahkan madu atau pemanis alami lainnya sesuai selera untuk meningkatkan rasa.

Beberapa penelitian juga menyarankan konsumsi teh rosella secara rutin untuk mendapatkan manfaat kesehatan jangka panjang. Meski demikian, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mulai mengkonsumsi rosella sebagai suplemen, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi medis tertentu, seperti tekanan darah rendah.

Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Ethnopharmacology pada 2009 memberikan bukti yang kuat bahwa teh rosella dapat menjadi alternatif alami yang efektif untuk menurunkan tekanan darah pada orang dengan hipertensi ringan hingga sedang. Dengan berbagai manfaat kesehatan lainnya, seperti peningkatan kesehatan jantung dan pencernaan, teh rosella dapat menjadi pilihan yang baik untuk mendukung gaya hidup sehat. Meskipun demikian, penggunaan teh rosella sebagai terapi harus disertai dengan pola hidup sehat, termasuk diet yang seimbang dan olahraga teratur, untuk hasil yang optimal.

Baca Juga: 7 Manfaat Daun Singkong, Baik untuk Imunitas hingga Kesehatan Jantung

Sumber : Hussain, A., et al. (2009). "Hibiscus sabdariffa L. and its effects on blood pressure in hypertensive patients." Journal of Ethnopharmacology, 121(2): 418-423.

Editor : Silvi Maharani

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI