Sukabumi Update

8 Dampak Buruk Gangguan Tidur bagi Kesehatan: Dari Penuaan Dini hingga Risiko Obesitas

Ilustrasi. Dampak Buruk Gangguan Tidur bagi Kesehatan: Dari Penuaan Dini hingga Risiko Obesitas (Sumber: Freepik/@stockking)

SUKABUMIUPDATE.com - Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar tubuh yang berperan penting dalam menjaga kesehatan fisik serta kestabilan emosi. Idealnya, orang dewasa membutuhkan waktu tidur sekitar tujuh sampai delapan jam setiap malam agar tubuh dapat melakukan proses pemulihan secara optimal. 

Namun, tidak sedikit orang yang sulit memenuhi kebutuhan tersebut akibat tuntutan pekerjaan, aktivitas belajar, hingga kebiasaan bermain gawai hingga larut malam. Jika dibiarkan terjadi terus-menerus, kurang tidur atau gangguan tidur dapat menimbulkan berbagai efek buruk yang dapat mempengaruhi kesehatan jangka pendek maupun jangka panjang.

Gangguan tidur sendiri memiliki banyak bentuk dan penyebab. Beberapa di antaranya adalah insomnia yang membuat penderitanya sulit terlelap, narkolepsi yang membuat seseorang mudah tertidur kapan saja, serta sleep apnea yang menyebabkan sumbatan saluran pernapasan saat tidur. 

Selain faktor medis, gangguan tidur juga dapat dipicu oleh stres, kecemasan berlebihan, alergi, gangguan pernapasan, pola hidup tidak sehat, konsumsi alkohol, hingga faktor usia. Pada sebagian orang, lingkungan tidur yang tidak nyaman atau kebiasaan tidur tidak teratur turut memperburuk kondisi ini.

Baca Juga: Jangan Dianggap Sepele! Ini 10 Dampak Serius Kurang Tidur bagi Kesehatan Tubuh

Ketika gangguan tidur terjadi berulang dalam jangka panjang, risiko kesehatan akan meningkat secara signifikan.

Berikut  ini adalah dampak buruk gangguan tidur bagi kesehatan yang perlu diwaspadai.

1. Mempercepat Penuaan Dini

Kurang tidur dapat meningkatkan pelepasan hormon kortisol atau hormon stres. Kadar kortisol yang terlalu tinggi akan memecah kolagen, yaitu protein yang bertugas menjaga elastisitas dan kelembapan kulit. Saat kolagen berkurang, berbagai tanda penuaan mulai muncul seperti kulit kusam, lingkaran hitam di bawah mata, garis halus, hingga wajah tampak lebih lelah. Jika kondisi ini dibiarkan, proses penuaan dapat berkembang lebih cepat dari seharusnya.

2. Meningkatkan Risiko Obesitas

Salah satu efek paling sering terjadi dari gangguan tidur adalah meningkatnya berat badan. Kurang tidur dapat mengacaukan hormon pengatur nafsu makan, di mana hormon ghrelin (pemicu lapar) meningkat dan hormon leptin (pengendali kenyang) menurun.

3. Memicu Gangguan Depresi

Gangguan tidur dan depresi saling berkaitan erat. Kurang tidur dapat meningkatkan risiko munculnya gejala depresi, sementara depresi dapat membuat seseorang sulit tertidur atau mengalami insomnia. 

4. Melemahkan Sistem Kekebalan Tubuh

Tidur merupakan saat tubuh memperkuat dan memperbaiki sistem imun. Karena itu, kurang tidur dapat membuat sistem kekebalan tubuh melemah. Orang yang memiliki pola tidur buruk lebih mudah terserang infeksi seperti flu atau pilek. Dalam jangka panjang, daya tahan tubuh yang menurun dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap berbagai penyakit lain.

Baca Juga: Waspada! Asma pada Usia Dewasa Bisa Tingkatkan Risiko Demensia, Ini Penjelasannya

5. Menurunkan Daya Ingat

Saat tidur, otak memproses dan menyimpan informasi baru ke dalam memori jangka panjang. Kurang tidur mengganggu proses ini sehingga seseorang menjadi lebih mudah lupa. Gejala yang sering muncul antara lain kesulitan mengingat hal penting, mudah terselip barang, hingga menurunnya kemampuan belajar. Gangguan ingatan yang berlangsung lama dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan produktivitas kerja maupun belajar.

6. Menghambat Kemampuan Berpikir Jernih

Gangguan tidur dapat menurunkan kemampuan mengambil keputusan, mengurangi fokus, dan memperlambat respon otak terhadap informasi baru. Akibatnya, seseorang menjadi lebih sulit berpikir jernih dan kurang efektif dalam menyelesaikan tugas yang membutuhkan konsentrasi tinggi.

7. Menurunkan Gairah Seksual

Gangguan tidur dapat menurunkan kadar hormon seksual, termasuk testosteron pada pria. Pada penderita sleep apnea, penurunan kadar testosteron cukup signifikan akibat terganggunya pernapasan saat tidur. Kondisi ini menyebabkan menurunnya libido baik pada pria maupun wanita, sehingga berdampak pada hubungan intim dengan pasangan.

Baca Juga: Waspadai Asma pada Anak: Kenali Gejala, Pemicu, dan Cara Penanganannya

8. Mengganggu Kesuburan

Bagi pasangan yang sedang merencanakan kehamilan, kualitas tidur menjadi faktor yang tidak boleh diabaikan. Gangguan tidur dapat mempengaruhi produksi hormon reproduksi, baik pada pria maupun wanita. Jika dibiarkan, hal ini dapat mengurangi peluang kehamilan karena terganggunya proses ovulasi maupun kualitas sperma.

Editor : Emi Amelia

Tags :
BERITA TERKAIT