SUKABUMIUPDATE.com - Rambutan, buah tropis yang kenyal dan manis, memang menjadi favorit banyak orang, terutama di negara-negara Asia Tenggara. Buah ini kaya akan vitamin C, serat, dan antioksidan, yang semuanya bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Namun, beberapa orang melaporkan mengalami gejala batuk setelah mengkonsumsi rambutan dalam jumlah berlebihan. Apa sebenarnya yang terjadi? Berikut adalah beberapa alasan yang mungkin menjelaskan fenomena ini.
1. Kandungan Serat yang Tinggi
Rambutan memiliki kandungan serat yang cukup tinggi, terutama di bagian daging buahnya. Meskipun serat sangat baik untuk pencernaan, terlalu banyak mengkonsumsinya bisa menyebabkan iritasi pada tenggorokan. Ini terutama terjadi pada mereka yang tidak terbiasa mengkonsumsi makanan tinggi serat. Iritasi tenggorokan ini dapat memicu batuk sebagai reaksi tubuh untuk membersihkan saluran pernapasan. Menurut Mayo Clinic, konsumsi serat berlebihan tanpa cukup cairan bisa menyebabkan ketidaknyamanan pada sistem pencernaan dan tenggorokan.
Baca Juga: Stop Overthinking! Kamu Tidak Sepenting Itu di Mata Orang Lain
2. Meningkatnya Produksi Lendir
Rambutan adalah buah yang manis dan mengandung gula alami. Gula dapat mempengaruhi produksi lendir dalam tubuh, dan makanan manis dapat memicu peningkatan lendir di tenggorokan atau saluran hidung. Lendir yang kental ini bisa mengganggu kenyamanan pernapasan dan menyebabkan batuk. WebMD mengungkapkan bahwa makanan manis sering kali dapat meningkatkan produksi lendir, yang menyebabkan iritasi pada tenggorokan.
3. Reaksi Alergi
Reaksi alergi terhadap rambutan bisa menjadi penyebab batuk pada sebagian orang. Alergi terhadap buah tropis, meskipun jarang, dapat menyebabkan berbagai gejala, mulai dari gatal-gatal, ruam, hingga gangguan pernapasan seperti batuk. Ketika tubuh mengidentifikasi rambutan sebagai zat yang berbahaya, tubuh akan merespons dengan melepaskan histamin, yang menyebabkan iritasi dan batuk. National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) menyebutkan bahwa alergi terhadap makanan tropis, termasuk rambutan, bisa mempengaruhi saluran pernapasan dan menyebabkan gejala seperti batuk.
Baca Juga: 6 Manfaat Eksfoliasi Sebelum Tidur Malam, Bantu Kulit Tampak Lebih Cerah!
4. Pengaruh Makanan Manis dalam Pengobatan Tradisional
Dalam pengobatan tradisional Asia, makanan dengan rasa manis, seperti rambutan, dianggap memiliki sifat "panas" yang dapat memengaruhi keseimbangan tubuh. Menurut konsep pengobatan Tiongkok, terlalu banyak makan makanan manis atau berair dapat menyebabkan ketidakseimbangan, yang berujung pada gejala-gejala seperti batuk kering dan tenggorokan gatal. Meskipun ini merupakan pandangan tradisional, beberapa orang mungkin merasa batuk setelah makan rambutan karena pengaruh makanan manis dalam tubuh mereka.
5. Pengaruh pada Saluran Pencernaan
Makan rambutan dalam jumlah banyak juga dapat mengganggu sistem pencernaan. Terlalu banyak serat atau buah-buahan manis bisa menyebabkan perut kembung atau gangguan pencernaan lainnya, yang berpotensi mempengaruhi tenggorokan dan saluran pernapasan. Gangguan pencernaan ini bisa memperburuk gejala batuk, terutama pada mereka yang memiliki masalah asam lambung atau refluks gastroesofageal (GERD). Menurut penelitian yang dipublikasikan di The American Journal of Gastroenterology, makanan manis dan berlebihan dapat memperburuk gejala GERD dan menyebabkan batuk.
Rambutan adalah buah yang sehat dan bergizi, tetapi mengkonsumsinya dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan beberapa efek samping, termasuk batuk. Beberapa faktor yang dapat memicu batuk setelah makan rambutan antara lain iritasi tenggorokan akibat kandungan serat yang tinggi, peningkatan produksi lendir, reaksi alergi, atau pengaruh makanan manis dalam tubuh. Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsi rambutan secara moderat dan memperhatikan bagaimana tubuh merespon nya.
Jika kamu merasa batuk atau tenggorokan terasa iritasi setelah makan rambutan, coba kurangi konsumsinya dan lihat apakah gejalanya membaik. Jika batuk berlanjut atau disertai gejala lainnya, segera berkonsultasilah dengan dokter untuk mengetahui penyebab pasti dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Baca Juga: Rambutan: Manfaat dan Fakta Unik dari Buah Tropis yang Sedang Musim
Sumber : Mayo Clinic.
Editor : Silvi Maharani