Sukabumi Update

Hati-Hati Terlalu Banyak Makan Gorengan: Beresiko Penyakit Jantung dan Kolesterol

Gorengan, Salah Satu Makanan Yang Banyak Ditemukan di Indonesia (Sumber : Freepik/@freestockcenter)

SUKABUMIUPDATE.com - Gorengan adalah salah satu makanan favorit banyak orang, terutama di negara-negara seperti Indonesia, di mana makanan ini sangat mudah ditemukan di pasar, warung, atau restoran. Namun, meskipun rasanya lezat dan menggoda, kebiasaan mengkonsumsi gorengan secara berlebihan dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan, terutama bagi jantung dan kadar kolesterol tubuh. Oleh karena itu, penting untuk memahami risiko kesehatan yang mungkin timbul akibat konsumsi gorengan yang terlalu sering.

Apa yang Membuat Gorengan Berbahaya?

Gorengan mengandung sejumlah lemak, khususnya lemak jenuh dan lemak trans, yang memiliki dampak langsung pada kesehatan jantung dan pembuluh darah. Proses penggorengan itu sendiri, di mana makanan dimasak dengan minyak dalam suhu tinggi, membuat makanan menjadi lebih padat kalori dan meningkatkan kandungan lemak jenuh. Ini yang menyebabkan gorengan bisa berisiko bagi kesehatan, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan.

Baca Juga: Hati-Hati! Bahaya Berbuka Puasa dengan Minuman Dingin

1. Peningkatan Kadar Kolesterol Jahat (LDL)

Kolesterol adalah zat lemak yang ditemukan dalam darah, yang memiliki dua jenis utama: kolesterol jahat (LDL) dan kolesterol baik (HDL). Kolesterol jahat (LDL) cenderung menumpuk di dinding arteri dan pembuluh darah, menyebabkan penyumbatan yang dapat mengarah pada penyakit jantung dan stroke.

Gorengan mengandung lemak jenuh dan trans yang tinggi, yang dapat meningkatkan kadar LDL dalam darah. Makanan yang digoreng, seperti kentang goreng, ayam goreng, atau makanan ringan lainnya, cenderung memiliki kandungan lemak yang tinggi, yang dapat memicu kadar kolesterol jahat ini naik jika dikonsumsi berlebihan. Ini adalah salah satu faktor utama yang meningkatkan risiko penyakit jantung.

2. Peningkatan Risiko Penyakit Jantung

Penyakit jantung koroner terjadi ketika pembuluh darah yang membawa darah ke jantung tersumbat atau terhambat oleh penumpukan plak yang terbentuk dari kolesterol jahat (LDL). Konsumsi makanan yang mengandung lemak trans dan lemak jenuh, seperti gorengan, dapat memperburuk keadaan ini.

Lemak jenuh dan lemak trans meningkatkan kadar LDL dan merusak lapisan arteri, yang pada gilirannya membuat darah lebih sulit mengalir ke jantung. Akibatnya, ada peningkatan risiko serangan jantung dan gangguan jantung lainnya.

Baca Juga: Apakah Menangis Bisa Membatalkan Puasa? Simak Penjelasan Berikut

3. Meningkatkan Risiko Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Makanan yang digoreng juga dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi (hipertensi), yang merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung. Gorengan biasanya mengandung garam dalam jumlah tinggi, yang dapat menyebabkan tubuh menahan cairan, meningkatkan volume darah, dan akhirnya meningkatkan tekanan darah. Kombinasi antara lemak berbahaya dan konsumsi garam yang berlebihan sangat berbahaya bagi kesehatan jantung.

4. Obesitas dan Gangguan Metabolik

Gorengan sangat padat kalori dan sering kali mengandung banyak karbohidrat olahan yang dapat menyebabkan penambahan berat badan yang tidak sehat jika dikonsumsi dalam jumlah besar. Obesitas adalah faktor risiko lain yang dapat memperburuk kesehatan jantung. Lemak yang terakumulasi di tubuh dapat menambah beban pada jantung, serta meningkatkan kadar gula darah dan kolesterol yang pada gilirannya dapat menyebabkan diabetes tipe 2.

Baca Juga: Awas, Hal Ini Bisa Merusak Pahala Anda di Bulan Ramadan

5. Penyumbatan Pembuluh Darah

Proses penggorengan yang berulang kali menggunakan minyak yang dipanaskan hingga suhu tinggi menciptakan senyawa berbahaya, seperti akrilamida, yang dapat berkontribusi pada terjadinya peradangan dalam tubuh. Peradangan ini pada gilirannya dapat meningkatkan risiko terbentuknya plak di dinding pembuluh darah, yang berujung pada penyumbatan pembuluh darah dan meningkatkan kemungkinan terkena penyakit jantung.

6. Gangguan Fungsi Hati

Ketika tubuh mengonsumsi terlalu banyak lemak jenuh dan trans, hati akan bekerja lebih keras untuk memetabolisme lemak tersebut. Akibatnya, hati bisa terganggu dan tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik, yang bisa menyebabkan gangguan kesehatan lainnya, seperti penyakit hati berlemak.

Baca Juga: Berikut 4 Masalah Kesehatan Tidur Setelah Sahur, Salah Satunya Sembelit

Bagaimana Menghindari Bahaya Gorengan?

Untuk menjaga kesehatan tubuh dan mencegah risiko penyakit jantung dan kolesterol tinggi akibat konsumsi gorengan, berikut beberapa langkah yang bisa diambil:

1. Kurangi Konsumsi Gorengan

Sebaiknya, batasi konsumsi gorengan dalam diet harian Anda. Jika memungkinkan, pilih alternatif makanan yang lebih sehat, seperti makanan yang dipanggang, direbus, atau dipanggang dengan sedikit minyak.

2. Pilih Minyak yang Lebih Sehat

Jika Anda tetap ingin menggoreng makanan, pilih minyak yang lebih sehat, seperti minyak zaitun atau minyak kelapa yang lebih stabil pada suhu tinggi dan memiliki kandungan lemak tak jenuh yang lebih baik bagi jantung.

Baca Juga: 8 Perkara yang Membatalkan Puasa Ramadan, Umat Muslim Harus Tahu!

3. Pilih Metode Memasak yang Lebih Sehat

Alih-alih menggoreng makanan, Anda bisa memilih metode memasak lain yang lebih sehat seperti memanggang, merebus, atau mengukus, yang tidak melibatkan penggunaan minyak dalam jumlah banyak.

4. Konsumsi Makanan Bergizi Seimbang

Selain mengurangi gorengan, pastikan untuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang yang kaya akan serat, protein tanpa lemak, dan lemak sehat. Konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan ikan yang kaya akan omega-3 sangat baik untuk menjaga kadar kolesterol tetap sehat dan melindungi jantung.

Meski gorengan memiliki rasa yang lezat, konsumsi makanan ini secara berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk peningkatan kadar kolesterol, penyakit jantung, dan gangguan metabolisme lainnya. Agar tetap sehat, kita perlu bijak dalam memilih jenis makanan yang akan dikonsumsi, terutama selama pola makan sehari-hari. Jangan lupa untuk selalu mengutamakan makanan yang bergizi dan menghindari kebiasaan makan yang dapat merusak kesehatan tubuh dalam jangka panjang.

Baca Juga: Mengenal Bakteri Acinetobacter Baumannii: Risiko, Gejala, dan Pengobatannya

Sumber : WHO

Editor : Silvi Maharani

Tags :
BERITA TERKAIT