SUKABUMIUPDATE.com - Musim hujan sering kali menjadi masa yang cukup berat bagi kesehatan anak. Cuaca yang lebih dingin, udara lembab, serta berkurangnya paparan sinar matahari membuat daya tahan tubuh anak lebih mudah menurun. Tak heran jika banyak orang tua mengeluhkan anak menjadi lebih sering rewel, lemas, atau mengalami kondisi yang biasa disebut sebagai masuk angin.
Di masyarakat Indonesia, masuk angin bukanlah istilah medis. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan kumpulan keluhan ringan yang sering muncul bersamaan, seperti demam ringan, menggigil, badan pegal, perut kembung, sering sendawa, nafsu makan menurun, hingga anak tampak tidak enak badan.
Meski terdengar sepele, kondisi ini tetap perlu diperhatikan, terutama saat terjadi berulang pada anak di musim hujan.
Mengapa Anak Rentan Masuk Angin Saat Musim Hujan?
Banyak orang mengira masuk angin pada anak terjadi karena terlalu sering kehujanan atau terkena angin dingin. Padahal, faktor utamanya bukan semata-mata angin atau hujan, melainkan menurunnya daya tahan tubuh.
Baca Juga: Wali Kota Sukabumi Bahas Penurunan Belanja Pegawai dengan MenPAN RB
Saat musim hujan, paparan sinar matahari cenderung berkurang. Kondisi ini dapat mempengaruhi produksi vitamin D dalam tubuh, padahal vitamin D berperan penting dalam menjaga sistem imun anak.
Jika daya tahan tubuh menurun, anak menjadi lebih mudah terserang infeksi virus ringan yang menimbulkan berbagai keluhan yang dikenal sebagai masuk angin.
Selain itu, perubahan cuaca juga sering mempengaruhi pola tidur dan aktivitas anak. Anak bisa kurang istirahat, jarang bergerak, atau justru kelelahan karena aktivitas sekolah. Pola makan yang tidak terjaga, kurang minum air putih, serta kebiasaan jajan sembarangan juga dapat memperbesar resiko masuk angin pada anak.
Gejala Masuk Angin pada Anak
Gejala masuk angin pada anak bisa berbeda-beda, tergantung kondisi tubuh dan daya tahan masing-masing. Namun, beberapa keluhan yang paling sering muncul antara lain badan terasa hangat atau menggigil, pegal-pegal, perut kembung, sering buang angin, mual ringan, mudah lelah, sakit kepala, hingga nafsu makan yang menurun. Pada beberapa anak, masuk angin juga dapat disertai diare ringan atau pilek.
Baca Juga: Bojan Hodak Puji Performa Ramon Tanque di Lini Serang Persib
Umumnya, kondisi ini bersifat ringan dan dapat membaik dengan sendirinya jika anak cukup beristirahat dan mendapatkan perawatan sederhana di rumah.
Cara Mencegah Masuk Angin pada Anak di Musim Hujan
Pencegahan masuk angin pada anak sebaiknya difokuskan pada menjaga daya tahan tubuh. Orang tua dapat melakukan beberapa langkah sederhana namun efektif, seperti memastikan anak cukup minum air putih setiap hari, meski cuaca terasa dingin. Cairan yang cukup membantu menjaga fungsi tubuh tetap optimal.
Selain itu, pastikan anak mendapatkan waktu tidur yang cukup sesuai usianya. Tidur yang berkualitas sangat penting untuk memulihkan tubuh dan memperkuat sistem imun. Orang tua juga disarankan memberikan makanan bergizi seimbang, termasuk sayur dan buah yang kaya vitamin dan mineral.
Membiasakan anak mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, setelah dari kamar mandi, dan setelah beraktivitas di luar rumah juga sangat penting untuk mencegah penularan virus. Saat cuaca dingin, kenakan pakaian hangat atau jaket agar tubuh anak tetap nyaman. Aktivitas fisik ringan di dalam rumah tetap perlu dilakukan agar tubuh anak tidak lemas dan sirkulasi darah tetap baik.
Kapan Orang Tua Perlu Waspada?
Meski masuk angin pada anak umumnya tidak berbahaya, orang tua tetap perlu waspada jika keluhan tidak kunjung membaik atau justru semakin berat. Jika anak mengalami demam tinggi, muntah terus-menerus, nyeri dada, sakit kepala hebat, sulit makan dan minum, atau tampak sangat lemas, sebaiknya segera periksakan ke dokter.
Baca Juga: Riset: Kenaikan Gaji Pekerja di Indonesia akan Melambat di 2026
Dengan pemahaman yang tepat dan pencegahan sejak dini, orang tua dapat membantu anak tetap sehat dan aktif meski musim hujan sedang berlangsung.
Sumber: alodokter
Editor : Emi Amelia