Sukabumi Update

Bahaya Penggunaan Pewarna Tekstil dalam Makanan: Dampaknya bagi Kesehatan

Ilustrasi penggunaan pewarna tekstil pada makanan, warna cenderung mencolok (Sumber : Freepik)

SUKABUMIUPDATE.com - Pewarna tekstil sering digunakan dalam industri tekstil untuk memberi warna pada pakaian, kain, dan produk tekstil lainnya. Namun, tidak jarang pewarna tekstil juga ditemukan dalam produk makanan, meskipun hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan. Meskipun pewarna ini memberikan warna cerah yang menarik pada makanan, penggunaannya bisa menimbulkan dampak negatif yang serius bagi tubuh manusia.

Mengapa Pewarna Tekstil Tidak Aman untuk Makanan?

Pewarna tekstil umumnya mengandung bahan kimia yang dirancang untuk menempel pada serat kain dan tidak dicerna oleh tubuh. Banyak pewarna tekstil mengandung senyawa seperti azo-dye, metil dan formaldehida, yang berpotensi berbahaya jika tertelan. Pewarna ini tidak dirancang untuk konsumsi manusia dan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan ketika digunakan dalam makanan.

Salah satu alasan utama pewarna tekstil berbahaya adalah karena bahan kimia yang terkandung di dalamnya dapat menyebabkan reaksi alergi dan gangguan kesehatan jangka panjang jika tertelan. Selain itu, beberapa jenis pewarna tekstil juga mengandung bahan yang dapat memicu kanker apabila dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan.

Baca Juga: Hati-Hati, Tanaman Obat yang Bisa Berubah Jadi Racun Jika Tidak Digunakan dengan Tepat

Dampak Kesehatan Penggunaan Pewarna Tekstil dalam Makanan

Berikut adalah beberapa dampak kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat mengonsumsi makanan yang mengandung pewarna tekstil:

1. Keracunan Kimia

Beberapa pewarna tekstil mengandung bahan kimia berbahaya yang tidak boleh masuk ke dalam tubuh manusia. Bahan kimia tersebut dapat menyebabkan keracunan jika terkonsumsi, terutama dalam jumlah besar. Keracunan kimia bisa menimbulkan gejala seperti mual, muntah, pusing, dan bahkan gangguan organ tubuh.

2. Reaksi Alergi

Beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi setelah mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi pewarna tekstil. Reaksi ini bisa berupa gatal-gatal, ruam kulit, atau pembengkakan pada wajah dan tenggorokan. Dalam kasus yang lebih parah, reaksi alergi ini dapat menyebabkan sesak napas atau syok anafilaksis yang memerlukan penanganan medis segera.

3. Kanker

Beberapa jenis pewarna tekstil, khususnya pewarna berbahan dasar azo, telah terbukti mengandung senyawa karsinogenik yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker. Azo-dyes dapat terurai menjadi senyawa yang bersifat karsinogenik, yang berpotensi merusak sel-sel tubuh dan memicu perkembangan kanker. Penggunaan pewarna tekstil dalam makanan dapat meningkatkan paparan manusia terhadap bahan-bahan berbahaya ini.

4. Gangguan Perkembangan dan Sistem Saraf

Penelitian juga menunjukkan bahwa beberapa pewarna tekstil yang digunakan dalam produk makanan dapat berbahaya bagi sistem saraf dan perkembangan anak-anak. Pewarna tertentu dapat mempengaruhi perkembangan otak anak-anak dan menyebabkan gangguan perilaku atau masalah belajar. Ini berisiko lebih besar bagi anak-anak yang mengonsumsi makanan dengan pewarna tekstil secara teratur.

5. Gangguan Pencernaan

Bahan kimia dalam pewarna tekstil bisa merusak saluran pencernaan dan menyebabkan gangguan pencernaan. Mengonsumsi makanan yang mengandung pewarna tekstil dapat mengiritasi saluran cerna, menyebabkan peradangan, atau memperburuk kondisi yang sudah ada seperti irritable bowel syndrome (IBS).

Baca Juga: BPOM Temukan Kandungan Pewarna Tekstil Rodamin B di Bubur Pacar Cina & Kerupuk Merah

Peraturan Tentang Penggunaan Pewarna dalam Makanan

Pemerintah di banyak negara, termasuk Indonesia, telah mengatur penggunaan pewarna makanan untuk memastikan keamanan konsumsi bagi masyarakat. Pewarna yang digunakan dalam makanan harus melalui serangkaian uji keamanan sebelum mendapatkan izin edar. Pewarna yang digunakan harus memenuhi standar keamanan yang ditetapkan oleh badan pengawas obat dan makanan (BPOM) atau badan yang relevan di masing-masing negara.

Di Indonesia, BPOM telah menetapkan bahwa pewarna yang aman digunakan dalam makanan adalah pewarna yang terdaftar dan telah mendapat izin dari lembaga tersebut. Pewarna tekstil yang tidak terdaftar atau yang tidak aman untuk dikonsumsi jelas dilarang untuk digunakan dalam produk makanan.

Cara Menghindari Pewarna Tekstil dalam Makanan

Untuk melindungi diri Anda dan keluarga dari bahaya pewarna tekstil dalam makanan, berikut adalah beberapa tips yang dapat diikuti:

  1. Beli Produk Terpercaya: Pastikan membeli produk makanan dari produsen yang memiliki reputasi baik dan memastikan bahwa produk mereka telah melalui pemeriksaan keamanan yang ketat.
  2. Lihat Warna Pada Makanan, makanan yang menggunakan pewarna tekstil cenderung lebih menyala dibandingkan dengan produk yang menggunakan pewarna makanan.
  3. Periksa Label Makanan: Selalu periksa label makanan untuk mengetahui apakah ada pewarna buatan yang digunakan. Hindari makanan yang menggunakan pewarna sintetis atau bahan kimia yang tidak jelas asal-usulnya.
  4. Masak Makanan Sendiri: Salah satu cara terbaik untuk memastikan makanan yang Anda konsumsi aman adalah dengan memasak makanan sendiri. Anda bisa menggunakan bahan-bahan alami untuk memberi warna pada makanan, seperti kunyit atau bayam.
  5. Edukasi Diri Sendiri: Penting untuk selalu mengedukasi diri Anda tentang bahan-bahan yang terkandung dalam makanan yang Anda konsumsi. Ini membantu Anda membuat pilihan yang lebih baik untuk kesehatan Anda.

Penggunaan pewarna tekstil dalam makanan adalah praktik yang sangat berbahaya dan dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan, termasuk keracunan, reaksi alergi, kanker, gangguan saraf, dan masalah pencernaan. Oleh karena itu, sangat penting bagi konsumen untuk berhati-hati dalam memilih produk makanan dan selalu memastikan bahwa produk yang dikonsumsi aman dan terdaftar dengan baik.

Baca Juga: Fashion Ramadan: 4 Rekomendasi Outfit Wanita Elegan untuk Bukber Keluarga

Sumber : WebMD

Editor : Silvi Maharani

Tags :
BERITA TERKAIT