SUKABUMIUPDATE.com - Pneumonia ringan, atau dikenal sebagai pneumonia berjalan, merupakan jenis infeksi paru-paru yang lebih ringan namun tetap memerlukan perhatian khusus, terutama pada anak-anak. Meskipun tidak selalu menyebabkan gejala berat, kondisi ini dapat mengganggu aktivitas harian jika tidak ditangani dengan tepat.
Pneumonia berjalan sering kali menyerang anak-anak usia sekolah, dan banyak dari mereka tetap aktif meski mengalami infeksi. Namun, penting bagi orang tua untuk memahami tanda-tanda, penyebab, serta pengobatan yang tepat agar kondisi ini tidak berkembang menjadi lebih serius.
Dalam kasus pneumonia berjalan, anak-anak mungkin hanya menunjukkan gejala seperti batuk atau sakit tenggorokan ringan, sehingga membuat orang tua berpikir bahwa ini hanyalah penyakit biasa. Padahal, gejala tersebut bisa menjadi indikasi awal infeksi bakteri serius pada paru-paru.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), pneumonia berjalan lebih umum menyerang anak-anak berusia 5 hingga 17 tahun dan dewasa muda. Kondisi ini disebut "berjalan" karena penderita sering kali tidak merasa cukup sakit untuk berhenti beraktivitas meskipun mereka sebenarnya sedang terinfeksi.
Baca Juga: Rahasia Kecantikan: Ketahui 9 Jenis Minyak Alami untuk Kulit, Rambut, dan Kesehatan
Gejala Pneumonia Berjalan pada Anak
Pneumonia berjalan pada anak biasanya menunjukkan gejala ringan hingga sedang, seperti:
- Batuk yang berlangsung lama (sering kali memburuk di malam hari).
- Sakit tenggorokan.
- Sakit kepala.
- Kelelahan, terutama saat beraktivitas fisik.
- Demam ringan, kadang disertai menggigil.
- Dada terasa tertarik ke dalam saat bernapas, tanda kesulitan bernapas.
- Gejala lain seperti diare, mengi, atau muntah
Jika gejala ini tidak segera diobati, pneumonia berjalan dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih serius, seperti pneumonia berat, yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.
Penyebab Pneumonia Berjalan
Seperti disebutkan sebelumnya, penyebab pneumonia berjalan pada anak-anak adalah bakteri Mycoplasma pneumoniae. Bakteri ini menyebar melalui udara, terutama di tempat-tempat dengan kontak erat, seperti sekolah atau rumah. Masa inkubasi penyakit ini berlangsung sekitar 1 hingga 4 minggu sebelum gejala mulai muncul.
Diagnosis dan Tahapan Penyakit
Untuk mendiagnosis pneumonia berjalan, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, rontgen dada, atau mengambil sampel lendir dari hidung atau tenggorokan anak. Pemeriksaan darah juga dapat dilakukan untuk memastikan adanya reaksi imun tubuh terhadap bakteri.
Pneumonia berjalan melewati beberapa tahapan, mulai dari masa inkubasi, munculnya gejala ringan, hingga potensi berkembang menjadi pneumonia berat jika tidak diobati. Pada tahap pemulihan, gejala biasanya membaik dalam beberapa minggu, namun batuk bisa bertahan hingga berbulan-bulan.
Baca Juga: Satpol PP Kabupaten Sukabumi Dapat Apresiasi, Jadi Contoh dalam Penegakan Ketertiban
Cara Mengobati Pneumonia Berjalan
Pengobatan pneumonia berjalan melibatkan beberapa langkah berikut:
1. Pengobatan Simptomatis
Obat seperti parasetamol atau ibuprofen dapat digunakan untuk menurunkan demam dan mengurangi nyeri. Sirup batuk serta terapi inhalasi uap juga membantu meredakan gejala. Dalam beberapa kasus, bronkodilator dapat diresepkan untuk memperbaiki pernapasan.
2. Antibiotik
Antibiotik adalah pengobatan utama untuk pneumonia berjalan. Pengobatan ini biasanya diberikan selama 5-10 hari, tetapi dalam kasus tertentu dapat berlangsung lebih lama.
3. Penanganan Kasus Berat
Jika infeksi berkembang menjadi pneumonia berat, anak mungkin memerlukan bantuan oksigen atau pengobatan dengan antibiotik yang lebih kuat.
4. Kebersihan dan Pencegahan
Ajarkan anak untuk mencuci tangan dengan benar, menutup mulut saat batuk, dan menjaga kebersihan lingkungan. Vaksinasi juga penting untuk melindungi anak dari infeksi lain.
Pneumonia berjalan sering kali dianggap ringan, tetapi tetap membutuhkan perhatian medis agar tidak berkembang menjadi kondisi yang lebih serius. Dengan diagnosis dan pengobatan yang tepat, anak Anda dapat pulih sepenuhnya dalam waktu 2 hingga 6 minggu. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum memberikan obat kepada anak Anda.
Sumber: healthshots
Editor : Emi Amelia