Sukabumi Update

Hati-hati, 3 Kebiasaan Ini Tingkatkan Risiko Demam Berdarah

SUKABUMIUPDATE.com - Demam berdarah sedang marak di berbagai daerah di Indonesia. Kementerian Kesehatan memperkirakan, perkembangan nyamuk aedes aegypti penyebab penyakit ini harus diwaspadai hingga akhir bulan Februari.

Hingga saat ini, pasien demam berdarah terus meningkat. Di Jakarta saja, jumlah pasien demam berdarah mencapai 800 orang. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Anung Sugihantono, pada 4 Februari 2019, mengimbau masyarakat untuk mewaspadai tiga penyebab penyakit ini. Apa saja penyebabnya? 

1. Mengabaikan genangan air

Menurut Anung, karena perubahan iklim, musim hujan pada 2018 telah bergeser hingga setidaknya akhir Februari 2019. Oleh karena curah hujan yang tinggi hingga akhir Februari, ia mengimbau masyarakat berjaga-jaga karena banyaknya genangan air yang diciptakan oleh hujan. Genangan air ini menjadi sarang bagi nyamuk untuk berkembang biak. Anung pun menyarankan untuk menguras habis genangan air yang ada di sekitar rumah dan daerah Anda.

2. Lalai memberantas sarang nyamuk 

Pemberantasan sarang nyamuk atau PSN yang diabaikan masyarakat dapat membuat rentan terjangkit demam berdarah. Oleh karena itu, Anung berpesan agar masyarakat tidak meremehkan PSN. Cara yang sangat mudah, yaitu 3M Plus alias menguras, menutup dan mendaur ulang. Plus sendiri dimaksudkan dengan segala bentuk pencegahan ekstra berupa menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan dan menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk pada kulit.

3. Menumpuk pakaian kotor

Selain genangan air, nyamuk juga sangat senang menghinggapi tumpukan baju kotor. Selain menjadi tempat favorit nyamuk akibat aroma tubuh manusia yang diserap baju tersebut, baju kotor juga menjadi tempat berkembang biaknya. Oleh karena itu, Anung menghimbau agar masyarakat selalu menjaga kebersihan, khususnya dalam mencuci seluruh pakaian kotor dengan bersih dan menyimpannya di tempat tertutup.

Sumber: Tempo

Editor : Ardi Yakub

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI