Sukabumi Update

Waspadai Zat Kimia Berbahaya pada Pakaian, Kesehatan Taruhannya

SUKABUMIUPDATE.com - Ada yang perlu Anda ketahui bahwa beberapa jenis pakaian mengandung bahan-bahan kimia yang aneh. Bahan kimia ini dapat menembus kulit dan secara terus-menerus akan terserap.

Apa pun yang menempel pada kulit akan masuk ke dalam tubuh. Jika memakai pakaian yang dilapisi bahan kimia beracun, kemungkinan bahan kimia akan menyerap melalui kulit dan tubuh akan memprosesnya.

Sementara itu, belum ada bukti yang menghubungkan racun dalam pakaian akan berdampak langsung pada masalah kesehatan. Hasil studi yang ada cukup menggelisahkan, beberapa bahan kimia dalam pakaian dapat menyebabkan kanker pada tikus, juga bagi para pekerja yang bekerja sepanjang hari.

Dalam jangka pendek, bahan kimia ini dapat menyebabkan reaksi alergi dan iritasi. Misalnya, formaldehida, yang sering ditemukan pada bahan yang mengklaim tidak mudah kusut. Menurut laporan dari National Industrial Chemicals Notification and Assessment Scheme, formaldehida dalam pakaian dapat menimbulkan iritasi mata dan hidung, juga reaksi alergi pada kulit.

Dalam laporan Greenpeace tahun 2012 yang berjudul "Threads Toxic: The Big Mode Stitch-Up," ditegaskan bahwa merek besar, seperti Zara, Levi's, Mango, Calvin Klein, dan H&M, membuat dan menjual pakaian yang mengandung bahan kimia berbahaya. Berikut ini daftar bahan kimia berbahaya yang ada dalam pakaian, seperti dilansir Huffington Post.

#Akrilik
Akrilik mengandung dimetilformamida, yang menurut Centers for Disease Control and Prevention, setelah berinteraksi langsung dengan kulit dapat menyebabkan kerusakan hati dan efek kesehatan yang merugikan. Efek ini telah menyebabkan orang-orang yang memproduksi kain akrilik harus memakai pakaian pelindung dalam proses pembuatannya.

#Pewarna azo 
Ini adalah zat warna sintetis yang sangat umum digunakan untuk mewarnai pakaian, kulit, dan tekstil. Zat ini juga melepaskan amina, senyawa yang berasal dari amonia, yang meningkatkan risiko kanker kandung kemih di kalangan pekerja pabrik pewarna di Jerman. Sebaiknya, cari produk yang dibuat dengan pewarna alami.

#Phthalates 
Phthalates paling sering digunakan oleh produsen pakaian, biasanya ditemukan pada baju seperti jas hujan plastik, kulit buatan, dan pakaian tahan air. Phthalates adalah pengganggu endokrin dan mempunyai efek yang merugikan reproduksi pada hewan pengerat jantan. International Agency for Research on Cancer (IARC) belum menentukan apakah phthalates bersifat karsinogenik bagi manusia.

#Nanosilver 
Nanosilver digunakan sebagai agen antimikroba untuk menghambat bakteri penyebab bau di pakaian. Penelitian awal pada tikus laboratorium telah menemukan bahwa nanopartikel perak bisa masuk ke otak dan membunuh sel-sel otak dari waktu ke waktu. Penilaian risiko untuk bayi yang mengunyah pada kain dengan nanosilver mungkin bisa mengakibatkan paparan berbahaya, tetapi belum diuji secara menyeluruh untuk mengumpulkan apakah itu benar dari semua kasus atau dari paparan berbahaya.

Apa pun yang mengklaim bahan statis, tahan noda, tahan api, atau bebas kerut biasanya mengandung formalin, bahan kimia perfluorinated (PFC) seperti Teflon, etoksilat nonilfenol (NPEs) dan nonylphenols (NP), atau triclosan, menurut The IFD Council. NPEs dan NP yang diserap melalui kulit dan telah terbukti berhubungan dengan efek reproduksi dan perkembangan pada hewan pengerat, meskipun studi pada manusia tidak dapat disimpulkan.

tudi pada pekerja pabrik yang terpapar triklosan menunjukkan bahwa paparan teratur dapat menyebabkan risiko kanker meningkat. Ada banyak kain lain yang tidak mengandung bahan kimia berbahaya, seperti katun, sutra, wol organik, rami, alpaka, angora, kasmir, mohair, rami, dan aluyot. Meski bahan kimia dipastikan juga dapat ditemukan kain-kain tersebut, tapi kandungannya tidak terlalu banyak.

Sumber: Tempo

Editor : Ardi Yakub

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI