SUKABUMIUPDATE.com - Muntah adalah kondisi yang dapat terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak. Meskipun seringkali tidak berbahaya, muntah pada anak perlu ditangani dengan tepat. Artikel ini akan membahas penyebab muntah, cara aman mengatasinya, serta langkah pencegahan.
Penyebab Muntah pada Anak
Muntah pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:
1. Gastroenteritis
Dikenal juga sebagai muntaber, kondisi ini terjadi akibat infeksi bakteri, virus, atau parasit yang mengiritasi saluran pencernaan.
2. Alergi Makanan
Reaksi alergi terhadap makanan tertentu dapat menyebabkan muntah, mual, dan nyeri perut beberapa saat setelah mengkonsumsi makanan tersebut.
3. Kecemasan dan Stres
Gangguan emosional seperti stres atau ketegangan dapat memicu mual dan muntah, meskipun lebih sering terjadi pada orang dewasa.
4. Penyakit Flu dan Lainnya
Infeksi telinga, flu musiman, refluks asam lambung, atau reaksi terhadap obat tertentu dapat menyebabkan muntah.
5. Makan Berlebihan
Konsumsi makanan berlebih, terutama saat liburan, sering menjadi penyebab muntah pada anak.
6. Keracunan Makanan
Makanan basi atau terkontaminasi bakteri dapat menyebabkan muntah, diare, dan kram perut.
Untuk mengenali penyebab muntah, perhatikan gejala lain yang menyertainya, seperti demam, batuk, pilek, atau diare. Jika muntah terjadi segera setelah makan, kemungkinan penyebabnya adalah makan berlebihan atau gangguan lambung. Sebaliknya, muntah beberapa jam setelah makan bisa mengindikasikan keracunan makanan.
Baca Juga: 5 Cara Ampuh Meningkatkan Nafsu Makan Anak yang Bisa Bunda Coba Di Rumah
Cara Aman Mengatasi Muntah pada Anak
Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi muntah pada anak di rumah:
1. Hidrasi
Setelah muntah, tunggu 30-60 menit sebelum memberikan cairan. Berikan sedikit demi sedikit, misalnya satu sendok teh setiap beberapa menit, untuk mencegah muntah berulang.
2. Tunda Makanan Padat
Jangan berikan makanan padat selama enam jam setelah muntah. Mulailah dengan makanan ringan seperti roti atau nasi lembek, lalu perlahan-lahan beralih ke makanan kaya karbohidrat dan protein. Hindari makanan pedas dan berlemak.
3. Hindari Bau Kuat
Jauhkan anak dari bau menyengat seperti parfum, asap, atau bau masakan yang dapat memicu mual.
4. Obat Sederhana
- Antihistamin dapat membantu mengatasi mabuk perjalanan.
- Antasida berguna untuk meredakan nyeri perut akibat asam lambung.
- Parasetamol bisa digunakan untuk demam atau sakit kepala, namun harus sesuai dosis.
Langkah Pencegahan
Baca Juga: Gratis! Gubernur Dedi Mulyadi Hapus Tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor Jawa Barat 2024
Untuk mencegah muntah, terutama akibat gastroenteritis, lakukan langkah berikut:
- Rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
- Gunakan disinfektan untuk membersihkan permukaan yang terkontaminasi.
- Pastikan makanan diolah dan disajikan secara higienis.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera cari bantuan medis jika muntah disertai dengan:
- Dehidrasi (bibir kering, mata cekung, napas cepat).
- Darah dalam muntahan.
- Demam tinggi selama lebih dari 72 jam.
- Nyeri perut parah yang terlokalisir (contoh: usus buntu).
- Penglihatan kabur, pingsan, atau kulit pucat.
- Muntah dengan bau atau tampilan seperti tinja.
Muntah pada anak biasanya dapat diatasi di rumah dengan langkah sederhana seperti hidrasi dan menjaga pola makan. Namun, segera konsultasikan dengan dokter jika muncul tanda-tanda bahaya seperti dehidrasi atau gejala lain yang mengkhawatirkan. Dengan penanganan dan pencegahan yang tepat, anak Anda dapat pulih lebih cepat dan kembali aktif.
Sumber: Medicalnewstoday
Editor : Emi Amelia